Indef: Indonesia Perkuat Ketahanan Nasional Lewat Swasembada Pangan dan Energi

Jakarta — Pemerintah terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan dan energi sebagai pilar utama ketahanan nasional. Strategi ini dinilai sebagai keniscayaan mengingat Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah, baik di sektor pertanian maupun energi, termasuk energi terbarukan.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Muhammad Rizal Taufiqur, menegaskan bahwa urgensi mewujudkan swasembada pangan dan energi sangat penting. Menurutnya, keberhasilan memenuhi kebutuhan pangan dan energi dalam negeri serta kemampuan mengekspor surplus produksi akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara signifikan.

“Swasembada pangan dan energi itu mencerminkan kemandirian suatu negara. Jika kebutuhan dalam negeri tercukupi dan kita mampu mengekspor, maka secara langsung itu akan menggerek Produk Domestik Bruto (PDB) nasional,” ujarnya.

Rizal menyoroti bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap nasib petani dan pembangunan pertanian. Hal ini tercermin dari komitmen pemerintah dalam memperluas akses pangan bagi masyarakat serta memperkuat fondasi pertanian nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Dari sisi potensi, Indonesia masih memiliki hampir 7 juta hektar lahan sawah serta lahan sub-optimal seperti rawa yang belum tergarap maksimal. Keanekaragaman hayati pangan Indonesia juga dinilai sangat tinggi, baik dari sisi beras maupun non-beras seperti sagu dan sorgum. Selain itu, komoditas strategis seperti jagung, kedelai, dan gula menyimpan potensi produksi yang besar untuk dikembangkan secara maksimal.

Lebih lanjut, Rizal menekankan pentingnya regenerasi petani melalui pendekatan teknologi dan inovasi. Bonus demografi harus dimanfaatkan untuk mendorong munculnya petani-petani muda yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan menguasai teknologi pertanian modern.

Di sektor energi, Indonesia juga menyimpan kekayaan luar biasa, khususnya pada energi terbarukan. Negara ini merupakan salah satu produsen biodiesel terbesar di dunia. Potensi bioethanol dari tebu maupun sorgum, energi laut dari arus dan panas laut (ocean thermal), serta cadangan gas alam dan LNG menjadi kekuatan besar yang jika dioptimalkan, dapat menggantikan ketergantungan pada bahan bakar impor.

Rizal menyebutkan bahwa pemerintah sebenarnya telah memiliki roadmap dan strategi yang cukup jelas dalam mengarahkan program swasembada pangan dan energi. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada konsistensi implementasi di lapangan, pengawasan yang ketat, serta keberanian politik untuk menindak pihak-pihak yang menghambat kemajuan program tersebut.

“Pemerintah perlu bertindak tegas terhadap mafia pangan dan oknum birokrat nakal yang merusak sistem. Dengan ketegasan dan sinergi semua pihak, saya yakin kemandirian pangan dan energi bisa tercapai, dan Indonesia bisa berdiri di atas kaki sendiri,” tutupnya.

Upaya ini juga membutuhkan dukungan aktif dari masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan lintas sektor. Dengan sinergi nasional yang kuat, potensi besar Indonesia dapat diubah menjadi kekuatan riil yang mendorong kesejahteraan dan memperkokoh ketahanan nasional di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *