Pengalaman Menyaksikan Langsung Party-nya Orang Palembang

Di sebuah daerah, di perbatasan Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin, saya menyaksikan sendiri party-nya orang Palembang. Absurd!

Aroma citrus menyembur dari balik jaket kulit yang dipakai Reza. Rambut klimisnya sama lurus dengan skinny jeans hitam, membalut kakinya yang ramping. Rapi keseluruhan tanpa kusut sedikit saja. Malam minggu itu dia siap bertandang ke sebuah hajatan di sebuah daerah di Palembang.

Belum separuh tubuhnya keluar dari pintu mobil, dia berteriak memanggil saya yang masih tergeletak di sekretariat UKM kampus kami. Dia memaksa saya untuk ikut.

Empat ajakan sebelumnya sudah saya tolak. Ini kali kelima dia ingin saya menyaksikan sendiri bagaimana party-nya orang Palembang. Malam itu sekret memang lebih sepi dari biasanya. Daripada melewati malam yang bosan, ikut Reza mungkin ide bagus.

Party favorit masyarakat Sumatera

Reza mendapatkan info perhelatan akbar itu dari status Facebook. Musik jedag-jedug akan memeriahkan sebuah acara pernikahan. Siapa yang menikah? Tentu Reza tidak tahu. Selama unit musik ini menyampaikan kabar kedatangannya, masyarakat akan berduyun menagih hiburan.

Genre EDM dengan remix lagu-lagu populer memang jadi favorit masyarakat Sumatera kebanyakan, salah satunya Palembang. Skena ini sudah terbentuk sejak lama dan melebarkan penikmatnya hingga lintas usia. Remaja, dewasa, orang tua, hingga anak-anak tak jarang terlihat di lantai dansa. Seperti koplo dan biduannya di Jawa, Sumatera punya house music dan female disk jockey atau sering disingkat FDJ.

Persiapan matang sebelum berpesta

Pukul 20:00 WIB kami membelah Jl. Kolonel H. Barlian yang padat. Waktu itu jalur LRT yang membentang dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin hingga ke kompleks olahraga Jakabaring sedang dibangun. Reza tak mampu menutupi raut gelisahnya. Ingin segera sampai ke lokasi karena khawatir jika melewatkan acara puncak.

Kegelisahan itu juga dipengaruhi oleh whisky KW berbotol gepeng yang sedikit dia tenggak sebelum berangkat. Reza memang selalu mempersiapkan segala sesuatunya untuk malam seperti ini. Stamina yang fit, tampilan yang rapi, mobil bersih plus bensin yang penuh, dan pil yang dia telan sesampainya kami di lokasi parkir hajatan. Hajatan itu ada di daerah perbatasan Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin.

Basa-basi dia menawarkan pil merah jambu bergambar Mickey Mouse itu pada saya. Basa-basi saja karena dia sudah tahu bahwa saya akan menolak. Lagipula niat Reza mengajak saya karena ia butuh orang dengan kesadaran penuh. Tentu untuk menjaganya dari hal-hal yang tidak diinginkan. Entah itu potensi konflik dengan pengunjung lain, atau dari dirinya sendiri yang tidak bisa dikontrol. Bahaya kalau terlalu “tinggi”.

Obat yang akrab disebut inex atau pil koplo ini adalah kandungan senyawa kimia bernama metilendioksimetamfetamin. Euforia dan rasa percaya diri tinggi akan dirasakan si pemakai dalam 3-4 jam setelah mengkonsumsinya.

Di jam-jam itu, detak jantung dan pernapasannya melesat, hingga mengatupkan rahangnya dan menggertakan gigi. Terasa kesemutan dan nyeri otot di bagian tertentu. Makanya, minyak angin atau Freshcare jadi starterpack wajib. Ini dibutuhkan untuk mengoles leher mereka yang akan bergeleng sepanjang malam.

Wangi citrus Reza sudah bercampur Freshcare bahkan sejak kami berjalan menuju kerumunan. Musik sudah menghentak dengan tempo dan volume tinggi.

Dunia gemerlap sekaligus gelap

Acara itu dihelat di halaman berukuran 1/3 lapangan sepak bola. Tepat di sebelah rumah pemilik hajat yang pagi tadi menggelar akad dan resepsi. Sebuah lahan datar di lingkungan permukiman, tidak jauh dari rumah-rumah warga lainnya. Selain tenda, kursi, dan dan panggung yang biasa kita temukan di sebuah perayaan pernikahan, terlihat juga lapak alkohol berjejer di sekitaran lokasi.

Benar saja. Golongan usia remaja, dewasa, orang tua, hingga anak-anak mengisi daftar ratusan pengunjung. Beberapa dari mereka hanya menyaksikan dari sudut. Yang lainnya sudah oleh hanyut oleh irama house music. Tidak bisa diganggu.

MC yang sesekali mengiringi vokal dan memandu acara sebetulnya cukup mengganggu. Kalau nonton dangdut koplo dan menemukan penabuh simbal yang kerap nyeletuk di tengah lagu dan memberi pesan-pesan lucu, nah peran MC di hajatan Palembang kurang lebih sama. Namun dengan porsi nyeletuk yang lebih sering dengan candaan yang garing.

Kalau mengetik kata kunci “DJ Palembang” di kolom pencarian TikTok, kalian akan menyaksikan pemandangan yang kurang lebih ada di depan mata saya malam itu. Bass mengentak dari speaker full-range yang berbaris di sebelah panggung. Pendar lampu spotlight yang berputar ke segala penjuru. Juga ratusan kepala yang tidak berhenti bergerak mengikuti tempo lagu. Entah cuma digerakan oleh musik atau zat kimia yang mungkin mereka konsumsi.

Pesta jadi salah satu media penyebaran narkoba?

Saya bukan pemakai inex dan semacamnya. Tapi dari teman-teman macam Reza saya mampu membedakan. Mana orang yang bergoyang karena musik plus alkohol atau narkoba, dan mana yang bergoyang cuma karena musik. Tidak dalam pengaruh apa pun. Alias polosan.

