Pemerintah Perkuat Literasi Keuangan untuk Cegah Pencucian Uang dari Judi Online

Jakarta – Upaya sinergis antara lembaga pemerintah terus diperkuat dalam mencegah pencucian uang dari hasil judi online, salah satunya dengan meningkatkan literasi keuangan masyarakat, khususnya terkait aset kripto. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XI DPR bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aliran dana judi online senilai Rp 28,48 triliun yang dialihkan ke aset kripto menjadi sorotan utama.

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum terkait perputaran uang hasil judi online yang masuk ke ekosistem kripto.

“Laporan tersebut sudah disampaikan kepada aparat hukum untuk ditindaklanjuti. Sudah kami kirim ke APH,” ujar Ivan.

Menanggapi hal ini, anggota Komisi XI DPR, Puteri Anetta Komarudin menekankan pentingnya literasi keuangan untuk mencegah masyarakat, khususnya generasi muda, terjebak dalam skema investasi berisiko tanpa pemahaman yang memadai.

“Ini harus menjadi fokus OJK pada tahun ini. Fenomena fear of missing out (FOMO) yang mendorong banyak anak muda untuk berinvestasi di aset kripto tanpa memahami risikonya, terutama akibat pengaruh dari influencer,” kata Puteri.

Hal serupa disampaikan anggota Komisi XI DPR, Musthofa yang meminta OJK memperketat pengawasan terhadap transaksi kripto guna menghindari penyalahgunaan. Anak muda harus diberikan pemahaman yang lebih baik agar tidak tergiur dengan janji keuntungan besar dari aset kripto tanpa memahami potensi risikonya.

“Ini jangan dimaknai suudzon, tapi dalam rangka antisipasi,” katanya.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi menegaskan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan PPATK untuk memantau dan menekan penyalahgunaan aset kripto dalam praktik pencucian uang.

“Mengurangi pemanfaatan aset kripto untuk pencucian uang atau tindakan pelanggaran lainnya,” tegas Hasan.

Berdasarkan data OJK per Desember 2024, total transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp 650 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp 2 triliun. Pengawasan yang ketat serta peningkatan edukasi masyarakat menjadi kunci utama dalam mencegah potensi penyalahgunaan aset digital untuk aktivitas ilegal.

Sinergitas antara DPR, OJK, PPATK, dan aparat penegak hukum menjadi langkah strategis dalam memperkuat sistem pengawasan dan literasi keuangan guna menekan laju pencucian uang melalui judi online. Langkah ini diharapkan dapat membangun ekosistem keuangan digital yang lebih sehat dan berintegritas.

Pemerintah Perkuat Literasi Keuangan untuk Cegah Pencucian Uang dari Judi Online

Jakarta – Upaya sinergis antara lembaga pemerintah terus diperkuat dalam mencegah pencucian uang dari hasil judi online, salah satunya dengan meningkatkan literasi keuangan masyarakat, khususnya terkait aset kripto. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XI DPR bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aliran dana judi online senilai Rp 28,48 triliun yang dialihkan ke aset kripto menjadi sorotan utama.

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum terkait perputaran uang hasil judi online yang masuk ke ekosistem kripto.

“Laporan tersebut sudah disampaikan kepada aparat hukum untuk ditindaklanjuti. Sudah kami kirim ke APH,” ujar Ivan.

Menanggapi hal ini, anggota Komisi XI DPR, Puteri Anetta Komarudin menekankan pentingnya literasi keuangan untuk mencegah masyarakat, khususnya generasi muda, terjebak dalam skema investasi berisiko tanpa pemahaman yang memadai.

“Ini harus menjadi fokus OJK pada tahun ini. Fenomena fear of missing out (FOMO) yang mendorong banyak anak muda untuk berinvestasi di aset kripto tanpa memahami risikonya, terutama akibat pengaruh dari influencer,” kata Puteri.

Hal serupa disampaikan anggota Komisi XI DPR, Musthofa yang meminta OJK memperketat pengawasan terhadap transaksi kripto guna menghindari penyalahgunaan. Anak muda harus diberikan pemahaman yang lebih baik agar tidak tergiur dengan janji keuntungan besar dari aset kripto tanpa memahami potensi risikonya.

“Ini jangan dimaknai suudzon, tapi dalam rangka antisipasi,” katanya.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi menegaskan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan PPATK untuk memantau dan menekan penyalahgunaan aset kripto dalam praktik pencucian uang.

“Mengurangi pemanfaatan aset kripto untuk pencucian uang atau tindakan pelanggaran lainnya,” tegas Hasan.

Berdasarkan data OJK per Desember 2024, total transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp 650 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp 2 triliun. Pengawasan yang ketat serta peningkatan edukasi masyarakat menjadi kunci utama dalam mencegah potensi penyalahgunaan aset digital untuk aktivitas ilegal.

