Peresmian Danantara Mampu Tingkatkan Efisiensi Investasi Nasional

Oleh : Damar Syahputra )*

Industri investasi nasional memasuki era baru dengan pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Langkah ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset negara melalui konsolidasi berbagai kekuatan ekonomi yang dikelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dengan pengelolaan yang profesional, Danantara diproyeksikan menjadi katalis utama dalam meningkatkan efisiensi investasi nasional serta mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Danantara, yang merupakan singkatan dari Daya Anagata Nusantara, berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2021 mengenai Lembaga Pengelola Investasi.

Struktur serta mekanisme pengelolaannya telah dirancang agar sejalan dengan praktik terbaik dalam pengelolaan Sovereign Wealth Fund (SWF) di berbagai negara. Dalam rapat paripurna DPR RI ke-12 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024/2025, pemerintah mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN sebagai payung hukum bagi Danantara.

Potensi aset BUMN yang mencapai 1 triliun dolar AS atau sekitar 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia menjadi peluang besar yang dapat dioptimalkan melalui leverage investasi yang tepat.

Keberadaan Danantara memungkinkan aset tersebut dikelola lebih efektif, sehingga memberikan dampak positif bagi stabilitas ekonomi nasional dalam jangka panjang. Riset IMF pada 2020 menunjukkan bahwa pengelolaan SWF yang baik dapat menjadi faktor kunci dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Danantara bukan sekadar pengelola investasi, melainkan simbol kekuatan ekonomi Indonesia. Sebagai superholding BUMN, Danantara diharapkan mampu menyinergikan berbagai perusahaan negara dan mengarahkan investasi pada sektor-sektor strategis seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, produksi pangan, serta industri hilirisasi. Dengan model ini, efisiensi dalam pengelolaan investasi dapat ditingkatkan secara signifikan, menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menilai bahwa pembentukan Danantara merupakan langkah strategis pemerintah dalam memperbaiki tata kelola perusahaan negara.

Dengan adanya mekanisme joint venture, berbagai perusahaan dapat menjalankan operasionalnya secara lebih efisien dan transparan. Peningkatan efisiensi ini berpotensi menarik minat investor global, termasuk Abu Dhabi yang telah menunjukkan ketertarikan untuk berinvestasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) melalui Danantara. Langkah ini memperlihatkan bahwa Indonesia bukan lagi negara dengan sumber daya ekonomi yang terbatas, melainkan pemain utama dalam kancah investasi global.

Selain mengoptimalkan aset BUMN, keberadaan Danantara juga membuka peluang bagi diversifikasi sumber pendapatan negara. Ketergantungan ekonomi terhadap sektor migas dan pertambangan sering kali menjadikan Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global.

Dengan skema investasi yang berorientasi pada proyek berkelanjutan, Danantara dapat menciptakan stabilitas ekonomi jangka panjang sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan infrastruktur nasional.

Sumber pembiayaan alternatif yang dikelola dengan baik memungkinkan Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri, sehingga memperkuat posisi fiskal negara.

Dari perspektif ekonomi makro, Ekonom dari Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, melihat Danantara sebagai instrumen yang mampu meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.

Konsolidasi BUMN di bawah satu badan pengelola investasi diyakini menciptakan efisiensi yang lebih baik dalam pengelolaan aset negara. Dengan pengelolaan yang profesional, Danantara dapat membantu mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta memberikan fleksibilitas lebih besar dalam pendanaan proyek strategis.

Benchmarking terhadap SWF di berbagai negara menunjukkan bahwa keberhasilan Danantara bergantung pada penerapan tata kelola yang transparan dan akuntabel. Model investasi yang diterapkan oleh Temasek Holdings di Singapura dan Government Pension Fund Global di Norwegia menjadi contoh bagaimana sebuah SWF dapat berperan sebagai pengelola investasi yang efektif sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap keputusan investasi juga menjadi faktor kunci yang dapat meningkatkan daya tarik Danantara bagi investor global.

Langkah strategis dalam membangun Danantara sebagai lembaga investasi nasional yang kuat mencakup peningkatan kapasitas manajemen, diversifikasi portofolio investasi, serta penguatan kemitraan dengan SWF global.

Dengan memastikan transparansi dalam pelaporan keuangan dan pengawasan independen, Danantara dapat membangun kepercayaan publik sekaligus menarik lebih banyak investor. Kemampuan dalam mengelola risiko investasi juga menjadi aspek krusial yang harus diperhatikan agar Danantara dapat berperan sebagai instrumen stabilisasi ekonomi yang efektif.

Selain dampak makroekonomi, keberadaan Danantara juga berpotensi memberikan manfaat langsung bagi masyarakat luas. Dengan meningkatnya investasi dan percepatan pembangunan infrastruktur, peluang kerja terbuka lebih luas, terutama di sektor manufaktur, teknologi, dan energi terbarukan. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mempercepat transformasi ekonomi menuju industri berbasis nilai tambah.

Dengan mengadopsi praktik terbaik dari berbagai negara serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku, Danantara berpotensi menjadi lembaga pengelola investasi yang profesional dan berkelas dunia.

Implementasi tata kelola yang baik, strategi investasi yang cermat, serta sinergi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci utama dalam mewujudkan Danantara sebagai pilar utama efisiensi investasi nasional.