Mulut Reza mulai tak bisa berhenti berbicara karena efek pil. Kami sibuk membincangkan seorang anak-anak yang jaraknya tidak jauh dari kami. Seorang bocah umur sekitar 12-14 tahun. Dengan posisinya duduk di kursi, badan tegak sambil bergeleng, wajah memerah, dan rahangnya mengeras. Tidak salah lagi, sudah pasti mengonsumsi narkoba.

Saya heran, entah dari mana barang itu didapatkan anak SD atau SMP. Tapi seketika sadar bahwa tanah yang saya pijak adalah Palembang. Saya jadi teringat kisah dari sebuah desa di kabupaten lain.

Di sana, hidup warga amat bergantung dengan sabu-sabu. Kristal putih itu sudah melekat ke sendi-sendi kehidupan masyarakatnya. Tidak ada hari tanpa “menggoreng” metamfetamin. Bapak dan anaknya yang masih sekolah sudah terbiasa join barang haram ini sehari-hari. Sebuah kisah epik plus gaya parenting yang unik. Jadi wajar kalau sekadar pil warna-warni bergambar kartun mudah didistribusikan ke berbagai golongan usia.

Tapi saya pikir, datang ke sini bukan untuk jadi polisi moral buat bocah yang sedang asyik itu, kok. Biarkan mereka menikmati musik dengan kesadarannya yang lepas landas. Bersama anak-anak ini, saya cuma perlu optimis menyambut Indonesia Emas 2045.

Masyarakat Palembang dan hiburannya yang dipaksa berpisah

Akhirnya, polisi membuat gebrakan. Tepatnya di Agustus 2023. Kapolrestabes Palembang mengeluarkan surat larangan memainkan house music di semua hajatan.

Skena musik satu ini dapat mengganggu ketenteraman dan ketertiban masyarakat. Katanya. “Larangan memainkan musik remix ini upaya untuk menekan peredaran narkoba di wilayah Sumsel,” lanjut Pak Kapolres lagi.

Bagi yang melanggar aturan akan dipidana kurungan 3 bulan dan denda sebesar 5 juta rupiah. Wow. Apakah sudah saatnya kita ucapkan “Bravo Kepolisian Indonesia”? Tentu saja belum. Tidak usah.

Nyatanya, penyebaran narkoba, khususnya ekstasi di Palembang belum mampu ditekan sepenuhnya. Melarang musik remix di hajatan demi menekan peredaran narkoba sama saja dengan mengambil segenggam salju dari gunung es yang hanya muncul di permukaan.

Terus, apa solusi yang tepat? Ya ndak tahu. Harusnya sih polisi dan BNN paling paham soal ini. Dalam upaya memberantas peredaran narkoba, mereka punya sumber daya paling mumpuni. Namun, menuding musik sebagai faktor utama distribusi narkoba adalah bentuk kemalasan berpikir.

Pengalaman seru di Palembang yang cukup dirasakan sekali

Di sini, seluruh lapisan masyarakat melebur. Menanggalkan semua masalah hidupnya di rumah. Tidak ada tekanan kerja dari kantor. Lupakan hasil panen yang kurang memuaskan. Jangan ingat gebetan yang tak kunjung memberi kepastian.

Sudah dua jam berlalu. Orang-orang datang dan pergi, kerumunan masih padat. Efek obat pada Reza sudah bekerja penuh.

Sepertinya dia sudah lupa bahwa ada saya yang menemaninya. Saya yang cuma menenggak whisky palsu berusaha menikmati suasana juga. Memerhatikan visual dari panggung dan efek psikedelik dari lampu-lampu yang berputar. Perempuan di balik alat DJ juga terlihat piawai me-remix lagu. Entah dia remix sendiri di panggung itu atau cuma memainkan lagu yang sudah diracik sebelumnya.

Ketika saya ikut menyanyikan satu lagu hits Indonesia berjudul “Separuh Aku” dari Noah, terjadi sedikit gesekan dari penonton. Beruntung, konflik itu tidak mengganggu jalannya pesta. Langsung cepat ditangani centeng lokal. Keributan macam ini memang sering terjadi di banyak hajatan. Tidak sedikit yang keos sampai harus menyetop jalannya hajatan.

Tapi Reza masih belum peduli dengan sekitarnya. Hingga pukul 23:30 dia terlihat sedikit kepayahan. Nafasnya tersengal, lebih cepat dari sebelumnya. Tanda-tanda kalau efek si kecil merah jambu itu akan turun.

Tapi Reza sudah cakap dalam urusan seperti ini. Yang ia butuhkan cuma menjauh dari kerumunan, sebab emosinya akan sulit dikontrol.

Saya menuntunnya berjalan ke mobil lalu mengambil alih stir. Dalam perjalanan, kondisi Reza sudah membaik. Pengaruh pil hampir sepenuhnya berhenti. Kami tertawa sepanjang jalan membahas bocah “tinggi” tadi. Dan sudah saya sampaikan ke Reza, tidak ingin menyaksikan pemandangan itu lagi.

Penulis: Razi Andika

Editor: Yamadipati Seno

Masyarakat Wajib Hormati Penetapan Hasil Pilkada

Jakarta – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 telah berlangsung dengan lancar, dan kini saatnya bagi seluruh masyarakat untuk menghormati keputusan tersebut sebagai bagian dari komitmen tiap warga negara terhadap prinsip demokrasi yang sehat. Menyikapi hal ini, sejumlah tokoh mengingatkan untuk menjaga kedamaian di Tengah perbedaan pilihan demi kemajuan bangsa.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan, KH. Imron Mutamakkin, mengatakan pihaknya menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada seluruh penyelenggara pemilu baik KPU, Bawaslu dan jajarannya hingga tingkat TPS yang telah menyelenggarakan Pilkada Serentak 2024 dengan sukses tanpa ekses

“Kami keluarga besar Nahdhatul Ulama menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak mulai dari penyelenggara pemilu hingga aparat keamanan termasuk Forkopimda khususnya kepada TNI/Polri yang terus menjaga sehingga pilkada bisa berjalan sukses, aman, dan damai,” ungkap KH Imron.

Menurutnya, hasil pilkada merupakan proses yang telah melalui berbagai tahapan yang sah secara hukum, maka harus disadari bahwa Pilkada adalah refleksi dari suara rakyat yang hasilnya patut dihormati.

“Setelah hasil ditetapkan, tidak ada lagi ruang untuk perselisihan yang bisa merusak stabilitas sosial. Masyarakat harus menghormati keputusan ini, karena hanya dengan demikian kita dapat memastikan bahwa demokrasi berjalan dengan baik,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Polda Kalteng, Irjen Pol Drs. Djoko Poerwanto mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan situasi yang damai dengan menghormati penetapan hasil Pilkada. Pihaknya juga mengapresiasi atas lancarnya proses pemungutan suara yang berjalan dengan baik tanpa ada hambatan.

“Saya ucapkan terima kasih atas kerja sama seluruh pihak terutama personel pengamanan dari TNI Polri, sehingga proses pemungutan suara berjalan dengan lancar dan aman,” tuturnya.

Lebih dalam, Djoko juga menghimbau kepada seluruh pihak untuk menghormati hasil dari proses demokrasi yang telah dilaksanakan.

“Mari kita bersama-sama untuk bijak menerima informasi dan berusaha menghilangkan post truth atau informasi yang belum jelas kebenarannya. Apapun hasilnya kita tunggu keputusan dan penetapan Pilkada dari pihak penyelenggara KPU,” imbaunya.

Seruan serupa datang dari Ketua KPU Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Hadi Prayitno. Hadi mengajak masyarakat Situbondo untuk menghormati penetapan hasil Pilkada Serentak 2024.

“Kami telah melakukan tahapan Pilkada sesuai dengan yang diatur dalam regulasi. Maka dari itu, semua pihak harus menghormati dan menerima hasil dari Pilkada,” tegas Hadi.

Dengan mengedepankan kedamaian dan saling menghormati, bisa ditunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang mampu menjaga kerukunan meskipun berbeda pilihan. Menjaga stabilitas politik adalah tanggung jawab bersama sebagai warga negara yang cinta damai dan demokratis.

Ormas Ajak Semua Elemen Masyarakat Kembali Bersatu Pasca Pilkada 2024

Oleh : Herman Aditya )*

Pasca Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, saatnya memasuki fase penting dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Pilkada yang berlangsung di berbagai wilayah telah usai, dan hasilnya kini menjadi bagian dari sejarah. Meskipun setiap Pilkada selalu membawa dinamika yang cukup intens, namun saatnya kini bagi kita semua untuk menatap masa depan yang lebih baik, lebih damai, dan lebih bersatu. Dalam konteks inilah, Ormas memiliki peran yang sangat strategis, yaitu mengajak masyarakat dan semua pihak untuk kembali bersatu demi membangun Indonesia yang lebih maju.

Ormas memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak persatuan dan kesatuan pasca-Pilkada. Sebagai organisasi yang ada di tengah masyarakat, ormas memiliki kedekatan dan pengaruh yang besar terhadap setiap lapisan masyarakat, baik itu kelompok pemuda, tokoh agama, atau warga biasa. Oleh karena itu, ormas memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga keharmonisan sosial dengan mengedepankan semangat kebersamaan pasca pesta demokrasi.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), Riyan Betra Delza, mengatakan setelah pelaksanaan Pilkada 2024, diharapkan semua pihak agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Hal tersebut penting agar kondusivitas ditengah masyarakat tetap aman dan terjaga.

Penting untuk disadari bahwa meskipun Pilkada telah selesai, perbedaan pilihan politik yang muncul selama proses pemilu tidak boleh menjadi pemecah belah. Setiap individu berhak memiliki pilihan politik sesuai dengan keyakinannya, dan perbedaan tersebut harus dihormati. Ormas berperan untuk mengingatkan masyarakat bahwa perbedaan politik adalah hal yang wajar dalam demokrasi, dan bukan alasan untuk saling bermusuhan atau menciptakan polarisasi. Dengan sikap saling menghormati dan mengedepankan kepentingan bersama, masyarakat dapat bergerak maju dengan lebih solid.

Selain itu, ormas juga dapat menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah. Pasca Pilkada, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh daerah-daerah, mulai dari perbaikan infrastruktur, peningkatan layanan publik, hingga pengembangan ekonomi lokal. Ormas dapat berperan sebagai mediator yang menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah daerah dan sebaliknya, membantu memastikan bahwa kebijakan yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Dalam konteks ini, ormas juga dapat mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya kolaborasi dengan pemerintah untuk mencapai tujuan bersama, serta memberikan dukungan dalam implementasi kebijakan yang ada.

Sementara itu, Ketua Ormas Adat Laskar Manguni Indonesia (LMI), Pdt Hanny Pantouw, mengatakan pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban (kamtibmas) pasca Pilkada serentak 2024. Kemudian pihaknya juga mengingatkan bahwa tanggung jawab keamanan bukan hanya semata tanggung jawab TNI dan Polri, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat.

Ormas juga memiliki peran penting dalam menyebarkan pesan perdamaian dan toleransi di tengah masyarakat. Pasca Pilkada, emosi dan ketegangan yang muncul akibat perbedaan pilihan politik seringkali mengarah pada polarisasi sosial. Oleh karena itu, ormas bisa menjadi agen perdamaian yang menyuarakan pentingnya hidup rukun dalam perbedaan. Melalui berbagai seminar, diskusi, atau kampanye positif yang diadakan oleh ormas, masyarakat dapat diajak untuk memahami pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kebersamaan sebagai dasar kuat untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Lebih jauh lagi, ormas juga bisa berperan dalam memperkuat rasa nasionalisme. Dalam setiap fase kehidupan berbangsa dan bernegara, rasa cinta tanah air dan persatuan harus terus dijaga dan dipupuk. Ormas bisa menjadi wadah untuk menumbuhkan kembali rasa kebersamaan yang berbasis pada rasa cinta terhadap Indonesia. Dengan menekankan pentingnya menjaga keutuhan bangsa, ormas turut mendukung proses pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Selain itu, ormas dapat membantu mengatasi tantangan yang mungkin timbul pasca Pilkada, seperti hoaks atau informasi yang menyesatkan. Di era digital saat ini, penyebaran informasi yang salah atau bias dapat dengan mudah mempengaruhi opini publik dan memperburuk kondisi sosial. Oleh karena itu, ormas perlu mengambil peran aktif dalam memberantas hoaks dengan memberikan informasi yang akurat dan edukatif kepada masyarakat. Dengan meningkatkan literasi media, ormas turut memastikan bahwa masyarakat tidak terjebak dalam informasi yang menyesatkan, yang justru bisa memperburuk polarisasi.

Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, KH. Rahmat Syafi’i, yang mengatakan pihaknya mengimbau masyarakat untuk menjaga kedamaian dan kembali kepada saling guyub pasca pelaksanaan Pilkada. Meskipun terdapat perbedaan pilihan dan dukungan terhadap pasangan calon, kita harus menghormati dan menunggu keputusan yang resmi dari pihak yag berwenang, sambil kita memperbaiki kembali hubungan antara sesama kita.

Secara keseluruhan, ormas memiliki peran yang sangat penting dalam mengajak masyarakat dan semua pihak untuk kembali bersatu setelah Pilkada 2024. Melalui peran aktifnya dalam menjaga persatuan, mengedukasi masyarakat, dan mempromosikan kolaborasi dengan pemerintah, ormas dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan siap membangun masa depan yang lebih baik. Dalam kerangka kebersamaan dan persatuan, kita akan dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada dan menciptakan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera bagi seluruh lapisan masyarakat.

)* Penulis adalah pengamat politik dalam negeri

Pemerintah Tingkatkan Kerja Sama ASEAN Perangi Perjudian Online Lintas Negara

JAKARTA – Perjudian online lintas negara telah menjadi perhatian serius di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Untuk mengatasinya, negara-negara ASEAN sepakat memperkuat kerja sama lintas negara dalam menanggulangi kejahatan transnasional ini.

Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, menjelaskan, Desk Pemberantasan Judi Online telah menetapkan tiga langkah prioritas, salah satunya adalah memperkuat koordinasi hukum lintas negara.

“Desk gabungan juga akan terus melakukan penegakan hukum dan penelusuran aliran keuangan judi online. Kita akan upayakan koordinasi hukum lintas negara dengan menyasar aktivitas pencucian uang untuk memudahkan penindakan,” ujar Budi Gunawan.

Selain itu, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Wahyu Widada, menyatakan bahwa langkah penelusuran aset (asset tracing) akan menjadi fokus utama dalam pemberantasan judi online.

Baru-baru ini, Dittipidsiber Bareskrim Polri menangkap salah satu buronan dalam kasus perjudian online internasional.

“Pelaku judi online yang kita kejar berhasil ditangkap di Filipina oleh otoritas setempat. Hari ini akan di-handing over ke Indonesia,” kata Wahyu Widada.

Buronan yang dimaksud adalah HS alias A, adapun A adalah pengelola situs judi online W88.

Situs tersebut beroperasi di Filipina dengan perputaran uang pada periode 2024 sebesar Rp 1 triliun.

Wahyu mengungkapkan peran HS dalam jaringan situs judi online W88 adalah menyediakan rekening deposit dan rekening withdraw untuk para pemain.

Untuk memperkuat pemberantasan, Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter) Polri, Inspektur Jenderal Krishna Murti, mengungkapkan bahwa Polri telah menjalin kerja sama strategis dengan Interpol.

“Polri telah menjalin kerja sama strategis dengan Interpol melalui pertemuan teknis Senior Officer Meeting Transnational Crime yang berlangsung di Laos,” jelas Krishna Murti.

Ia menambahkan, pembahasan kerja sama ini mencakup pertukaran informasi untuk mengidentifikasi, melacak, dan menindak pelaku judi online yang beroperasi di Indonesia.

Krishna juga menyebut bahwa kerja sama Polri tidak hanya terbatas pada Interpol, tetapi juga melibatkan kepolisian negara tetangga di Asia Tenggara.

“Kami bekerja sama dengan negara-negara tetangga untuk menindak tegas jaringan internasional perjudian online ini,” tegasnya.

Dengan kolaborasi lintas negara, pemerintah berharap dapat menekan aktivitas perjudian online, sekaligus menciptakan kawasan ASEAN yang lebih aman dan bebas dari ancaman kejahatan lintas negara. [*]

Judi Online sebagai Ancaman Moral dan Sosial di Komunitas Lokal

Oleh: Sadewa Lingga Hutama )*

Judi online kini menjadi salah satu masalah yang terus berkembang, mengancam tidak hanya perekonomian tetapi juga moral dan sosial di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Praktik ini menjadi ancaman yang nyata bagi stabilitas sosial dan kesatuan bangsa, mengingat dampaknya yang merusak nilai-nilai moral dan menyebabkan kerusakan dalam kehidupan keluarga serta komunitas.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk menangani masalah judi online, menyadari bahwa perjudian online bukan hanya sekadar persoalan ekonomi tetapi juga masalah mendalam yang berkaitan dengan karakter bangsa.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti, turut menyoroti maraknya fenomena judi online, khususnya di kalangan pelajar. Menurutnya, judi online tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga berdampak serius terhadap kesehatan mental para pelajar. Ketergantungan pada perjudian dapat mengganggu perkembangan psikologis mereka, merusak fokus belajar, dan menyebabkan peningkatan kecemasan serta stres.

Dampak dari judi online tersebut, menurutnya, dapat menyebabkan gangguan hubungan sosial yang lebih luas, menciptakan pola pikir yang salah tentang cara memperoleh uang dan merusak nilai-nilai positif yang seharusnya dimiliki oleh generasi penerus bangsa. Dengan data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) 2024 yang menyebutkan bahwa sekitar 440.000 pelajar Indonesia terpapar judi online, masalah ini menjadi semakin mendesak untuk segera diatasi.

Presiden Prabowo Subianto, dalam berbagai kesempatan, menegaskan bahwa judi online merusak bukan hanya perekonomian, tetapi juga moralitas dan peradaban bangsa. Pemerintah, dengan dukungan berbagai pihak, telah memulai berbagai langkah untuk menanggulangi dampak buruk yang ditimbulkan oleh perjudian ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satunya adalah melalui peluncuran program Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang dirancang untuk membentuk karakter anak bangsa.

Program Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini mencakup kebiasaan-kebiasaan sederhana namun fundamental seperti bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, dan belajar yang dapat membentengi generasi muda dari pengaruh negatif, termasuk judi online.

Tidak hanya dalam ranah pendidikan, pemerintah juga mengambil langkah konkret untuk memerangi judi online melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkomdigi). Direktur informasi dan komunikasi pembangunan manusia dan kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), Bambang Dwi Anggono, melalui PIC Pengelolaan Komunikasi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Lukman Taufiq menyampaikan bahwa judi online merupakan ancaman serius bagi generasi muda.

Melalui inisiatif yang melibatkan pemblokiran lebih dari 5,2 juta konten judi online sejak 2017, Kemkomdigi turut berperan aktif dalam memerangi akses ilegal yang merusak ini. Kemkomdigi juga membentuk kanal-kanal pelaporan seperti aduankonten.id dan cekrening.id yang memungkinkan masyarakat untuk melaporkan konten atau aktivitas yang mencurigakan. Langkah-langkah ini, meski belum sepenuhnya menghilangkan praktik judi online, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menciptakan ruang digital yang sehat dan aman.

Namun, pencegahan judi online tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat, lembaga pendidikan, dan media sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Lukman menekankan bahwa penting bagi masyarakat untuk terlibat dalam upaya ini, terutama dengan meningkatkan literasi digital.

Dengan begitu, masyarakat, khususnya generasi muda, dapat lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan menghindari jebakan-jebakan yang ada, termasuk judi online. Tanpa adanya pemahaman yang kuat tentang bahaya judi online, sulit bagi masyarakat untuk melindungi diri mereka dari ancaman ini.

Selain itu, dampak sosial dari judi online juga sangat besar. Ketergantungan pada judi bisa mendorong individu untuk mengambil langkah-langkah ekstrem, seperti meminjam uang secara ilegal melalui pinjaman online (Pinjol), yang akhirnya memperburuk kondisi finansial mereka dan meningkatkan risiko kemiskinan. Hal ini sering kali memicu pertengkaran dalam keluarga, menghancurkan hubungan yang seharusnya penuh kasih sayang dan saling mendukung.

Konflik-konflik yang sering kali dipicu oleh masalah keuangan, mengarah pada kerusakan sosial yang lebih luas, bahkan pada tingkat kriminalitas. Sebagai contoh, kebutuhan untuk membayar utang atau mengejar keuntungan dari judi sering kali mendorong individu untuk melakukan tindakan kriminal, seperti pencurian dan penipuan.

Di sisi ekonomi, uang yang seharusnya digunakan untuk kegiatan produktif malah beredar dalam aktivitas ilegal seperti judi online. Hal ini merugikan perekonomian secara lebih luas, karena uang yang berputar dalam ekonomi yang sah tidak dapat berkembang, sementara sektor ekonomi yang seharusnya lebih mendukung pertumbuhan nasional justru terganggu.

Menghadapi masalah yang begitu kompleks ini, pemerintah Indonesia perlu terus melanjutkan dan memperkuat langkah-langkah yang telah diambil. Penegakan hukum yang lebih tegas terhadap penyelenggara judi online, termasuk memutus jaringan keuangan yang mendukungnya, serta pemblokiran akses terhadap situs judi online harus diperkuat.

Pemerintah juga harus bekerja sama dengan bank dan aplikasi keuangan untuk menutup rekening yang digunakan untuk transaksi judi, serta memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan ini terlaksana secara efektif.

Pemerintah, dengan segala upaya yang dilakukan, harus mendapat dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat untuk menanggulangi ancaman serius judi online dan menciptakan Indonesia yang lebih sejahtera dan bebas dari dampak negatif judi online.

)* Penulis adalah contributor Forum Indonesia Emas

Pemerintah Berhasil Tunjukkan Konsistensi Penghormatan Hak Asasi Manusia

JAKARTA — Pemerintahan Prabowo-Gibran berhasil menunjukkan konsistensi dalam penghormatan hak asasi manusia (HAM) melalui berbagai kebijakan strategis dan terobosan yang terus diterapkan.

Langkah tersebut tercermin dalam pembentukan Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM), yang merupakan inisiatif pertama dalam sejarah pemerintahan Indonesia untuk lebih serius dalam menangani isu HAM secara lebih sistematis dan terstruktur.

Siane Indriani, anggota Komnas HAM 2012-2017, menjelaskan bahwa pembentukan kementerian khusus HAM ini merupakan bukti keseriusan Presiden Prabowo dalam mewujudkan program pemenuhan hak asasi manusia di Indonesia.

“Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemerintahan Presiden Prabowo membentuk Kementerian Hak Asasi Manusia secara khusus,” katanya.

“Ini merupakan langkah konkret dari Presiden untuk menunjukkan keseriusannya dalam mengimplementasikan penegakan dan perlindungan HAM,” ujar Siane.

Ia menambahkan bahwa sejumlah program yang diluncurkan dalam pemerintahan Prabowo juga memprioritaskan pemenuhan hak ekonomi dan sosial (Ekosob),

Beberapa diantaranya seperti program pembangunan 3 juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, kenaikan upah minimum regional (UMR), serta kenaikan tunjangan guru.

Dalam pertemuan dengan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) pada 28 November 2024, Menteri HAM Natalius Pigai menegaskan komitmennya untuk terus menjunjung tinggi HAM di Indonesia.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung program pemerintah yang berlandaskan pada keadilan dan kesetaraan.

“Penghormatan terhadap HAM adalah pilar penting yang memperkuat persatuan bangsa. Semua pihak, tanpa kecuali, memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa hak setiap individu dihormati dan dilindungi,” tegas Pigai.

Pigai juga menyebutkan bahwa kementeriannya tengah merumuskan kebijakan strategis untuk memperkuat perlindungan HAM.

“Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi berbagai pihak dalam menjalankan kewajiban mereka terhadap HAM,” tambahnya.

Ia juga mengapresiasi peran media dalam membangun kesadaran publik mengenai pentingnya HAM.

“Media siber memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik. Saya berharap JMSI terus memainkan peran positifnya dalam menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan menyuarakan keadilan,” ujar Pigai.

Teguh Santosa, Ketua Umum JMSI, menyambut baik arahan tersebut dan menegaskan bahwa media memiliki peran strategis dalam mendukung penghormatan HAM.

“JMSI percaya bahwa media memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat terkait pentingnya HAM,” kata Teguh.

Audiensi tersebut juga menandai momentum kolaborasi yang erat antara JMSI dan Kementerian HAM untuk memperkuat penghormatan terhadap HAM di Indonesia.

Momentum Hari HAM Sedunia Jadi Semangat Pemerintah dalam Komitmen Pembangunan Hak Asasi Manusia di Indonesia

JAKARTA — Peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia yang jatuh pada 10 Desember menjadi momentum penting bagi pemerintah Indonesia untuk terus memperkuat komitmennya dalam pembangunan hak asasi manusia di Tanah Air.

Melalui berbagai kebijakan strategis, pemerintah ingin memastikan bahwa prinsip penghormatan terhadap HAM menjadi landasan utama dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Anggota Komnas HAM 2012-2017, Siane Indriani, menegaskan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto membentuk Kementerian Hak Asasi Manusia.

Menurut Siane, langkah tersebut menunjukkan keseriusan Presiden Prabowo dalam mengimplementasikan penegakan, perlindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia melalui berbagai program pemerintah yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat.

“Program pemenuhan hak Ekosob seperti 3 juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, kenaikan Upah Minimum Regional (UMR), dan peningkatan tunjangan guru menjadi bukti konkret komitmen pemerintah,” ujarnya.

Siane juga menambahkan bahwa penghormatan terhadap HAM tanpa diskriminasi adalah dasar dalam membangun bangsa yang adil dan beradab.

Menteri Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Natalius Pigai, dalam audiensi bersama Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) pada 28 November 2024, juga menegaskan komitmennya untuk terus menjaga dan menegakkan nilai-nilai HAM di Indonesia.

Pigai mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergandengan tangan melaksanakan program pemerintah yang berbasis pada keadilan dan kesetaraan, selaras dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo.

“Penghormatan terhadap HAM adalah pilar penting yang memperkuat persatuan bangsa,” ungkap Pigai.

Ia juga menyebutkan bahwa Kementerian HAM tengah merumuskan kebijakan strategis untuk memperkuat perlindungan HAM, yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi semua pihak dalam melaksanakan tanggung jawab terhadap HAM.

Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (Wamenham) Mugiyanto menambahkan bahwa Hari HAM Sedunia menjadi kesempatan untuk merefleksikan dan merencanakan pembangunan HAM di Indonesia.

“Tema ‘Harmoni dalam Keberagaman Menuju Indonesia Emas 2045’ menjadi wadah bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk berkontribusi dalam membangun kesadaran tentang HAM,” ujar Mugiyanto.

Ia juga menyatakan bahwa meski tantangan masih ada, Indonesia telah menunjukkan kemajuan dalam memajukan HAM, dan dengan dukungan seluruh pihak, diharapkan pembangunan HAM dapat terus berkembang.

Melalui semangat Hari HAM Sedunia, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menciptakan negara yang lebih adil, inklusif, dan harmonis dalam bingkai penghormatan terhadap hak asasi manusia. [*]

Refleksi Hari HAM Sedunia, Mengapresiasi Langkah Positif Pemerintah Jamin Keadilan dan Kesetaraan

Oleh: Sari Dewi Anggraini )*

Momentum Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia yang diperingati setiap 10 Desember menjadi refleksi penting bagi perjalanan Indonesia dalam menjamin keadilan dan kesetaraan. Langkah konkret yang dilakukan pemerintah dalam upaya ini telah mencerminkan komitmen serius terhadap pemenuhan hak-hak dasar warga negara.

Pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, berbagai kebijakan strategis menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengimplementasikan nilai-nilai HAM di tingkat nasional.

Salah satu inisiatif yang patut diapresiasi adalah pembentukan Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM). Menurut mantan anggota Komnas HAM periode 2012-2017, Siane Indriani, mengungkapkan bahwa pembentukan kementerian tersebut menjadi langkah sejarah yang belum pernah ada sebelumnya. Langkah ini mencerminkan kesungguhan Presiden Prabowo dalam menghadirkan pendekatan lebih konkret terhadap penegakan, perlindungan, dan pemenuhan HAM.

Presiden Prabowo memberikan perhatian khusus pada pemenuhan hak ekonomi, sosial, dan budaya (ekosob) sebagai prioritas utama. Hal ini terlihat dari program-program seperti penyediaan tiga juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, peningkatan upah minimum regional sebesar 6,5 persen, dan kenaikan tunjangan guru. Program-program tersebut menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan hak-hak dasar masyarakat terpenuhi dengan baik.

Dalam konteks penghormatan terhadap HAM, prinsip nondiskriminasi selalu menjadi landasan utama. Siane menekankan bahwa pembangunan bangsa yang adil dan beradab harus didasarkan pada penghormatan terhadap HAM tanpa memandang latar belakang sosial, budaya, agama, atau identitas lainnya. Implementasi prinsip ini tercermin dalam berbagai kebijakan pemerintah yang inklusif dan berbasis keadilan sosial.

Menteri HAM Republik Indonesia, Natalius Pigai, juga menggarisbawahi pentingnya menjadikan HAM sebagai pilar utama dalam pembangunan nasional. Dalam berbagai kesempatan, ia menyampaikan bahwa pembangunan yang berbasis nilai-nilai HAM akan menghasilkan kebijakan yang lebih adil dan berkelanjutan.

Pigai juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan program-program berlandaskan keadilan dan kesetaraan. Hal tersebut sejalan dengan visi besar Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo.

Kementerian HAM, di bawah kepemimpinan Natalius Pigai, tengah merumuskan kebijakan strategis untuk memperkuat perlindungan HAM di Indonesia. Kebijakan itu bertujuan memberikan panduan bagi berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat sipil, dalam melaksanakan kewajiban terhadap penghormatan dan pemenuhan HAM.