Sinergitas antara DPR, OJK, PPATK, dan aparat penegak hukum menjadi langkah strategis dalam memperkuat sistem pengawasan dan literasi keuangan guna menekan laju pencucian uang melalui judi online. Langkah ini diharapkan dapat membangun ekosistem keuangan digital yang lebih sehat dan berintegritas.

Masyarakat Lintas Profesi Kompak Berantas Judi Online

Jakarta – Gerakan penolakan terhadap judi online semakin menguat di berbagai kalangan. Dari kampus hingga organisasi kepemudaan, kesadaran kolektif untuk melawan maraknya praktik ilegal ini terus digaungkan.

Terkait hal itu, ratusan sivitas akademika Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan menggelar Deklarasi Anti Judi Online. Rektor Itera, Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, menegaskan bahwa institusinya berkomitmen memberantas segala bentuk perjudian, khususnya judi online.

“Itera ingin menciptakan generasi muda yang berpikir jernih, bekerja keras, dan berkontribusi nyata bagi bangsa tanpa terbuai oleh iming-iming instan,” ujar Prof. Nyoman.

Senada, Presiden Mahasiswa KM-Itera, Muhammad Rizky Saputra, turut mengingatkan dampak serius judi online di kalangan mahasiswa. Menurutnya, praktik ini tidak hanya menguras uang saku, tetapi juga berisiko menyeret mahasiswa ke dalam jeratan pinjaman online.

“Selain dampak finansial, judi online juga dapat menyebabkan gangguan mental. Oleh karena itu, kita harus mampu mengendalikan diri agar tidak terjerumus,” tegasnya.

Gerakan serupa juga digaungkan oleh Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (PRIMA DMI). Ketua Umum PRIMA DMI, Munawar Khalil, menilai judi online sebagai krisis nasional yang membutuhkan aksi kolektif.

“Fenomena ini berkembang pesat akibat kemudahan akses internet, minimnya literasi digital, serta lemahnya regulasi. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dalam gerakan pemberantasan judi online,” ujarnya di Jakarta.

Untuk mendukung langkah nyata, PRIMA DMI mengusulkan delapan strategi pemberantasan, termasuk pembentukan Satuan Tugas (Satgas) khusus judi online, pemblokiran situs secara transparan, serta penguatan edukasi melalui kolaborasi dengan kepolisian dan institusi pendidikan.

Direktur Literasi Digital Remaja Masjid PRIMA DMI, Indra Syahfirman, menambahkan bahwa pihaknya akan menginisiasi petisi nasional guna menekan pemerintah bertindak lebih tegas terhadap situs judi online.

“Kami tidak hanya menyerukan pemberantasan, tetapi juga menawarkan solusi konkret untuk membantu masyarakat agar tidak terjerumus dalam jerat judi online,” katanya.

**

Kolaborasi Elemen Masyarakat Kunci Sukses Pemberantasan Judi Online

Oleh : Jefry Gideon)*

Semakin maraknya judi online di Indonesia telah menjadi perhatian serius berbagai elemen masyarakat. Dari kalangan akademisi, mahasiswa, hingga organisasi kepemudaan, semua bersuara lantang menolak praktik yang merusak ini. Kesadaran kolektif untuk memberantas judi online terus menguat sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan bangsa.
Institut Teknologi Sumatera (Itera) menjadi salah satu institusi pendidikan yang mengambil langkah nyata dalam perlawanan terhadap judi online. Melalui Deklarasi Anti Judi Online, ratusan mahasiswa, dosen, serta tenaga kependidikan menyuarakan komitmen mereka untuk menciptakan lingkungan akademik yang sehat dan bebas dari pengaruh negatif perjudian daring. Rektor Itera, Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, menegaskan bahwa kampus berperan penting dalam membentuk generasi muda yang berpikir kritis, bekerja keras, dan tidak tergoda oleh jalan pintas menuju kekayaan instan.
Selain itu, Presiden Mahasiswa KM-Itera, Muhammad Rizky Saputra, menyoroti dampak merugikan judi online terhadap mahasiswa. Selain berisiko menghabiskan uang saku, kebiasaan ini juga bisa menyeret mahasiswa ke dalam lingkaran pinjaman online.
Beban finansial yang dihadapi pun tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga keluarga mereka. Oleh karena itu, kesadaran untuk menjauhi praktik perjudian ini harus ditanamkan sejak dini agar mahasiswa dapat fokus pada pendidikan dan pengembangan diri tanpa gangguan dari aktivitas berisiko tinggi.
Tidak hanya di lingkungan akademik, organisasi kepemudaan juga aktif menyuarakan penolakan terhadap judi online. Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (PRIMA DMI) menyatakan sikap tegas dalam memerangi perjudian digital yang semakin mengkhawatirkan.
Ketua Umum PRIMA DMI, Munawar Khalil, menekankan bahwa permasalahan ini bukan hanya tentang hukum, tetapi juga terkait moralitas dan tatanan sosial yang terancam akibat dampak buruknya.

