PBB Peringatkan Krisis Kelaparan di 13 Negara

Jakarta: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan krisis kelaparan semakin memburuk di 13 titik panas di seluruh dunia. Gaza, Sudan, Sudan Selatan, Haiti, dan Mali menjadi wilayah dengan risiko kelaparan paling mendesak.

Melansir Reuters, Selasa (17/6/2025), PBB memperingatkan kondisi ini akan semakin parah jika tidak ada intervensi kemanusiaan segera. Peringatan ini disampaikan dalam laporan bersama terbaru dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP).

Laporan tersebut menyoroti meningkatnya ancaman kelaparan akibat konflik bersenjata, guncangan ekonomi, serta bencana terkait iklim. Laporan bertajuk “Titik Panas Kelaparan” tersebut memproyeksikan bahwa krisis pangan akan terus memburuk dalam lima bulan ke depan.

FAO dan WFP mendesak adanya investasi serta bantuan segera untuk memastikan pengiriman bantuan pangan tetap berjalan. Saat ini, bantuan kemanusiaan sangat terganggu oleh situasi keamanan yang buruk dan kekurangan pendanaan.

Direktur Eksekutif WFP, Cindy McCain, menyatakan laporan ini merupakan “peringatan merah”. Ia menegaskan, dunia sudah mengetahui di mana kelaparan meningkat dan siapa yang paling terancam.

“Tanpa pendanaan dan akses kemanusiaan, kami tidak bisa menyelamatkan nyawa,” ujarnya. Menurut standar internasional, wilayah dinyatakan mengalami kelaparan jika minimal 20 persen penduduknya kekurangan pangan ekstrem.

Selain itu sekitar 30 persen anak-anak mengalami malnutrisi akut. Selanjutnya, dua dari setiap 10.000 orang harus meninggal setiap hari akibat kelaparan atau penyakit terkait.

Di Sudan Selatan, laporan menyebutkan sebanyak 7,7 juta orang dalam kondisi krisis pangan. Dimana sekitar 63.000 di antaranya dalam kondisi menyerupai kelaparan.

Di Gaza, operasi militer Israel dan blokade yang terus berlanjut telah membuat 2,1 juta orang mengalami ketahanan pangan akut. Hampir setengah juta dari mereka diperkirakan akan menghadapi kelaparan pada akhir September jika situasi tidak berubah.

Di Haiti, saat ini, sekitar 8.400 orang telah mengalami kelaparan yang bersifat bencana. Di Mali, konflik berkepanjangan dan melonjaknya harga biji-bijian menempatkan sekitar 2.600 orang dalam risiko kelaparan sebelum akhir Agustus.

Selain lima negara utama tersebut, PBB juga mencatat Yaman, Republik Demokratik Kongo, Myanmar, dan Nigeria masih menghadapi krisis pangan. Negara-negara ini berada dalam tingkat kekhawatiran tinggi menurut laporan terbaru.

Meski situasi memburuk di banyak negara, laporan juga mencatat adanya perbaikan di sejumlah wilayah. Ethiopia, Kenya, dan Lebanon menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam penanganan ketahanan pangan.

Karena itu, ketiganya dikeluarkan dari daftar titik panas kelaparan FAO dan WFP. Namun, secara keseluruhan, dunia masih menghadapi tantangan besar dalam mengatasi kelaparan akut yang terus meluas di berbagai belahan dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *