Menkes: Vitiligo Bukan Penyakit Memalukan
Bandung: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyakit vitiligo bukanlah penyakit yang berbahaya. Meski demikian, ia mengingatkan pasien vitiligo rentan depresi.
“Prevalensi global vitiligo yaitu sekitar 0,5 persen sampai dua persen. Ini bukan penyakit berbahaya tapi memberi dampak emosional yang membahayakan,” kata Menkes Budi Gunadi dalam keterangan resminya kepada awak media, Sabtu (14/6/2025).
Menkes-pun menekankan pentingnya masyarakat harus mendukung pasien tersebut agar bisa tetap hidup aktif secara sosial. Kolaborasi multidisiplin mulai dari dokter kulit hingga dukungan keluarga, kata Menkes, bisa mengoptimalkan perawatan pasien vitiligo.
“Kuncinya bagi pasien adalah penerimaan diri. Ingat warna kulit kita tidak menentukan kecantikan kita. jadi beda itu cantik,” ujarnya.
Dikutip dari berbagai sumber, vitiligo merupakan penyakit kelainan kulit. Vitiligo adalah kondisi yang terjadi ketika kulit tidak dapat memproduksi melanin atau senyawa yang menentukan warna kulit.
Terjadinya vitiligo disebabkan oleh matinya sel melanosit yang bertugas memproduksi warna pada kulit. Penyebab matinya sel tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Seperti genetik atau keturunan, penyakit autoimun, dan faktor eksternal seperti terbakar sinar Matahari, atau bahan kimia. Bila gejala awal dapat terdeteksi dan segera mendapatkan penanganan yang tepat, penyakit ini dapat dicegah untuk berkembang.