Dalam pernyataannya, PRIMA DMI menegaskan perlunya aksi kolektif untuk memberantas judi online yang semakin berkembang akibat kemudahan akses internet serta minimnya literasi digital di kalangan masyarakat. Organisasi ini juga menyerukan seluruh elemen bangsa untuk bersatu dalam gerakan melawan perjudian online dengan pendekatan yang lebih komprehensif.
Sekretaris Jenderal PRIMA DMI, Affandi Ismail Hasan, menyoroti perlunya langkah strategis dalam menangani permasalahan ini. Beberapa usulan konkret yang diajukan termasuk pembentukan Satuan Tugas khusus judi online, pemblokiran situs secara transparan, serta peningkatan edukasi melalui kerja sama dengan kepolisian dan institusi pendidikan. PRIMA DMI juga menekankan pentingnya pendekatan berbasis komunitas untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang bahaya judi online.
Selain pendekatan preventif, PRIMA DMI juga berkomitmen untuk membantu korban yang telah terjerumus ke dalam praktik ini. Salah satu inisiatif yang diusulkan adalah pendirian Judol Crisis Center yang akan menyediakan layanan konseling psikologis dan spiritual bagi mereka yang terdampak. Langkah ini diharapkan dapat membantu individu yang ingin lepas dari jerat judi online namun menghadapi kesulitan untuk keluar dari kebiasaan tersebut.
Selain itu, PRIMA DMI juga menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memberikan edukasi finansial kepada masyarakat, khususnya bagi keluarga yang terkena dampak negatif dari judi online. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai pengelolaan keuangan, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam menghindari risiko finansial yang timbul akibat perjudian.
Kampanye literasi digital Islami juga menjadi salah satu strategi utama PRIMA DMI dalam memberantas judi online. Direktur Literasi Digital Remaja Masjid PRIMA DMI, Indra Syahfirman, menyampaikan bahwa pihaknya akan menginisiasi petisi nasional guna mendorong pemerintah bertindak lebih tegas dalam memberantas situs-situs perjudian digital. Kampanye #BerantasJudol menjadi gerakan yang diusung PRIMA DMI sebagai langkah preventif dalam menyelamatkan generasi muda dari ancaman perjudian online.
Keseriusan PRIMA DMI dalam menangani masalah ini juga terlihat dari rencana pembentukan Duta Digital yang akan mengkampanyekan literasi digital Islami dan menyebarkan narasi positif untuk melawan promosi judi online yang semakin masif di berbagai platform. Organisasi ini juga mendukung pemerintah dalam memperkuat regulasi serta kebijakan yang lebih efektif dalam upaya pemberantasan judi online di Indonesia.
Semangat menolak judi online yang ditunjukkan oleh berbagai elemen masyarakat menunjukkan bahwa kesadaran kolektif semakin menguat. Akademisi, mahasiswa, dan organisasi kepemudaan telah mengambil langkah konkret dalam upaya membendung laju perjudian digital yang kian marak. Ini membuktikan bahwa perlawanan terhadap judi online bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga memerlukan keterlibatan aktif dari seluruh lapisan masyarakat.
Dengan adanya gerakan ini, harapannya adalah semakin banyak pihak yang sadar akan bahaya judi online dan mengambil langkah nyata untuk menjauhinya. Kesatuan dalam menolak perjudian digital menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia peduli terhadap masa depan yang lebih baik dan terbebas dari pengaruh negatif perjudian. Semua elemen bangsa harus terus bersinergi agar lingkungan yang lebih sehat, aman, dan berintegritas dapat terwujud demi generasi yang lebih cemerlang.

)* Penulis adalah kontributor Forum Indonesia Emas

Program Makan Bergizi Gratis Tidak Terdampak Efisiensi Anggaran

Jakarta – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memastikan bahwa langkah efisiensi anggaran sebesar Rp200,2 miliar yang dilakukan instansinya tidak berdampak pada pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Tidak ada hubungannya dengan program Makan Bergizi Gratis, karena anggaran itu (efisiensi) terkait pengadaan lahan yang bisa diatasi dengan pinjam-pakai,” ujar Dadan.

Dadan menjelaskan bahwa efisiensi anggaran tersebut berkaitan dengan pengadaan lahan bagi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ke depannya, kebutuhan lahan ini akan diatasi melalui mekanisme pinjam-pakai dari aset milik pemerintah daerah, kementerian lain, serta institusi seperti TNI, Polri, dan BUMN.

Menurutnya, keberadaan lahan SPPG sangat penting karena berfungsi sebagai lokasi untuk memasak, tempat pertemuan antara produsen dan apoteker, serta pusat konsultasi gizi bagi penerima manfaat program MBG.

Lebih lanjut, Dadan menyatakan bahwa pada tahun 2025 anggaran untuk program MBG akan mengalami peningkatan guna memenuhi target yang lebih luas sebagaimana dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Ketika penambahan program dan cakupan yang awalnya hanya 15 sampai 17,5 juta di tahun 2025, dan diminta untuk mencakup 82,9 juta, itu otomatis ada penambahan, karena ketika program ini harus dipercepat di akhir 2025 akan otomatis, sebab suksesnya program itu ada tiga; satu, anggaran; dua, sumber daya manusia; tiga, infrastruktur,” tuturnya.

Dalam kesempatan berbeda, Dadan juga menyampaikan bahwa pihaknya membutuhkan tambahan anggaran sekitar Rp25 triliun jika jumlah penerima manfaat diperluas.

“Karena kita sudah ada anggaran di 2025 sebesar sekarang Rp70,7 triliun sekian, jadi per bulannya, kita akan butuh kurang lebih Rp25 triliun kalau penerima manfaat ditambah,” ucapnya.

Selain itu, Dadan menyoroti bahwa masih banyak anak-anak di Indonesia yang belum mendapatkan asupan gizi yang memadai. Berdasarkan data yang ia sampaikan, sekitar 60 persen anak-anak di Indonesia belum terbiasa mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi lengkap.

“Jadi mereka kaget kalau kita sajikan ada karbohidrat, protein, sayuran, buah serat, dan ada susu. Itu 60 persen anak Indonesia tidak pernah melihat menu seperti itu,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa rendahnya konsumsi susu di kalangan anak-anak bukan disebabkan oleh faktor ketidakcocokan atau intoleransi laktosa, melainkan karena keterbatasan ekonomi yang membuat mereka tidak mampu membelinya. //

Upaya Kolektif Elemen Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan Bahaya Judi Online

Oleh: Raka Aditya Putra )*
Judi online semakin marak dan mengkhawatirkan, terutama bagi generasi muda yang rentan terhadap pengaruh negatif. Berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi kepemudaan, lembaga keagamaan, dan pemerhati sosial, telah menunjukkan kesadaran tinggi dalam mencegah dampak buruk judi online. Salah satunya datang dari Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (Prima DMI), yang secara aktif mengedukasi masyarakat tentang bahaya perjudian daring.
Ketua Umum Prima DMI, Munawar Khalil, menegaskan bahwa judi online bukan sekadar masalah hukum, tetapi juga tantangan moral yang berpotensi merusak tatanan sosial dan ekonomi. Ia menyampaikan bahwa fenomena ini berkembang pesat karena kemudahan akses internet, kurangnya literasi digital, serta lemahnya regulasi terhadap aktivitas perjudian daring. Oleh karena itu, seluruh elemen bangsa diajak untuk bersatu dalam upaya pemberantasan judi online.
Prima DMI mengusulkan delapan strategi untuk menangani permasalahan ini. Beberapa di antaranya adalah pembentukan Satuan Tugas (Satgas) khusus judi online, pemblokiran situs secara transparan, serta kolaborasi dengan lembaga kepolisian dan institusi pendidikan untuk meningkatkan literasi digital. Sekretaris Jenderal Prima DMI, Affandi Ismail Hasan, menekankan bahwa organisasi ini memiliki tanggung jawab moral dalam membina generasi muda agar tidak terjerumus ke dalam perjudian daring.
Selain itu, Prima DMI juga berencana membentuk Duta Digital untuk mengampanyekan literasi digital Islami dan menyebarkan narasi positif guna melawan promosi judi online. Dalam upaya rehabilitasi korban, mereka akan mendirikan Judol Crisis Center yang menyediakan layanan konseling psikologis dan spiritual. Mereka juga bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam membantu keluarga terdampak serta memberikan edukasi finansial untuk mencegah kerugian akibat judi daring.
Tidak hanya itu, langkah-langkah preventif lainnya juga dilakukan melalui inisiatif petisi nasional yang menekan pemerintah agar bertindak lebih tegas dalam memberantas situs-situs judi online. Direktur Literasi Digital Remaja Masjid Prima DMI, Indra Syahfirman, menyampaikan bahwa organisasi ini tidak hanya menuntut pemberantasan judi daring, tetapi juga menawarkan solusi konkret untuk mencegah masyarakat dari terjerumus ke dalam praktik tersebut.
Kolaborasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga dilakukan dalam menyusun panduan fikih kontemporer tentang judi online. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat mengenai larangan perjudian dari perspektif agama.
Pemerhati sosial digital dan Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI), Rana Setiawan, mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh Prima DMI. Menurutnya, pendekatan berbasis komunitas dan kolaborasi lintas sektor yang diterapkan oleh organisasi ini dapat memberikan edukasi yang lebih luas dan efektif kepada masyarakat.
Judi online bukan sekadar masalah keuangan, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental individu yang terjerat dalam praktik ini. Dalam Kongres XVIII Muslimat NU, bahaya judi online dan pinjaman online (pinjol) menjadi salah satu topik utama yang dibahas dalam forum bahtsul masail. Prof. KH. Asrorun Ni’am Sholeh, Katib Syuriah PBNU, menyoroti dampak negatif perjudian daring terhadap kesehatan mental, yang dapat mengarah pada gangguan psikologis serius.
Menurut Prof. Ni’am, kesehatan mental dalam Islam menekankan keseimbangan antara kesejahteraan rohani dan jasmani. Ia menegaskan bahwa individu yang terjebak dalam judi online sering kali mengalami stres berat hingga kehilangan kendali atas kehidupan mereka. Faktor lingkungan, trauma, dan tekanan ekonomi menjadi pemicu utama yang memperparah kondisi psikologis mereka.
Kasus-kasus yang sering terjadi adalah individu yang terlilit hutang akibat judi online atau pinjol, yang pada akhirnya berdampak pada keharmonisan keluarga. Dalam beberapa kejadian, suami yang kecanduan judi daring rela menggadaikan rumah dan aset keluarga lainnya, yang pada akhirnya menyebabkan tekanan mental bagi anggota keluarganya.
Oleh karena itu, diperlukan peran aktif orang tua dalam mendidik anak-anak mereka tentang bahaya judi online. Parenting yang berbasis pada nilai-nilai agama dan moral dapat menjadi benteng utama dalam mencegah generasi muda terjerumus dalam perjudian daring. Edukasi dini dan pengawasan terhadap aktivitas digital anak-anak juga perlu ditingkatkan guna membangun kesadaran tentang risiko yang ada.
Sebagai langkah lanjutan, seluruh elemen masyarakat, termasuk organisasi keagamaan, lembaga pendidikan, dan pemerintah, harus bekerja sama dalam upaya pemberantasan judi online. Kesadaran dan kewaspadaan masyarakat merupakan kunci utama dalam menghadapi tantangan ini. Dengan sinergi yang kuat, generasi muda dapat diselamatkan dari dampak negatif perjudian daring, sehingga mereka dapat tumbuh sebagai individu yang bermoral, cerdas, dan siap menghadapi masa depan tanpa terjerumus dalam praktik perjudian.
Melalui gerakan #BerantasJudol dan berbagai upaya strategis lainnya, Prima DMI dan elemen masyarakat lainnya telah menunjukkan komitmen besar dalam melawan judi online. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, harapan untuk mewujudkan generasi yang bebas dari pengaruh negatif perjudian daring semakin nyata. Semua pihak diharapkan terus berkontribusi dalam membangun kesadaran kolektif guna menjaga masa depan bangsa dari ancaman judi online yang kian meresahkan.
)* Pengamat Kebijakan Sosial – Lembaga Sosial Madani Institute