Dalam jangka panjang, peran Danantara diharapkan tidak hanya meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia, tetapi juga menciptakan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. (*)

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute

Pengembangan UMKM Libatkan Pihak Swasta Sebagai Kontribusi untuk Perekonomian Nasional

Jakarta – Pemerintah Prabowo-Gibran terus mengembangkan pemberdayaan usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) dengan melibatkan pihak swasta untuk meningkatkan perekonomian nasional. Kontribusi pihak swasta tersebut dilakukan dengan berbagai kegiatan untuk memajukan UMKM di Indonesia.

Shopee Indonesia merupakan salah satu pihak swasta yang turut berkontribusi untuk pengembangan UMKM dengan meluncurkan program pelatihan terbaru bertajuk “Kelas Online” sebagai bagian dari Kampus UMKM Shopee. Program ini diperkenalkan pertama kali dalam pelatihan digital bagi ratusan ibu rumah tangga di Malang, Jawa Timur, melalui program kolaborasi dengan Kementerian Ekonomi Kreatif bertajuk Emak-Emak Matic (Emak-Emak Melek Teknologi).

Menteri Ekonomi Kreatif RI, Teuku Riefky Harsya, menyambut baik inisiatif Shopee dalam meningkatkan keterampilan digital bagi para ibu rumah tangga di Indonesia. Dengan memahami teknologi dan memanfaatkannya secara optimal, mereka bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga dan turut berkontribusi dalam perekonomian nasional.

“Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa setiap perempuan, terutama ibu-ibu, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang di era digital. Mereka tidak hanya bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga, tetapi juga perekonomian nasional,” kata Riefky.

Sementara itu, Head of Government Relations Shopee Indonesia, Balques Manisang, mengatakan Kampus UMKM Shopee Kelas Online memberikan fleksibilitas bagi pelaku usaha di 514 kota dan kabupaten di Indonesia untuk memilih serta mengikuti pelatihan sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka.

“Program ini diharapkan dapat membantu UMKM mengembangkan keterampilan digitalnya dengan lebih mudah. Baik mereka yang baru merintis usaha maupun yang ingin memperluas bisnisnya di ekosistem digital,” ujar Balques.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sekretaris Perusahaan PT Askrindo, Syafruddin bahwa pihaknya mendukung pengembangan UMKM melalui penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan total plafon mencapai Rp124 triliun pada 2024.

“Saya punya data nasional tahun 2024, selama tahun itu data plafon KUR yang sudah kami jamin ya Rp124 triliun, Jumlah kredit tersebut disalurkan kepada sekitar 2,3 juta debitur yang mampu menyerap 3,3 juta tenaga kerja,” jelas Syafruddin.

Syafruddin juga mengatakan penyaluran KUR serta dukungan Askrindo sebagai kolateral menunjukkan komitmen pemerintah untuk memperkuat UMKM dan menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, sebagaimana salah satu visi pemerintah yang terkandung dalam Asta Cita Nomor 3.

“Pihaknya bangga bisa menjamin UMKM dan berharap bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta membantu UMKM naik kelas dengan memperluas outlet dan lini penjualannya,” pungkasnya.

Dukungan pihak swasta dalam mengembangkan UMKM di Indonesia, perlu direspon dan dimanfaaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat. Dengan sinergitas yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat diharapkan dapat mengembangkan UMKM di seluruh wilayah Indonesia agar semakin berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Makan Bergizi Berdampak Positif Bagi Angka Harapan Hidup

Oleh: Widi Putri )*

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sejak pelaksanaannya pada 6 Januari 2025, program ini berupaya memberikan asupan gizi yang lebih baik kepada kelompok rentan, terutama ibu hamil, balita, dan anak-anak sekolah. Selain bertujuan mengatasi stunting dan masalah gizi lainnya, program ini juga diyakini akan berkontribusi terhadap peningkatan angka harapan hidup dalam jangka panjang.

Angka harapan hidup merupakan indikator penting yang mencerminkan tingkat kesejahteraan suatu negara. Salah satu faktor utama yang memengaruhi angka ini adalah status gizi masyarakat sejak usia dini. Berdasarkan data yang ada, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam aspek ini. Dengan prevalensi stunting mencapai 21,5 persen dan tingginya angka anak dengan berat badan di bawah normal, intervensi berupa program makan bergizi menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesehatan generasi mendatang.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa program ini sudah mulai menunjukkan manfaat nyata. Ia melihat adanya peningkatan status gizi anak-anak yang menjadi penerima manfaat. Menurutnya, penting bagi masyarakat untuk tidak tergesa-gesa mengkritik program pemerintah tanpa pemahaman yang mendalam. Ia menekankan bahwa evaluasi yang objektif perlu dilakukan setelah program berjalan selama beberapa bulan agar dampaknya bisa terlihat lebih jelas.

Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 71 triliun untuk mendukung keberlanjutan program ini. Dana tersebut tidak hanya dialokasikan untuk penyediaan makanan sehat bagi masyarakat, tetapi juga untuk memperkuat infrastruktur dan sistem distribusi yang memastikan efektivitas pelaksanaannya.

Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Dedek Prayudi, menjelaskan bahwa setiap unit pelayanan MBG bertanggung jawab terhadap 3.000 hingga 3.500 anak. Dengan sistem informasi terintegrasi, jumlah makanan yang disiapkan, didistribusikan, serta diserahkan kepada anak-anak dapat dipantau secara real-time. Hal ini memastikan bahwa program dapat berjalan dengan lebih efisien dan tepat sasaran.