Pigai menyoroti peran media, khususnya media siber, sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat untuk menyampaikan pesan-pesan penting mengenai HAM. Media diharapkan terus menyuarakan nilai-nilai keadilan dan solidaritas nasional.

Dalam mendukung pembangunan berbasis HAM, Natalius menyebutkan bahwa setiap kebijakan harus berlandaskan nilai-nilai keadilan, demokrasi, dan perdamaian. Pengalaman panjangnya dalam dunia birokrasi memberikan keunggulan bagi kementerian tersebut dalam menjalankan program-program yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Hal itu selaras dengan komitmen pemerintah untuk memastikan bahwa setiap individu di Indonesia dapat menikmati hak-haknya secara adil dan merata.

Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro, juga menyampaikan pandangan serupa mengenai hubungan erat antara HAM dan kesejahteraan sosial. Ia menegaskan bahwa HAM tidak hanya berkaitan dengan norma-norma hukum, tetapi juga merupakan bagian integral dari kesejahteraan bangsa. Menurutnya, tujuan negara untuk memajukan kesejahteraan umum sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah bentuk nyata dari penghormatan terhadap HAM.

Atnike menjelaskan bahwa hak ekonomi, sosial, dan budaya (ekosob) memainkan peran penting dalam menciptakan kondisi sosial dan ekonomi yang layak bagi seluruh warga negara. Hak atas pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan perumahan, menurutnya, harus dipenuhi secara bertahap melalui konsep progressive realization. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia guna mencapai pemenuhan hak-hak tersebut.

Ia juga menekankan bahwa hak ekosob tidak dapat dipisahkan dari hak sipil dan politik. Keduanya saling melengkapi dan menjadi fondasi bagi upaya pemerintah dalam memenuhi kewajibannya terhadap HAM.

Dalam konteks tersebut, berbagai kebijakan yang diambil pemerintah, termasuk pembentukan Kementerian Kebudayaan, mencerminkan pendekatan holistik terhadap pemenuhan hak-hak dasar masyarakat.

Hari HAM Sedunia menjadi momen refleksi untuk melihat sejauh mana negara telah berprogres dalam menjamin hak-hak asasi warganya. Langkah-langkah positif yang diambil pemerintah, mulai dari kebijakan berbasis keadilan hingga program-program peningkatan kesejahteraan, mencerminkan komitmen yang kuat dalam membangun bangsa yang adil dan beradab. Upaya ini tidak hanya menjadi bukti nyata penghormatan terhadap HAM, tetapi juga menjadi landasan bagi terciptanya persatuan nasional yang kokoh.

Dengan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, pencapaian tersebut diharapkan terus berlanjut demi mewujudkan Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.

Refleksi Hari HAM Sedunia menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk keadilan dan kesetaraan adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah telah memulai langkah besar, dan harapan ke depan adalah bahwa setiap pihak dapat berkontribusi dalam memperkuat pondasi HAM sebagai pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara.

)* Pengamat Politik Nasional – Forum Politik Mandala Raya

Pemerintahan Prabowo-Gibran Komitmen Kawal Perlindungan HAM dalam Proses Pembangunan Nasional

Oleh: Andi Ramli )*

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terus menunjukkan komitmen kuat dalam menjadikan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai fondasi utama dalam proses pembangunan nasional.

Langkah konkret yang menandai era baru tersebut adalah pembentukan Kementerian Hak Asasi Manusia (Kementerian HAM), sebuah terobosan yang mencerminkan keseriusan pemerintah dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip HAM ke dalam setiap kebijakan strategis.

Pendekatan tersebut tidak hanya mencerminkan tekad pemerintahan saat ini dalam memenuhi hak-hak dasar rakyat, tetapi juga memperlihatkan upaya nyata untuk menciptakan keadilan sosial yang lebih merata.

Mantan anggota Komnas HAM periode 2012-2017, Siane Indriani, menilai bahwa inisiatif membentuk kementerian khusus ini adalah langkah revolusioner yang belum pernah dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya. Menurutnya, Presiden Prabowo menunjukkan keseriusan dalam menempatkan pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya (Ekosob) sebagai prioritas utama pembangunan.

Program-program seperti pembangunan tiga juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) sebesar 6,5 persen, dan peningkatan tunjangan guru menjadi bukti nyata bahwa pemerintah tidak hanya berorientasi pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga fokus pada peningkatan kualitas hidup rakyat. Siane juga mencatat bahwa keberadaan Kementerian Kebudayaan menjadi elemen penting dalam menjaga identitas bangsa sekaligus memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.

Lebih jauh, Siane menegaskan bahwa penghormatan terhadap HAM tanpa diskriminasi merupakan fondasi utama dalam membangun bangsa yang adil dan beradab. Prinsip ini harus diterapkan tanpa memandang latar belakang sosial, budaya, agama, atau identitas lainnya. Dalam hal ini, pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran telah menunjukkan bahwa kesetaraan dan keadilan sosial adalah prioritas yang tidak bisa ditawar.

Menteri HAM, Natalius Pigai, menegaskan bahwa setiap kebijakan pembangunan harus berlandaskan nilai-nilai HAM, demokrasi, keadilan, dan perdamaian. Dalam audiensi bersama Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Pigai menguraikan bahwa kementeriannya tengah merumuskan kebijakan strategis untuk memperkuat perlindungan HAM di Indonesia. Langkah ini, menurut Pigai, diharapkan mampu menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam memastikan penghormatan terhadap hak setiap individu.

Pigai juga menyoroti peran penting media dalam membangun kesadaran publik tentang HAM. Baginya, media, terutama media digital, memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini masyarakat dan memperkuat solidaritas nasional. Ia berharap media dapat terus menjadi jembatan antara pemerintah dan rakyat, sehingga nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan dapat tersampaikan secara efektif.

Selain itu, Pigai melihat perlunya penguatan birokrasi di tingkat kementerian untuk mendukung pelaksanaan kebijakan berbasis HAM. Dengan pengalaman hampir dua dekade di dunia birokrasi, ia yakin mampu menjalankan tugas ini tanpa hambatan berarti. Baginya, setiap pegawai kementerian memiliki peran strategis dalam memastikan implementasi kebijakan berjalan lancar.

Di sisi lain, Deputi Bidang Pengendalian Pembangunan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Thomas Umbu Pati, memberikan perspektif menarik terkait pembangunan IKN yang berlandaskan nilai-nilai HAM. Dalam pertemuan antara Otorita IKN dan Komnas HAM, kedua pihak sepakat untuk menjadikan perlindungan hak asasi manusia sebagai elemen sentral dalam setiap tahapan pembangunan di kawasan Sepaku.

Thomas menjelaskan bahwa tata ruang yang teratur dan keterlibatan masyarakat menjadi fokus utama dalam proses pembangunan IKN. Kolaborasi erat antara Otorita IKN dan Komnas HAM, termasuk dalam pelatihan pegawai serta dialog dengan masyarakat, adalah langkah penting untuk menciptakan pembangunan yang inklusif.

Komnas HAM memberikan masukan strategis tentang pentingnya partisipasi masyarakat dan pengawasan yang transparan dalam pembangunan. Kedua pihak juga sepakat untuk berbagi data dan informasi yang relevan, yang diharapkan dapat menjadi dasar bagi kebijakan yang lebih berkelanjutan.

Thomas menyebut bahwa kerja sama tersebut merupakan langkah maju dalam memastikan pembangunan IKN tidak hanya berorientasi pada kemajuan fisik, tetapi juga berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan.

Pemerintahan Prabowo-Gibran tidak hanya menjadikan perlindungan HAM sebagai wacana, tetapi telah menerapkannya secara nyata dalam berbagai kebijakan strategis. Pembentukan Kementerian HAM menjadi simbol keseriusan pemerintah dalam memastikan bahwa hak setiap warga negara dihormati dan dilindungi.

Pembangunan yang berlandaskan HAM tidak hanya penting untuk menciptakan keadilan sosial di tingkat nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. Dengan menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan, pemerintahan saat ini mengirimkan pesan kuat bahwa Indonesia siap menjadi teladan dalam membangun bangsa yang berkeadilan dan bermartabat.

Momentum tersebut harus terus dijaga agar visi besar pemerintahan Prabowo-Gibran dapat terwujud sepenuhnya. Kebijakan-kebijakan progresif yang telah dijalankan, mulai dari penguatan hak Ekosob hingga kolaborasi lintas lembaga dalam pembangunan IKN, memberikan harapan baru bagi rakyat Indonesia.

Dengan terus memperkuat komitmen terhadap HAM, pemerintah tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga memperkokoh fondasi nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi dasar bagi masa depan bangsa yang lebih baik.

Dalam konteks yang lebih luas, perlindungan HAM menjadi esensi dari pembangunan berkelanjutan. Pemerintah tidak hanya menjawab kebutuhan saat ini, tetapi juga mempersiapkan generasi mendatang untuk hidup di lingkungan yang adil, sejahtera, dan damai.

Dengan semangat yang diusung oleh pemerintahan Prabowo-Gibran, Indonesia tampaknya telah berada di jalur yang tepat untuk menjadi negara yang lebih inklusif dan berdaya saing tinggi di masa depan.

)* Analis Politik Nasional – Forum Kajian Demokrasi Indonesia

Pembentukan Klaster UMKM Permudah Pelaku Usaha Dapatkan Modal

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengambil langkah progresif dengan membentuk klasterisasi UMKM. Upaya ini bertujuan mempermudah akses permodalan bagi pelaku usaha sekaligus memperkuat keterlibatan UMKM dalam rantai pasok industri besar.

Menteri UMKM, Maman Abdurrahman menjelaskan bahwa klasterisasi UMKM akan diwujudkan melalui pembentukan holding UMKM yang mengelompokkan pelaku usaha berdasarkan sektor produktif. Langkah ini diambil sebagai respons atas lambatnya perkembangan UMKM di Indonesia dibandingkan negara-negara Asia lainnya seperti China, India, dan Korea Selatan.

“Kami ingin UMKM menjadi bagian dari rantai pasok perusahaan besar. Misalnya, di sektor manufaktur untuk suku cadang motor listrik, UMKM akan dilibatkan sebagai bagian dari holding khusus,” tegas Maman.

Ia menambahkan bahwa klasterisasi ini tidak menggantikan peran koperasi, yang selama ini menjadi agregator utama UMKM. Sebaliknya, koperasi tetap menjadi pilar penting dalam pengembangan usaha kecil dan menengah.

“Dengan pendekatan baru ini, pemerintah dapat memberikan intervensi program yang lebih terfokus dan terarah serta mempermudah pelaku usaha dalam mendapatkan akses permodalan,” imbuh Maman.

Menteri Maman juga menargetkan pembentukan klaster UMKM yang besar dan kuat dalam lima tahun ke depan. Dengan pendekatan berbasis kelompok, diharapkan UMKM dapat lebih efektif terhubung dengan industri besar.

“Dengan klaster ini, kami ingin menciptakan kelompok kecil yang terdiri dari 10 ribu hingga 20 ribu UMKM. Itulah arah kebijakan kami untuk lima tahun mendatang,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Menteri UMKM, Helvi Yuni Moraza, menekankan pembentukan klaster UMKM akan mempermudah pelaku usaha dalam mendapatkan akses permodalan. Dengan adanya klaster UMKM yang terorganisir, pelaku usaha kecil memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan skala usahanya dan bersaing di pasar nasional maupun internasional.

“Dalam skema ini, perusahaan besar akan berperan sebagai penghubung antara UMKM dan lembaga perbankan. Perusahaan besar akan membantu UMKM menjalin kerja sama dengan perbankan sehingga akses pembiayaan menjadi lebih cepat dan efisien,” jelas Helvi.

Inisiatif ini juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat, Taufik Rahmat Garsadi, menyatakan bahwa program ini akan mempercepat transformasi UMKM dari skala mikro menjadi skala kecil dan menengah, serta memperkuat daya saing mereka di tengah persaingan global.

“Pembentukan klaster ini akan menciptakan ekosistem usaha yang lebih solid, sehingga UMKM dapat naik kelas. Pihaknya juga terus memberikan edukasi dan layanan perizinan kepada pelaku UMKM,” ujar Taufik.