Pemerintah Lakukan Efisiensi Pengeluaran Demi Peningkatan Kualitas Layanan Publik

Jakarta – Pemerintah memastikan efisiensi anggaran tidak akan mengurangi total belanja negara dalam APBN 2025, yang tetap sebesar Rp3.621,3 triliun.

Menteri Keuangan menegaskan bahwa efisiensi dilakukan melalui refocusing anggaran ke sektor-sektor yang memberikan manfaat lebih besar.

“Untuk langkah saat ini, tidak dilakukan pengurangan total belanja negara. Yang ada adalah refocusing,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pemerintah akan terus memantau pelaksanaan kebijakan ini agar tetap berjalan optimal.

Di sektor komunikasi dan digital, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menerapkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 dengan memprioritaskan program yang berdampak langsung bagi masyarakat.

“Melakukan penyesuaian dengan reprioritisasi pada program penyediaan layanan publik,” kata Sekretaris Jenderal Komdigi, Ismail.

Beberapa layanan yang diprioritaskan termasuk infrastruktur telekomunikasi, pengelolaan spektrum frekuensi radio, pusat data nasional, serta pengendalian konten negatif.

Efisiensi juga diterapkan dalam pengembangan SDM digital, beasiswa, serta fasilitasi ekonomi digital. “Kami berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan agar efisiensi ini tidak berdampak pada program prioritas,” tambahnya.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) juga menyesuaikan beberapa pos belanja operasional seperti perjalanan dinas dan pengadaan alat tulis. “Namun kami memastikan program dan kegiatan penting tetap berjalan guna meningkatkan kualitas pelayanan publik dan reformasi birokrasi,” ujar Menteri PANRB, Rini Widyantini.

Ia menekankan bahwa optimalisasi transformasi digital akan membantu efisiensi anggaran dan meningkatkan efektivitas kerja.

“Kami mengoptimalkan teknologi informasi serta memperkuat kolaborasi antar-unit kerja,” katanya.

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Ahmad Heryawan, menegaskan bahwa efisiensi bukan hanya pemotongan anggaran, tetapi juga memastikan efektivitas program.

“Semua program harus efektif dan tepat sasaran. Dengan efisiensi, capaian tetap harus tercapai,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memastikan bahwa efisiensi tidak akan memengaruhi program bantuan sosial (bansos).

“Bansos tidak ada pemotongan, bahkan Presiden mempertimbangkan untuk menambah anggaran jika memungkinkan,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa efisiensi hanya diterapkan pada kebutuhan operasional, sementara program pro-rakyat tetap menjadi prioritas.