Dalam pelaksanaannya, program MBG tidak hanya bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga mendorong perubahan kebiasaan makan yang lebih sehat. Pola konsumsi masyarakat Indonesia selama ini masih menunjukkan kurangnya kesadaran terhadap pentingnya asupan gizi seimbang. Dengan adanya program ini, diharapkan terjadi perubahan pola makan yang lebih baik sejak usia dini, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kesehatan secara menyeluruh.

Keberhasilan program serupa di berbagai negara telah membuktikan bahwa pemberian makanan bergizi secara konsisten dapat meningkatkan angka harapan hidup. Jepang, misalnya, telah menjalankan program makan siang untuk anak sekolah selama hampir 150 tahun, dengan dampak yang signifikan terhadap kualitas kesehatan masyarakatnya. Begitu pula dengan Finlandia yang telah lebih dari 40 tahun menjalankan kebijakan serupa. Melalui program yang konsisten dan terstruktur, negara-negara tersebut berhasil menciptakan generasi yang lebih sehat dan berdaya saing tinggi.

Di Indonesia, manfaat program ini mungkin belum terlihat secara instan, tetapi jika dilaksanakan secara berkelanjutan, hasilnya akan terasa dalam beberapa dekade ke depan. Staf Ahli Menteri Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, menekankan bahwa dampak dari program ini baru akan terlihat dalam jangka panjang. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar inisiatif ini dapat berjalan secara optimal.

Keunggulan lain dari program ini adalah pendekatannya yang berbasis komunitas. Bahan pangan untuk MBG dipasok langsung dari petani dan nelayan lokal, sementara pengolahan makanan dilakukan oleh warga setempat. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas makanan yang diberikan kepada anak-anak, tetapi juga memperkuat perekonomian desa. Dengan perputaran dana desa yang meningkat dari Rp 1,1 miliar menjadi Rp 8-9 miliar per tahun, program ini berpotensi memberikan dampak ganda, yaitu peningkatan kesehatan sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Meskipun demikian, implementasi program ini tentu menghadapi tantangan. Infrastruktur di beberapa daerah masih perlu disiapkan agar distribusi makanan dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, pemerintah telah menyusun skema layanan yang fleksibel, termasuk mendistribusikan makanan dari titik yang lebih mudah dijangkau bagi daerah terpencil. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya sekadar menggulirkan kebijakan, tetapi juga menyiapkan solusi konkret agar program ini dapat berjalan dengan baik.

Program Makan Bergizi Gratis adalah langkah progresif yang tidak hanya bertujuan mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga berkontribusi dalam membangun generasi yang lebih sehat dan produktif. Dengan kebijakan yang tepat dan pelaksanaan yang konsisten, program ini berpotensi menjadi fondasi bagi peningkatan angka harapan hidup di Indonesia. Pemerintah telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam merealisasikan program ini, dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat menjadi kunci keberhasilannya.

)* Pemerhati Kebijakan Publik

Sinergi Pemerintah dan UMKM dalam Program Makan Bergizi Gratis: Peluang Ekonomi Baru