“Presiden ingin memastikan bantuan bagi masyarakat miskin ekstrem tetap terjaga,” pungkasnya.

Melalui efisiensi ini, pemerintah berkomitmen menggunakan anggaran negara seefektif mungkin untuk meningkatkan kualitas layanan publik dan kesejahteraan masyarakat.

Pemangkasan Anggaran di Kementerian, Pemerintah Pastikan Tak Ganggu Pembangunan

Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, memastikan bahwa pemangkasan anggaran di Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tidak akan menghambat pembangunan infrastruktur yang tengah berlangsung. Ditegaskannya, efisiensi anggaran tetap sejalan dengan target penyelesaian proyek yang telah direncanakan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap proyek yang sudah direncanakan dapat berjalan sesuai jadwal tanpa ada hambatan signifikan.

“Kementerian PU sudah terbiasa membangun, jadi target besar kita adalah menyelesaikan setiap proyek yang dimulai. Tidak boleh ada proyek yang mangkrak, karena itu bukan prinsip kami,” ujar Menteri Dody.

Dody menjelaskan bahwa pihaknya akan mengoptimalkan anggaran yang telah disetujui oleh Kementerian Keuangan dan DPR dengan efektif serta transparan. Hal ini bertujuan agar pembangunan infrastruktur memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Efisiensi anggaran yang diterapkan akan difokuskan pada proyek-proyek prioritas yang memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.

“Kami akan meningkatkan produktivitas dan menurunkan Incremental Capital Output Ratio (ICOR), sehingga setiap investasi yang dilakukan benar-benar membawa manfaat maksimal bagi kehidupan masyarakat,” ungkapnya.

Selain itu, efisiensi anggaran juga akan difokuskan pada optimalisasi infrastruktur yang sudah dibangun agar dampaknya lebih luas dan efisien. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah memaksimalkan fungsi bendungan yang telah selesai dibangun dengan menambah serta merehabilitasi jaringan irigasi.

Hal ini diharapkan dapat memastikan distribusi air ke lahan pertanian, sehingga meningkatkan indeks penanaman. Dengan meningkatnya indeks penanaman, produktivitas pertanian juga diharapkan meningkat, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.

Dody juga menekankan bahwa kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan sektor swasta, akan terus diperkuat untuk memastikan efektivitas penggunaan anggaran. Dengan sinergi yang baik, pembangunan infrastruktur dapat berjalan lebih efisien tanpa mengurangi kualitas hasil akhirnya.

“Kementerian PU siap bekerja. Kami terus mengoptimalkan infrastruktur yang telah ada agar lebih efisien dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat. Dengan strategi yang tepat, kami yakin pembangunan tetap berjalan sesuai rencana dan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” pungkasnya.