Oleh: Maryam Anita)*

Program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas oleh pemerintah memberikan kesempatan baru bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk berperan aktif dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat yang kurang mampu, program ini juga membuka peluang bagi UMKM untuk berkembang, melalui kerjasama yang saling menguntungkan.
Melalui kebijakan tersebut, pemerintah menciptakan sebuah wadah kolaborasi yang mempertemukan sektor publik dengan sektor usaha kecil. Salah satu aspek penting dalam program ini adalah penggunaan bahan pangan lokal yang diproduksi oleh UMKM. Dengan demikian, pemerintah dapat mengoptimalkan produksi lokal sambil meningkatkan konsumsi produk-produk tersebut di tingkat masyarakat.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan skema pembiayaan bridging loans atau pembiayaan talangan untuk mendukung UMKM yang ingin berpartisipasi dalam program MBG. Pembiayaan ini akan melibatkan bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Koordinasi sudah dilakukan dengan bank-bank Himbara untuk memastikan skema ini siap dan bisa diakses oleh UMKM yang membutuhkan dukungan finansial untuk ikut dalam program tersebut.
Dengan adanya skema pembiayaan talangan ini, para pelaku UMKM diberikan ruang untuk mengakses dana yang diperlukan tanpa terbebani oleh kekurangan modal. Skema ini juga menjadi solusi konkret bagi mereka yang ingin terlibat dalam program ini tetapi terhambat oleh kendala likuiditas. Diharapkan, dengan adanya dukungan pembiayaan dari bank Himbara, UMKM dapat lebih cepat beradaptasi dan memenuhi kebutuhan produksi makanan yang bergizi, sehingga mereka bisa berpartisipasi secara maksimal dalam upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat yang kurang mampu.
Bagi UMKM, keterlibatan dalam program MBG ini tidak hanya memberikan dampak positif pada volume penjualan, tetapi juga meningkatkan daya saing mereka di pasar yang lebih luas. Keberhasilan para pelaku usaha kecil dalam menyediakan bahan baku makanan yang berkualitas dan bergizi akan membuka peluang untuk memperluas jangkauan pasar dan mendapatkan lebih banyak konsumen. Selain itu, kerjasama dengan pemerintah memungkinkan mereka untuk mengakses berbagai bantuan yang tersedia, seperti pelatihan keterampilan, peningkatan kualitas produk, dan dukungan keuangan.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan keyakinannya tentang dampak positif program MBG terhadap perekonomian Indonesia merupakan pandangan yang sangat relevan dan menggugah. Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga memiliki potensi besar untuk mendorong sektor ekonomi secara keseluruhan, terutama bagi UMKM yang berada di berbagai daerah.
Dampak langsung yang paling terlihat tentu saja adalah manfaat bagi penerima manfaat, terutama keluarga atau individu yang kurang mampu. Program MBG memberikan akses yang lebih besar kepada mereka untuk mendapatkan makanan bergizi, yang akan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan produktivitas mereka. Namun, yang lebih menarik adalah bagaimana program ini dapat memberikan efek multiplier yang signifikan terhadap perekonomian daerah, khususnya pada tingkat mikro.
Tidak hanya itu, program ini juga berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan baru, terutama di sektor pertanian dan kuliner. UMKM yang terlibat dalam program ini, seperti rumah makan, katering, dan produsen bahan makanan lokal, akan membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk memenuhi kebutuhan produksi yang meningkat. Dengan demikian, pemerintah dapat menekan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tingkat lokal.
Pernyataan Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengenai tujuan program MBG menyajikan gambaran yang sangat jelas tentang bagaimana program ini dapat berperan besar dalam pembangunan Indonesia, baik dari segi ekonomi, pengentasan kemiskinan, maupun pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Tujuan utama MBG adalah membangun generasi yang sehat, cerdas, dan produktif untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, sebuah cita-cita besar yang membutuhkan kontribusi dari berbagai sektor, terutama dalam hal gizi dan pendidikan.
Dari sudut pandang gizi, program ini menjanjikan dampak yang signifikan dalam peningkatan pemenuhan kebutuhan gizi bagi kelompok masyarakat yang paling membutuhkan, seperti anak sekolah, santri, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Peningkatan gizi yang merata tentu saja akan berkontribusi pada tumbuh kembang anak-anak dan generasi muda yang lebih sehat dan kuat, yang pada akhirnya akan menjadi tenaga kerja yang lebih produktif dan memiliki potensi untuk mengembangkan diri secara maksimal.
Dengan adanya program MBG, masyarakat yang kurang mampu akan mendapatkan manfaat langsung berupa akses terhadap makanan bergizi tanpa beban biaya. Pada saat yang sama, sektor UMKM juga mendapatkan manfaat berupa peningkatan pendapatan dan peluang untuk memperkenalkan produk mereka lebih luas.
Secara keseluruhan, sinergi antara pemerintah dan UMKM dalam program makan bergizi gratis dapat dianggap sebagai peluang ekonomi yang menjanjikan. Kerjasama ini tidak hanya mendukung keberlanjutan usaha kecil, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah dan UMKM, melalui kolaborasi yang terjalin, dapat menciptakan sebuah model pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat langsung bagi seluruh lapisan masyarakat.
)* Penulis merupakan pengamat ekonomi

Mendukung Penghematan Anggaran Danai Program MBG

Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini mengumumkan gebrakan besar dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan penghematan anggaran sebesar Rp750 triliun.

Penghematan ini akan dialokasikan untuk mendanai sejumlah program prioritas pemerintah, salah satunya adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia.

Menurut Presiden Prabowo, dana hasil penghematan sebesar US$ 24 miliar atau sekitar Rp 375 triliun akan digunakan untuk mengurangi angka kelaparan dan kekurangan gizi di kalangan anak-anak, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu.

“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada anak Indonesia yang harus menahan rasa lapar atau kekurangan gizi. Makan bergizi gratis adalah hak mereka, dan kami berkomitmen untuk menyediakan itu melalui kebijakan ini,” ujar Presiden Prabowo.

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara menambahkan bahwa efisiensi anggaran yang diumumkan oleh Presiden Prabowo akan difokuskan pada program MBG.

“Anggaran yang dialokasikan untuk MBG akan sangat besar, dan ini akan menjadi salah satu prioritas utama dalam APBN tahun ini. Dengan langkah ini, pemerintah ingin memastikan anak-anak Indonesia mendapat akses terhadap makanan sehat dan bergizi, yang sangat penting bagi tumbuh kembang mereka,” jelas Suahasil.

Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Hashim Djojohadikusumo, menyampaikan dukungannya terhadap keputusan Presiden Prabowo dalam menambah anggaran untuk program MBG.

“Program MBG ini mendapat tambahan anggaran sebesar Rp 100 triliun, yang berasal dari efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah. Dengan total anggaran sebesar Rp 171 triliun, kami yakin bahwa program ini akan memberikan dampak positif yang signifikan, tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk perekonomian Indonesia secara keseluruhan,” tutur Hashim.

Hashim menambahkan bahwa pengalokasian anggaran yang tepat dan efisien ini diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,83 persen.

“Pemberian makan bergizi gratis tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak, tetapi juga akan berdampak positif pada produktivitas tenaga kerja di masa depan. Ini adalah investasi jangka panjang bagi bangsa Indonesia,” lanjutnya.

Program MBG sendiri merupakan inisiatif pemerintah untuk menyediakan makanan sehat bagi anak-anak sekolah, khususnya di daerah-daerah yang kurang mampu.

Melalui kebijakan ini, pemerintah berharap dapat mengatasi masalah gizi buruk yang selama ini menjadi tantangan besar dalam mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif.

Program Retreat Upaya Penyamaan Visi Misi dengan Presiden Prabowo

Jakarta – Dalam upaya menyelaraskan visi dan misi antara pemerintah pusat dan daerah, kegiatan retreat kepala daerah digelar pada 21-28 Februari 2025. Acara ini diikuti oleh kepala daerah hasil Pilkada 2024 di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, tempat Presiden dan Kabinet sebelumnya melakukan retreat.

Ketua Komisi II DPR RI, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda menekankan pentingnya retreat ini sebagai wadah bagi kepala daerah untuk menyampaikan aspirasi serta masukan mereka. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menyinkronkan program pemerintah pusat dengan daerah, tetapi juga sebagai forum komunikasi dua arah guna memastikan kebijakan yang diimplementasikan di daerah tidak menyimpang dari tujuan nasional.

“Saya tentu sangat berharap retreat yang diselenggarakan 8-9 hari ke depan itu bukan hanya dalam konteks sinkronisasi program pusat dengan daerah, tetapi juga ajang untuk daerah menyampaikan berbagai macam masukan, aspirasi yang nanti pada akhirnya kita bisa membuat ‘tabulasi’,” ujar Rifqinizamy.

Meskipun demikian, Rifqinizamy menegaskan bahwa pemerintah daerah juga harus diberikan ruang dalam menerapkan kebijakan-kebijakan otonom. Ia mengajak seluruh pihak untuk berpikir positif dalam membangun hubungan antara pemerintah pusat dan daerah agar tetap harmonis dan efektif.

“Saya meyakini yang terjadi sampai dengan detik ini karena kami di Komisi II DPR RI mengurusi urusan pemerintahan daerah, itu adalah keinginan untuk memastikan berbagai macam program-program pusat bisa dilaksanakan dengan baik, dengan benar oleh daerah. Termasuk juga agar daerah itu tidak sewenang-wenang ‘menggunakan’ kewenangan otonominya,” tambahnya.

Retreat ini mencakup berbagai kegiatan seperti pelatihan fisik, diskusi strategi, dan pembekalan intensif. Diharapkan para kepala daerah yang mengikuti program ini dapat lebih memahami dan menjalankan kebijakan nasional dengan baik, sehingga pembangunan di daerah dapat berjalan selaras dengan arah pembangunan nasional yang diusung oleh Presiden Prabowo.

Kegiatan retreat ini dibagi menjadi dua gelombang, untuk memastikan efektivitas serta optimalisasi hasil yang diharapkan. Dengan adanya program ini, pemerintah berharap bahwa kepala daerah memiliki pemahaman yang sama dalam menjalankan program kerja serta menjaga stabilitas pemerintahan di tingkat daerah.

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang membangun jaringan dan kolaborasi antar kepala daerah untuk berbagi pengalaman serta best practice dalam mengelola pemerintahan daerah secara efektif dan efisien. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan seluruh daerah dapat berkontribusi secara maksimal dalam mendukung kebijakan nasional demi kemajuan bangsa.
(*)

Retreat Kepala Daerah Tingkatkan Efektivitas Kerja dan Cegah Praktik Korupsi

Oleh: Abil Putera Situmorang*

Retreat bagi kepala daerah yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah strategis dalam meningkatkan efektivitas kerja serta mencegah praktik korupsi di tingkat pemerintahan daerah. Program ini tidak hanya bertujuan untuk menyelaraskan visi dan misi pemerintah pusat dengan daerah, tetapi juga membangun kapasitas kepemimpinan yang lebih baik serta memperkuat integritas para kepala daerah dalam menjalankan tugas mereka.

Anggota Komisi II DPR, Indrajaya, menyatakan dukungannya terhadap rencana ini. Menurutnya, retreat semacam ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Ia mencontohkan kegiatan retreat yang sebelumnya diadakan untuk para menteri Kabinet Merah Putih sebagai program yang bermanfaat dalam menyamakan visi kepemimpinan. Dengan adanya retreat, kepala daerah terpilih dapat lebih memahami arah pembangunan nasional serta menyesuaikan kebijakan daerah agar sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat.

Selain sebagai sarana penyelarasan visi, retreat ini juga menjadi momen penting bagi kepala daerah untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan mereka. Tidak semua kepala daerah memiliki pengalaman yang cukup dalam pemerintahan, sehingga pembekalan yang diberikan dalam retreat dapat membantu mereka dalam menjalankan tugas secara efektif. Dalam hal ini, materi yang diberikan harus relevan dengan tantangan yang dihadapi kepala daerah, termasuk pemahaman terhadap konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar kebijakan publik.

Wakil Ketua Komisi II DPR, Zulfikar Arse Sadikin, menekankan pentingnya pemahaman terhadap regulasi sebagai bagian utama dari retreat. Menurutnya, kepala daerah harus memiliki wawasan yang mendalam terkait konstitusi dan undang-undang agar dapat menjalankan pemerintahan yang baik dan tidak bertentangan dengan kebijakan pusat. Selain itu, ia menyoroti pentingnya loyalitas kepala daerah kepada negara dan masyarakat di atas kepentingan politik semata. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang dibuat benar-benar berorientasi pada kesejahteraan rakyat, bukan sekadar kepentingan politik jangka pendek.

Retreat ini juga diharapkan dapat menjadi instrumen dalam menekan angka korupsi di daerah. Berdasarkan data yang diungkapkan Indrajaya, sejak pelaksanaan Pilkada pertama pada 2005 hingga 2018, tercatat sebanyak 348 kepala daerah tersangkut kasus korupsi. Sementara itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencatat bahwa pada periode 2010-2019, sebanyak 429 kepala daerah telah menjadi terpidana kasus korupsi. Angka ini terus bertambah hingga tahun 2023, menunjukkan bahwa korupsi di tingkat daerah masih menjadi masalah serius yang perlu segera diatasi.

Mantan Pimpinan KPK, Saut Situmorang, juga menegaskan bahwa kepala daerah harus memastikan tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Menurutnya, banyak kepala daerah yang terjerumus dalam praktik korupsi akibat kurangnya pengawasan terhadap pengelolaan anggaran, terutama dalam proyek pengadaan barang dan jasa. Ia juga mengingatkan bahwa salah satu faktor utama yang mendorong korupsi di daerah adalah adanya kepentingan dari pihak-pihak yang mendanai kampanye kepala daerah. Oleh karena itu, penting bagi kepala daerah untuk menjaga independensi mereka dari kepentingan tertentu agar tidak terjebak dalam praktik korupsi yang merugikan masyarakat.

Dengan adanya retreat ini, diharapkan kepala daerah dapat membangun pola pikir yang lebih baik dalam menjalankan tugas mereka. Kepala daerah harus memahami bahwa mereka adalah pelayan masyarakat yang bertanggung jawab atas pembangunan daerah secara transparan dan bebas dari praktik korupsi. Selain itu, retreat ini juga dapat menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme, sehingga kepala daerah lebih bersemangat dalam bekerja demi kemajuan daerah mereka masing-masing.

Untuk mencapai tujuan tersebut, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengawal kinerja kepala daerah. Transparansi dan partisipasi publik dalam proses pemerintahan harus terus diperkuat agar kebijakan yang dibuat benar-benar sesuai dengan kebutuhan rakyat. Masyarakat harus aktif dalam mengawasi kinerja kepala daerah serta menuntut akuntabilitas dalam setiap kebijakan yang diambil.

Sebagai kesimpulan, retreat kepala daerah merupakan langkah inovatif yang dapat membawa dampak positif bagi pemerintahan daerah di Indonesia. Program ini tidak hanya menyelaraskan kebijakan pusat dan daerah, tetapi juga meningkatkan kapasitas kepemimpinan serta memperkuat integritas kepala daerah dalam menjalankan tugas mereka. Dengan adanya retreat, diharapkan kepala daerah dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan pemerintahan dan mampu menjalankan tugas mereka dengan lebih baik, transparan, dan berorientasi pada kepentingan rakyat. Pada akhirnya, program ini dapat menjadi instrumen penting dalam mencegah praktik korupsi serta mewujudkan pemerintahan daerah yang lebih bersih dan efektif di masa depan.