Makan Bergizi Gratis Berdampak Positif Bagi Sektor Pertanian dan UMKM

Oleh : Fahmi Citra Budi )*

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) membawa dampak besar terhadap sektor ekonomi, khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta pertanian di Indonesia. Dengan implementasi yang sistematis, program ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat secara luas.
Menteri UMKM Maman Abdurrahman menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar upaya peningkatan gizi, tetapi juga membuka peluang bisnis baru di sektor pangan dan makanan, menciptakan ekosistem ekonomi yang dinamis di tingkat desa.
Maman menilai bahwa MBG menjadi katalisator bagi perputaran ekonomi di setiap daerah. Program ini melibatkan berbagai sektor dalam rantai pasok pangan, menciptakan sinergi dari hulu hingga hilir yang sepenuhnya mengakomodasi pelaku UMKM.
Demi memastikan keberlanjutan dan efektivitasnya, Kementerian UMKM telah menyusun strategi utama yang meliputi pemantauan serta evaluasi UMKM peserta program, koordinasi dengan perbankan nasional untuk memastikan kelancaran modal kerja, serta optimalisasi subsektor makanan sebagai bagian dari ekosistem usaha yang lebih besar.
Di sisi lain, Maman juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan perguruan tinggi, khususnya melalui Center of Excellence MBG di IPB Dramaga, Bogor. Menurutnya, riset akademik dapat menjadi peluang bisnis apabila dikelola dalam skema kerja sama berbasis Business to Business (B2B). Melalui pendekatan ini, hasil riset dari kampus bisa diterapkan dalam dunia usaha guna memperkuat ketahanan pangan dan memperluas peluang ekonomi bagi masyarakat.
Sejalan dengan pandangan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga meyakini bahwa program MBG akan berdampak positif bagi perekonomian nasional. Dalam forum BRI Microfinance Outlook 2025, ia mengungkapkan bahwa program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan penerima manfaat, tetapi juga mampu menggerakkan perekonomian daerah melalui keterlibatan UMKM dalam penyediaan bahan makanan dan distribusi. Pemerintah bahkan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp171 triliun guna memperluas cakupan program dan meningkatkan jumlah sekolah yang terlibat.
Sri Mulyani menekankan bahwa MBG bukan sekadar program sosial, tetapi investasi jangka panjang dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dengan pemenuhan gizi yang memadai, anak-anak dapat belajar lebih optimal, sehingga dalam jangka panjang akan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Ia juga menegaskan bahwa pengelolaan program harus terus diperbaiki agar efektivitas dan distribusi manfaatnya semakin maksimal.
Dari perspektif pemberdayaan ekonomi, MBG menjadi peluang besar bagi UMKM. Direktur Sistem Pemenuhan Gizi Nasional BGN, Dr. Nurjaeni, menjelaskan bahwa ribuan dapur sentral yang dibangun di seluruh desa dan kelurahan akan dikelola oleh koperasi, BUMDes, serta UMKM.
Selain itu, mitra usaha yang terlibat dalam penyediaan bahan pangan seperti beras, sayur, ikan, susu, dan telur juga akan mendapat manfaat dari program ini. Dengan kapasitas produksi mencapai 3.000 porsi makanan per hari, pelaku usaha dapat memperoleh keuntungan signifikan yang akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
Dengan skema yang dirancang secara sistematis, program MBG tidak hanya berdampak pada peningkatan gizi anak-anak dan ibu hamil, tetapi juga menjadi mesin penggerak ekonomi berbasis komunitas. Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, program ini diharapkan mampu menciptakan perubahan signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan berbagai peluang yang ditawarkan, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan program ini sebagai momentum untuk membangun usaha yang lebih maju dan berkelanjutan.
Program MBG juga memperlihatkan bagaimana sinergi antara kebijakan pemerintah dan partisipasi masyarakat dapat membangun ekosistem ekonomi yang lebih kuat. Dalam jangka panjang, program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kesejahteraan sosial, tetapi juga mempercepat pertumbuhan ekonomi inklusif yang berbasis pada kemandirian usaha kecil dan menengah.
Melalui keterlibatan aktif UMKM, pertanian, serta sektor pendidikan, dampak dari program ini diharapkan dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Peluang yang diberikan kepada UMKM untuk berpartisipasi sebagai pemasok bahan makanan dan pengelola dapur sentral membuka akses baru terhadap pasar yang lebih luas. Dengan adanya insentif berupa dukungan pembiayaan dan kemudahan regulasi, UMKM dapat lebih berkembang dan meningkatkan kapasitas produksi mereka.
Selain itu, keterlibatan perguruan tinggi dalam program MBG menandakan bahwa sektor pendidikan memiliki peran penting dalam membangun solusi berbasis riset untuk ketahanan pangan nasional. Hasil penelitian dari universitas dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk pangan, menemukan inovasi baru dalam penyimpanan dan distribusi makanan, serta mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif bagi UMKM di sektor ini.
Melihat berbagai dampak positif yang ditimbulkan, program MBG merupakan langkah strategis pemerintah dalam menciptakan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Dengan eksekusi yang tepat dan berkelanjutan, program ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi jangka pendek dalam peningkatan gizi anak-anak Indonesia, tetapi juga menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan program ini sebagai peluang untuk berkontribusi dalam penguatan ekonomi lokal. Dengan semangat gotong royong dan dukungan dari berbagai pihak, MBG berpotensi menjadi model sukses dalam membangun ekosistem pangan yang mandiri dan berdaya saing tinggi di Indonesia. Peran serta aktif dari pelaku usaha, akademisi, dan pemerintah akan menentukan sejauh mana program ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi bangsa dan negara.

)* penulis adalah pengamat kebijakan publik

Pemerintah Pastikan Efisiensi Tanpa Mengorbankan Layanan Publik

Oleh : Kiran Aarya )*

Pemerintah menegaskan bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan tidak akan mengorbankan layanan publik maupun menyebabkan pemutusan hubungan kerja secara massal. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan benar-benar memberikan manfaat optimal bagi masyarakat, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Efisiensi dilakukan bukan untuk memangkas hal-hal yang berdampak langsung kepada masyarakat, melainkan mengalihkan belanja yang kurang produktif ke program-program yang lebih bermanfaat.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengklarifikasi bahwa tenaga kerja kontrak yang tidak diperpanjang bukanlah bagian dari kebijakan efisiensi, melainkan karena proyek yang mereka kerjakan telah selesai. Kontrak yang berakhir secara alami tidak dapat disamakan dengan pemutusan hubungan kerja akibat penghematan anggaran.

Jika terdapat anggapan bahwa kebijakan efisiensi mengarah pada PHK massal, itu merupakan kesalahan persepsi. Kebijakan ini tidak dirancang untuk mengurangi jumlah pegawai, tetapi untuk memastikan bahwa alokasi anggaran yang digunakan lebih efektif dan efisien.

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 mengarahkan agar belanja negara dialihkan dari aktivitas yang kurang produktif ke program yang berdampak lebih besar bagi masyarakat. Pemerintah memastikan bahwa efisiensi dilakukan dengan mempertimbangkan prioritas utama, yakni kesejahteraan publik.