*Penulis merupakan mahasiswa asal Sumatera Utara

Pemerintah Dukung Peningkatan Kapasitas UMKM Berdaya Saing Global

Oleh : Ricky Rinaldi )*

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah peluang besar bagi siapa saja yang ingin memulai bisnis. Sektor ini telah menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, memberikan kontribusi besar dalam penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah telah menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong pertumbuhan UMKM dengan berbagai kebijakan progresif, terutama di era digital yang semakin berkembang pesat.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menegaskan bahwa UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Jika UMKM berkembang, maka ekonomi kita juga semakin kuat. Oleh karena itu, pemerintah terus menciptakan ekosistem yang kondusif bagi bisnis kecil untuk berkembang, baik dari segi permodalan, pelatihan, hingga digitalisasi.
Menteri BUMN, Erick Thohir, juga menambahkan bahwa BUMN memiliki peran strategis dalam mendukung UMKM. Menurutnya, Pemerintah telah membangun platform khusus untuk UMKM yang telah berjalan hampir lima tahun. Ini merupakan bukti nyata bahwa pemerintah serius dalam memberikan fasilitas terbaik bagi pelaku usaha kecil agar dapat naik kelas.
Keseriusan pemerintah dalam mendukung UMKM terlihat dari berbagai program unggulan yang telah diluncurkan. Mulai dari kemudahan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah, pengembangan pasar digital, hingga program mentoring bisnis yang memastikan para pelaku usaha tidak merasa berjalan sendiri. Pemerintah juga aktif menggandeng berbagai pihak, termasuk startup dan perguruan tinggi, untuk memberikan pelatihan dan bimbingan bagi UMKM agar semakin inovatif dan kompetitif. Selain itu, pemerintah telah memperluas cakupan pendampingan bagi UMKM di daerah pedesaan, memastikan bahwa setiap pengusaha, baik di perkotaan maupun di desa, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
Dalam menghadapi era digital, pemerintah telah mengambil langkah strategis dengan mendorong transformasi digital bagi UMKM. Dengan akses internet yang semakin luas, pelaku UMKM memiliki peluang besar untuk menembus pasar nasional hingga internasional. Pemerintah bekerja sama dengan berbagai platform e-commerce ternama agar UMKM mendapatkan eksposur yang lebih besar. Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan transparansi keuangan di sektor UMKM, sehingga akses terhadap pendanaan menjadi lebih mudah. Digitalisasi ini juga membantu UMKM dalam efisiensi operasional, mulai dari pemasaran digital, manajemen inventaris, hingga pencatatan keuangan berbasis teknologi.
Permodalan sering kali menjadi tantangan utama dalam memulai bisnis. Menyadari hal ini, pemerintah telah menyediakan berbagai skema pembiayaan, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), hibah, dan program investasi yang dirancang khusus untuk mendukung pertumbuhan UMKM. Dengan kebijakan ini, kini pelaku usaha memiliki lebih banyak pilihan untuk mendapatkan modal, yang sebelumnya menjadi kendala besar dalam pengembangan bisnis. Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan peluang lebih luas bagi UMKM untuk berpartisipasi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Dengan sebagian anggaran belanja negara dialokasikan untuk UMKM, kesempatan bagi pelaku usaha kecil semakin terbuka lebar.
Selain mendukung dari segi finansial, pemerintah juga berkomitmen dalam menyederhanakan birokrasi perizinan usaha. Regulasi yang lebih sederhana dan insentif fiskal yang diberikan kepada UMKM yang telah berbadan hukum menjadi langkah konkret dalam menciptakan ekosistem bisnis yang lebih ramah dan efisien. Selain itu, inovasi terus didorong melalui kolaborasi antara UMKM, universitas, serta lembaga riset. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa UMKM di Indonesia tidak hanya berkembang secara kuantitatif, tetapi juga memiliki daya saing tinggi di pasar global.
Keberadaan UMKM tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memiliki peran sosial yang signifikan. Banyak UMKM berbasis komunitas yang mampu menciptakan lapangan kerja serta memberdayakan masyarakat sekitar. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, sektor ini semakin terbuka bagi siapa saja yang ingin berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional. UMKM kini menjadi sektor yang inklusif, memberikan kesempatan bagi semua kalangan untuk berinovasi dan berkembang, tanpa memandang latar belakang maupun usia. Inisiatif pengusaha muda pun semakin bertumbuh dengan adanya dukungan dari pemerintah, mendorong lebih banyak wirausahawan baru untuk berani melangkah dan berkontribusi terhadap ekonomi lokal dan nasional.
Selain itu, peran perempuan dalam UMKM juga semakin mendapat perhatian. Banyak program pemberdayaan yang dirancang untuk membantu perempuan menjadi pengusaha mandiri, termasuk pelatihan kewirausahaan, bantuan modal, serta pendampingan bisnis berbasis komunitas. Dengan demikian, UMKM juga menjadi alat yang efektif dalam mencapai kesetaraan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan keluarga di berbagai lapisan masyarakat.
Dukungan pemerintah terhadap UMKM tidak hanya sebatas janji, tetapi telah diwujudkan dalam kebijakan dan aksi nyata. Dengan ekosistem yang semakin kondusif dan beragam fasilitas yang diberikan, kini saatnya bagi para calon pengusaha untuk mengambil peluang ini dan membangun bisnis yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga memberikan dampak besar bagi masyarakat dan masa depan ekonomi Indonesia. Keberhasilan UMKM bukan hanya keuntungan bagi individu, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa kebijakan pemerintah dalam mendukung sektor ini telah membawa hasil yang signifikan. Dengan langkah-langkah strategis yang terus dikembangkan, Indonesia siap menjadi negara dengan UMKM yang tangguh dan berdaya saing tinggi di kancah global. Jika semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan kesempatan ini, maka roda ekonomi akan terus bergerak dan menjadikan Indonesia semakin maju di mata dunia.

)* Penulis merupakan seorang Pengamat Kebijakan Publik

Perekonomian Masyarakat Tumbuh Berkat Program Makan Bergizi Gratis

Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu kebijakan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terbukti memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, terutama di pedesaan. Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan asupan gizi masyarakat, tetapi juga menggerakkan perekonomian lokal dengan perputaran uang yang lebih merata di tingkat desa dan kecamatan.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa MBG mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional karena anggaran yang dialokasikan beredar langsung di masyarakat.

“Program MBG diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan di seluruh daerah. Karena uang berputar di desa, kecamatan, kabupaten,” ujarnya.

Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa perekonomian nasional saat ini dalam kondisi terkendali dengan tingkat inflasi yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang tetap berada di atas rata-rata dunia.

“Inflasi kita salah satu terendah saat ini di dunia, pertumbuhan kita juga diperkirakan tetap di atas rata-rata dunia. Hampir semua sektor berjalan dengan terkendali,” kata Presiden.

Dampak positif dari MBG juga disampaikan oleh Ketua Dewan Penasehat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Hashim Djojohadikusumo. Menurutnya, penambahan anggaran pada program ini berpotensi menambah pertumbuhan ekonomi nasional hingga dua persen.

“Dengan pengeluaran Rp71 triliun untuk makanan gratis, itu akan menambah 0,83 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan tambahan Rp100 triliun, prognosis mereka (Bappenas) adalah pertumbuhan tambahan dua persen,” jelas Hashim di Jakarta.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Muazzim Akbar, turut menyoroti bagaimana MBG mampu meningkatkan perekonomian desa melalui peredaran uang yang lebih merata. Menurutnya, belanja kebutuhan MBG seharusnya dilakukan melalui badan usaha milik desa (Bumdes) guna memastikan bahwa manfaat ekonomi dapat dinikmati oleh masyarakat setempat.

“Program ini selain dapat meningkatkan asupan gizi bagi anak-anak bangsa, juga secara langsung meningkatkan kualitas ekonomi daerah, terutama masyarakat pedesaan,” ujarnya di sela sosialisasi program MBG di Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.

Program MBG telah memberikan dampak nyata bagi perekonomian lokal dengan meningkatnya permintaan terhadap bahan pangan. Setiap harinya, program ini membutuhkan sekitar 82 juta butir telur, daging ayam, beras, serta bahan makanan lainnya yang diperoleh dari produsen dalam negeri. Dengan demikian, petani, peternak, dan pelaku usaha kecil di daerah merasakan manfaat langsung dari kebijakan ini.

Selain mendorong perputaran ekonomi, MBG juga membuka peluang usaha baru dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Dengan kewajiban pemerintah desa untuk mendukung program ini melalui alokasi 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), keterlibatan semua pihak menjadi kunci keberhasilan MBG dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan manfaat yang begitu luas, Program MBG diharapkan tidak hanya menjadi solusi terhadap permasalahan gizi masyarakat, tetapi juga menjadi instrumen penting dalam memperkuat ekonomi rakyat serta meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global. {}

Agenda Retreat Kepala Daerah Tingkatkan Semangat Melayani Masyarakat

Jakarta – Para Kepala Daerah yang sudah dilantik Presiden Prabowo, mengikuti pembekalan (retreat) pada 21-28 Februari 2025. Pembekalan dilakukan di Lembah Tidar, Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah.

Retret kepala daerah memang tidak diatur secara khusus dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Namun, undang-undang itu mengatur tentang kewenangan kepala daerah dalam mengelola pemerintahan daerah, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan daerah.

Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden Ujang Komaruddin mengatakan, tujuan pembekalan (retreat) bagi Kepala Daerah untuk membentuk mental melayani. Diharapkan, dengan kegiatan ini kepala daerah lebih dekat dengan realitas masyarakat yang dipimpinnya.

“Kepala Daerah bukan dilayani,” kata Ujang.

Ujang mengatakan, mekanisme retreat Kepala Daerah tidak hanya dilakukan dengan ceramah. Tetapi juga dilakukan dengan diskusi kelompok antar kepala daerah.

“Ini memungkinkan peserta bertukar pandangan dan menyusun strategi di daerahnya masing-masing,” ujar Ujang.

Dalam retreat ini para kepala daerah dibagi dalam kelompok-kelompok untuk membahas tantangan spesifik di daerahnya. Selain itu, menyusun kebijakan daerah berbasis kebijakan nasional.

“Ada juga simulasi kebijakan dilakukan untuk menguji kapasitas strategi memperkuat koordinasi lintas daerah,” ucap Ujang.

Materi-materi retreat terdapat pembinaan karakter kepemimpinan inklusif. Dalam retreat ini para kepala daerah tinggal di tenda-tenda.

“Mereka tinggal tanpa ajudan, mengikuti jadwal ketat dan mencuci pakaiannya sendiri,” kata Ujang.

Setelah retreat ini, diharapkan kepala daerah langsung memberikan pelayanan publik kepada masyarakat.

“Kepala Daerah dibekali pemahaman agar lebih pro rakyat. Dengan fokus pada pendidikan, kesehatan dan ekonomi lokal,” ujar Ujang.

Setelah retreat ini juga diharapkan pengelolaan anggaran lebih efisien. Retreat ini memastikan APBD sebesar Rp300 triliun digunakan tepat sasaran.

“Penggunaan APBD tanpa pemborosan untuk pembangunan sekolah, layananan kesehatan dan infrastruktur publik,” ucap Ujang.

Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengatakan bahwa para kepala daerah wajib mengikuti retreat atau pembekalan karena tidak semua kepala daerah paham prinsip pemerintahan yang bersih dan profesional. Padahal, hal itu sangat krusial karena pemerintah daerah akan ikut serta dalam pengelolaan APBD yang nilainya mencapai Rp 1.300 triliun.

“APBN kita itu Rp 3.600 triliun, APBD kita, jumlah uang yang beredar, sekitar Rp 1.300 triliun. Itu harus dikelola dengan baik, prinsip pemerintahan bersih dan profesional. Enggak semua kepala daerah itu paham juga,” ujar Bima Arya.

KPK, Kapolri, Jaksa Agung, BPK, hingga BPKP akan ikut memberikan pembekalan untuk memastikan para kepala daerah yang baru dilantik ini paham soal prinsip pemerintahan bersih dan profesional.

“Makanya, ada KPK yang berbicara, Kapolri, Jaksa Agung, BPK, BPKP, supaya selamat Rp 3.600 triliun uang rakyat ini harus kembali ke rakyat,” ujar Bima Arya.

Presiden Prabowo Subianto dipastikan hanya akan hadir pada acara penutupan retreat atau pembekalan bagi kepala daerah di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, pada 28 Februari 2025.