Langkah ini tidak berarti penghapusan layanan, melainkan optimalisasi pengeluaran agar tidak terjadi pemborosan. Setiap anggaran yang dipakai harus memiliki dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat, bukan sekadar memenuhi formalitas administratif semata.

Namun, ada beberapa instansi yang salah dalam menafsirkan kebijakan efisiensi. Beberapa lembaga malah mengurangi layanan dasar alih-alih memangkas pengeluaran yang tidak signifikan. Belanja yang dianggap sebagai “lemak”, seperti biaya seremonial, perjalanan dinas yang tidak esensial, serta pembelian alat tulis kantor yang berlebihan, menjadi fokus penghematan.

Presiden Prabowo secara langsung meneliti setiap pos belanja negara dengan sangat rinci untuk memastikan efisiensi ini tidak merugikan masyarakat. Dalam berbagai kesempatan, Presiden menekankan bahwa pengeluaran yang tidak memiliki dampak besar bagi masyarakat harus diminimalkan.

Langkah serupa juga diterapkan oleh Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), yang menegaskan bahwa efisiensi anggaran tahun 2025 tidak akan berdampak pada PHK massal. Juru Bicara LPP RRI, Yonas Markus Tuhuleruw, memastikan bahwa meskipun ada penyesuaian anggaran, pelayanan informasi berkualitas tetap menjadi prioritas.

RRI juga memanfaatkan teknologi penyiaran modern untuk meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan infrastruktur. Menurut Yonas, status kontributor sebagai tenaga lepas perlu diperjelas agar tidak disalahartikan sebagai bagian dari kebijakan efisiensi yang memicu PHK.

Setiap unit kerja di RRI didorong untuk berinovasi dalam menghadapi tantangan anggaran, sehingga efisiensi yang diterapkan justru memperkuat institusi. Penggunaan teknologi yang telah diadopsi sebelumnya menjadi kunci dalam memastikan bahwa layanan informasi tetap berkualitas meskipun dilakukan penghematan anggaran.

Dengan langkah ini, RRI menegaskan bahwa efisiensi tidak berarti penurunan kualitas layanan, melainkan kesempatan untuk berbenah dan meningkatkan kinerja. Institusi yang dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi akan lebih siap menghadapi era digital dan meningkatkan daya saingnya.

Di sektor pelayanan publik lainnya, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) juga memastikan bahwa efisiensi anggaran tidak akan menghambat pelayanan masyarakat. Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan pertanahan dan tata ruang, ATR/BPN menerapkan strategi efisiensi dengan mengoptimalkan digitalisasi layanan dan penyederhanaan administrasi. Inovasi ini memungkinkan masyarakat untuk mengakses layanan secara daring, mengurangi biaya operasional tanpa menurunkan kualitas pelayanan.

Sertipikat Tanah Elektronik dan Hak Tanggungan Elektronik (HT-el) menjadi contoh konkret bagaimana efisiensi bisa berjalan beriringan dengan peningkatan mutu layanan. Langkah ini tidak hanya memangkas pengeluaran tetapi juga mempercepat dan mempermudah proses administrasi pertanahan.

Redistribusi pegawai sesuai kebutuhan, pemanfaatan teknologi dalam pelaporan dan pengawasan, serta penghapusan kegiatan seremonial yang kurang relevan turut menjadi bagian dari strategi efisiensi di ATR/BPN. Transformasi digital ini juga memberikan transparansi lebih dalam layanan pertanahan, yang selama ini sering diwarnai oleh permasalahan birokrasi yang panjang.

Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN, Suyus Windayana, menegaskan bahwa kebijakan efisiensi ini bukan sekadar pengurangan anggaran, tetapi juga peningkatan kualitas pelayanan. Justru dengan adanya efisiensi, kementerian memiliki kesempatan untuk memperbaiki sistem kerja dan meningkatkan efektivitas layanan.

Evaluasi dan monitoring terus dilakukan guna memastikan bahwa implementasi kebijakan ini berjalan transparan dan tetap mengutamakan kepentingan masyarakat. Tidak hanya sekadar penghematan, tetapi juga perbaikan sistem agar lebih responsif dan berorientasi pada hasil.

Efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah bukanlah pemangkasan yang merugikan, melainkan upaya pengelolaan keuangan negara yang lebih efektif dan berorientasi pada hasil. Jika dilaksanakan dengan benar, efisiensi ini justru akan membawa manfaat besar bagi masyarakat dengan memperbaiki layanan publik tanpa mengorbankan hak-hak dasar mereka.

Selain itu, partisipasi masyarakat dalam mengawal implementasi kebijakan efisiensi juga menjadi faktor penting. Transparansi dalam pengelolaan anggaran publik harus selalu dijaga agar setiap rupiah yang dialokasikan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan adanya sinergi antara pemerintah, institusi terkait, serta masyarakat luas, diharapkan kebijakan efisiensi ini mampu mendorong pelayanan publik yang lebih baik tanpa mengurangi hak-hak dasar yang seharusnya diterima oleh masyarakat.

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute