UU TNI Mempertegas Peran Militer dalam Keamanan Tanpa Intervensi Politik

Oleh: Budi Harikusuma )*

 

Revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi langkah strategis dalam memperkuat peran militer tanpa melanggar prinsip demokrasi. Pemerintah dan DPR memastikan bahwa perubahan dalam regulasi ini tetap berpegang pada supremasi sipil serta tidak membuka ruang bagi keterlibatan militer dalam politik atau sektor sipil yang tidak relevan dengan pertahanan negara.

 

Dalam pembahasannya, revisi ini menegaskan posisi TNI sebagai garda utama dalam menjaga kedaulatan negara, termasuk di ranah keamanan siber. Direktur Eksekutif Indonesia Digital and Cyber Institute (IDCI), Yayang Ruzaldy, menyampaikan bahwa ancaman siber seharusnya dikategorikan sebagai ancaman militer, mengingat sifatnya yang semakin menyerupai bentuk peperangan modern. Ia menilai bahwa TNI harus menjadi institusi utama dalam menangani serangan siber yang dapat membahayakan keamanan nasional.

 

Sejalan dengan pandangan tersebut, Yayang menegaskan bahwa keterlibatan TNI dalam pertahanan siber sangat penting untuk memastikan kedaulatan digital Indonesia. Ia menilai bahwa ketidaktegasan dalam regulasi dapat menyebabkan krisis kepercayaan terhadap sistem pertahanan siber nasional. Oleh karena itu, ia merekomendasikan agar revisi UU TNI mengatur secara eksplisit bahwa pertahanan siber merupakan tugas utama TNI, bukan sekadar fungsi pendukung.

 

Selain itu, revisi ini memastikan bahwa keterlibatan TNI dalam ranah non-perang tetap dalam batas yang jelas. Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang selama ini menjadi bagian dari tugas TNI akan lebih difokuskan pada penanganan bencana, perlindungan objek vital, serta ancaman terhadap stabilitas nasional. Kejelasan aturan ini diharapkan dapat mencegah potensi penyalahgunaan wewenang yang bisa mengarah pada dominasi militer dalam sektor-sektor yang bukan merupakan tanggung jawabnya.

 

Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Heri Gunawan, menegaskan bahwa revisi ini tidak bertujuan untuk menghidupkan kembali dwifungsi TNI. Menurutnya, perubahan yang dilakukan tetap berada dalam koridor reformasi dan berorientasi pada peningkatan efektivitas serta profesionalisme TNI. Ia menekankan bahwa koordinasi antara TNI dan pemerintah tetap berjalan sesuai dengan mekanisme konstitusional, di mana Presiden sebagai panglima tertinggi tetap memiliki kendali penuh terhadap kebijakan pertahanan negara.

 

Lebih lanjut, Heri Gunawan menjelaskan bahwa aturan mengenai penempatan prajurit aktif di kementerian dan lembaga tertentu telah dirancang agar tetap dalam batas yang ketat. Jumlah institusi yang dapat ditempati oleh personel TNI dibatasi hanya pada lembaga yang memiliki relevansi strategis dengan pertahanan dan keamanan nasional. Pembatasan ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada dominasi militer dalam birokrasi sipil serta menghindari kemungkinan kembalinya praktik dwifungsi TNI yang telah dihapus sejak reformasi.

 

Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam menjaga profesionalisme TNI. Dengan adanya batasan yang ketat terhadap penempatan prajurit aktif di institusi non-militer, reformasi di tubuh TNI dapat terus berjalan tanpa adanya potensi intervensi terhadap pemerintahan sipil. Keputusan ini juga memastikan bahwa mekanisme regenerasi dalam tubuh TNI tetap berjalan secara optimal, tanpa menghambat pengembangan karier prajurit yang sedang bertugas.

 

Pemerintah dan DPR telah menegaskan bahwa revisi ini tidak bertujuan untuk mengembalikan peran militer dalam politik. Segala bentuk intervensi TNI dalam urusan pemerintahan tetap dilarang, sebagaimana diatur dalam berbagai regulasi yang telah ada sebelumnya. Dalam konteks ini, aturan mengenai netralitas prajurit tetap ditegakkan, termasuk larangan bagi anggota TNI untuk terlibat dalam kegiatan bisnis atau aktivitas politik praktis.

 

Ketua DPR RI, Puan Maharani, juga menyoroti pentingnya revisi ini dalam menjaga profesionalisme dan netralitas TNI. Ia menegaskan bahwa perubahan regulasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa TNI tetap fokus pada tugas pokoknya sebagai penjaga pertahanan negara tanpa terjebak dalam konflik politik atau aktivitas ekonomi yang berpotensi merusak citra institusi.

 

Puan juga memastikan bahwa proses pembahasan RUU TNI telah dilakukan secara terbuka dan transparan. Menurutnya, Panitia Kerja (Panja) selalu memberikan penjelasan kepada media mengenai perkembangan pembahasan, sehingga tidak ada informasi yang ditutup-tutupi. Ia menampik anggapan bahwa proses revisi ini dilakukan secara tertutup, dengan menekankan bahwa masukan dari masyarakat tetap menjadi bagian penting dalam penyusunan regulasi ini.

 

Sejumlah kebijakan dalam revisi ini juga mengatur mengenai usia pensiun prajurit, yang disesuaikan dengan tingkat kepangkatan. Penyesuaian ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI dan optimalisasi pengalaman serta keahlian prajurit yang masih dalam kondisi prima. Dengan aturan ini, diharapkan bahwa TNI dapat terus berkembang sebagai institusi yang profesional dan siap menghadapi tantangan zaman.

 

Dukungan dari berbagai pihak terhadap revisi ini menunjukkan bahwa langkah pemerintah dalam memperkuat peran TNI tetap berada dalam koridor yang sesuai dengan prinsip demokrasi. Beberapa tokoh nasional menilai bahwa revisi ini merupakan bentuk adaptasi terhadap kebutuhan pertahanan yang semakin kompleks, tanpa mengorbankan prinsip reformasi militer yang telah dibangun selama lebih dari dua dekade.

 

Dengan disahkannya revisi ini, diharapkan bahwa TNI dapat semakin fokus dalam menjalankan tugasnya sebagai penjaga kedaulatan negara tanpa adanya distraksi dari urusan politik atau ekonomi. Pemerintah juga telah memastikan bahwa implementasi aturan ini akan diawasi dengan ketat, sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam praktiknya di lapangan.

 

)* Pengamat Bidang Hukum

 

 

[edRW]

Mantan Panglima OPM Dukung Program Makan Bergizi Gratis di Papua

Papua Pegunungan – Mantan Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM), Yusen Tabuni, menyampaikan dukungan terhadap program Makan Bergizi Gratis yang digagas pemerintah. Dalam kapasitasnya sebagai tokoh masyarakat di Wamena, ia menilai program ini memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan masyarakat, terutama anak-anak Papua.

 

“Saya pribadi mendukung program pemerintah termasuk Makan Bergizi Gratis,” ujar Yusen Tabuni.

 

Ia menilai program ini berkontribusi dalam pemenuhan gizi masyarakat Papua, khususnya anak-anak yang membutuhkan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

 

Lebih lanjut, Yusen Tabuni menegaskan bahwa program ini mendapat respons positif dari masyarakat setempat.

 

“Program Makan Bergizi Gratis sangat diterima oleh masyarakat Papua,” tambahnya.

 

Ia menekankan pentingnya dukungan dari berbagai elemen agar program ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal.

 

Selain itu, Yusen Tabuni mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu hoaks yang beredar terkait program ini.

 

“Agar masyarakat mewaspadai isu hoaks terkait Makan Bergizi Gratis, saya sebagai tokoh masyarakat di Wamena mendukung penuh karena dengan adanya program tersebut, gizi anak-anak di Papua terpenuhi,” ungkapnya.

 

Dukungan terhadap program ini juga datang dari Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua, Lenis Kogoya. Ia meminta masyarakat tidak termakan isu negatif yang menyebutkan program ini sebagai upaya terselubung.

 

“Jangan sampai masuk isu-isu yang seperti makanan itu diracun atau genosida. Ini penafsiran yang tidak jelas. Tidak boleh ada lagi yang menyebarkan isu itu,” tegasnya.

 

Ia juga mengajak para guru untuk turut serta menjaga lingkungan sekolah dari informasi yang menyesatkan.

 

“Tidak boleh ada isu-isu itu, karena anak-anak butuh belajar dan mendapatkan gizi,” tambahnya.

 

Program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi pemerintah bertujuan memastikan anak-anak Indonesia, termasuk di Papua, mendapatkan asupan gizi yang cukup guna mengurangi angka stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah dalam menyukseskan program ini.

 

“Saya yakini bahwa pada akhir 2025 semua anak Indonesia akan dapat makan bergizi,” ucapnya.{^}

 

 

[edRW]

Eks Panglima OPM: Program MBG Demi Generasi Muda Papua Sehat dan Produktif

Jayapura – Yusen Tabuni, mantan Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM), menegaskan dukungannya terhadap program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan pemerintah. Sebagai tokoh masyarakat di Wamena, ia menilai program ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat Papua, khususnya dalam meningkatkan gizi anak-anak.

 

“Program Makan Bergizi Gratis sangat membantu masyarakat Papua, terutama anak-anak yang membutuhkan asupan gizi berkualitas,” ujar Yusen Tabuni.

 

Menurutnya, program ini merupakan langkah konkret dalam mengatasi masalah gizi serta meningkatkan kualitas generasi penerus di Papua.

 

Ia juga mengapresiasi antusiasme masyarakat yang menyambut baik kebijakan ini.

 

“Masyarakat Papua menerima program ini dengan baik karena manfaatnya sangat jelas,” tambahnya.

 

Yusen berharap program ini dapat berjalan dengan lancar dan terus ditingkatkan agar semakin banyak masyarakat yang terbantu.

 

Lebih lanjut, Yusen Tabuni mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu hoaks yang menyebutkan bahwa program ini memiliki agenda terselubung.

 

“Jangan mudah percaya dengan propaganda yang menyebutkan bahwa makanan ini beracun atau berbahaya. Program ini murni untuk kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

 

Senada dengan itu, Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua, Lenis Kogoya, juga mengajak masyarakat Papua untuk tidak termakan isu negatif yang dapat menghambat keberhasilan program ini.

 

“Jangan ada yang menyebarkan isu menyesatkan. Ini adalah program nyata untuk membantu masyarakat,” ungkapnya.

 

Ia juga mengajak tenaga pendidik untuk turut serta mendukung program ini dengan memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan tidak terpengaruh oleh berita bohong.

 

“Anak-anak Papua membutuhkan makanan bergizi dan pendidikan yang baik. Jangan biarkan mereka kehilangan haknya,” pungkasnya.

 

 

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, program Makan Bergizi Gratis diharapkan dapat terus berjalan dan memberikan manfaat bagi masyarakat Papua. Upaya ini tidak hanya meningkatkan kesehatan generasi muda tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan serta kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah.

 

Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan terus berinovasi dan berkomitmen dalam menjaga keberlanjutan program ini demi masa depan Papua yang lebih sehat dan produktif. [^]

 

 

[edRW]

MBG Membangun Generasi Muda Papua yang Sehat dan Berdaya Saing Tinggi

Oleh : Martha Yoweni )*

 

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga menjadi fondasi utama dalam membangun generasi muda yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi. Program ini memberikan dampak luas, mulai dari peningkatan gizi hingga pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas. Dengan kebutuhan harian yang besar akan bahan pangan bergizi, MBG menjadi pendorong utama dalam mendukung tumbuh kembang anak-anak Papua agar lebih siap menghadapi tantangan masa depan.

 

Keberadaan program ini juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, khususnya di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Dengan meningkatnya permintaan akan bahan pangan lokal seperti sayuran, umbi-umbian, ikan, ayam, dan beras, para petani dan nelayan mendapatkan pasar yang stabil untuk hasil produksinya. Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah.

 

Ketua DPW SKKP Provinsi Papua Tengah, Dr. drg. Aloysius Giyai, M.Kes, menekankan bahwa keberhasilan MBG sangat bergantung pada kesiapan masyarakat dalam menyediakan bahan pangan lokal yang mencukupi. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk para sarjana, untuk terlibat dalam sektor pertanian, peternakan, dan perikanan guna mendukung keberlanjutan program ini. Menurutnya, orientasi generasi muda terhadap pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak lagi relevan, karena sektor pangan justru menawarkan peluang ekonomi yang lebih luas dan berkelanjutan.

 

Di Kabupaten Nabire, sebanyak 13 Titik Dapur Sehat telah beroperasi untuk melayani sekitar 3.500 penerima manfaat, yang terdiri dari ibu hamil, bayi, hingga pelajar. Dengan kebutuhan harian sebesar 3.500 kotak makanan, berbagai jenis bahan pangan harus tersedia dalam jumlah besar setiap hari. Situasi ini menciptakan pasar yang stabil bagi produsen pangan lokal, memperkuat ketahanan pangan daerah, serta meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan di Papua.

 

Dr. drg. Aloysius Giyai, M.Kes menyatakan bahwa MBG dapat menjadi momentum bagi masyarakat Papua untuk mengembangkan pertanian dan perikanan berbasis kearifan lokal. Dengan melibatkan masyarakat adat dan kelompok tani, program ini dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih kuat dan mendukung ketahanan pangan jangka panjang. Dengan adanya kolaborasi yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Papua dapat menjadi contoh sukses dalam mewujudkan kemandirian pangan.

 

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Letjen TNI Bambang Trisnohadi, menegaskan bahwa program MBG masih melibatkan personel dan peralatan TNI dalam tahap awal implementasi. Namun, dalam jangka panjang, Badan Gizi Nasional (BGN) diharapkan dapat mengambil alih pelaksanaan program ini agar lebih mandiri dan berkelanjutan. MBG juga merupakan langkah strategis dalam menciptakan ketahanan pangan yang kokoh di Papua, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat.

 

Di sisi lain, Yusen Tabuni, mantan Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM), menyatakan bahwa MBG memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup anak-anak Papua. Ia menegaskan bahwa program ini murni bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat dan mengimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu hoaks yang mencoba menghambat pelaksanaannya. Dengan MBG, generasi muda Papua dapat tumbuh lebih sehat dan memiliki kesempatan lebih besar untuk berprestasi dalam berbagai bidang.

 

Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua juga menekankan bahwa MBG adalah bukti nyata kehadiran negara dalam menyejahterakan masyarakat Papua. Ia mengajak para guru dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan bahwa program ini berjalan tanpa gangguan. Menurutnya, memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup adalah investasi jangka panjang bagi masa depan Papua yang lebih cerah.

 

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa sinergi lintas sektor sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan program MBG. Ia optimistis bahwa pada akhir tahun 2025, seluruh anak Indonesia akan dapat menikmati manfaat program ini. Dengan target awal sebesar 3 juta penerima manfaat pada Januari-April 2025, jumlah tersebut diharapkan meningkat menjadi 6 juta penerima manfaat pada tahap berikutnya. Langkah ini akan semakin memperkuat ketahanan pangan nasional serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara luas.

 

Selain sebagai program peningkatan gizi, MBG juga berperan sebagai katalis dalam membangun kemandirian pangan di Papua. Dengan adanya kebutuhan besar akan bahan pangan, masyarakat didorong untuk meningkatkan produksi lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah dalam memperkuat ekonomi berbasis komunitas yang berkelanjutan dan menciptakan peluang kerja yang lebih luas.

 

Tantangan utama dalam mewujudkan kemandirian pangan di Papua adalah distribusi dan logistik. Sebagian besar wilayah Papua memiliki kondisi geografis yang sulit, sehingga akses terhadap bahan pangan masih menjadi kendala. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur jalan, pelabuhan, dan pasar harus menjadi prioritas agar distribusi bahan pangan dapat berjalan lancar dan efisien.

 

Keberhasilan program MBG di Papua akan menjadi model bagi daerah lain dalam upaya menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program ini membuktikan bahwa intervensi pemerintah dalam sektor pangan dapat menciptakan dampak luas, mulai dari peningkatan gizi hingga pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta harus terus diperkuat agar manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan. Generasi muda Papua yang sehat dan cerdas akan menjadi kunci dalam mewujudkan masa depan yang lebih sejahtera dan berdaya saing tinggi.

 

)* Penulis merupakan mahasiswa asal Papua di Makassar

 

 

[edRW]

Makan Bergizi Gratis Membangun Papua yang Sehat dan Sejahtera

Oleh : Beniko Nawipa )*

 

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua membawa dampak positif yang luas, tidak hanya bagi kesehatan masyarakat tetapi juga bagi sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Dengan kebutuhan harian yang tinggi akan bahan pangan, program ini memberikan peluang ekonomi bagi petani, peternak, dan nelayan setempat. Peningkatan permintaan ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan lokal serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua secara keseluruhan.

 

Ketua DPW SKKP Provinsi Papua Tengah, Dr. drg. Aloysius Giyai, M.Kes, mengatakan bahwa pentingnya kesiapan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan untuk keberlangsungan program ini. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk para sarjana, untuk terlibat dalam sektor pertanian, peternakan, dan perikanan demi mendukung program MBG. Menurutnya, orientasi terhadap pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak lagi relevan, karena sektor pangan justru menawarkan peluang yang lebih luas dan berkelanjutan.

 

Di Kabupaten Nabire, terdapat 13 Titik Dapur Sehat yang melayani sekitar 3.500 penerima manfaat, mulai dari ibu hamil, bayi, hingga pelajar. Dengan kebutuhan harian sebesar 3.500 kotak makanan, berbagai jenis bahan pangan seperti sayur, umbi-umbian, ikan, ayam, dan beras harus tersedia dalam jumlah besar. Situasi ini menciptakan pasar yang stabil bagi para produsen pangan lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas.

 

Namun, di balik potensi ekonomi yang besar, ada tantangan yang perlu diantisipasi. Lonjakan permintaan bahan pangan berpotensi menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga di pasar lokal. Oleh karena itu, Dr. drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengusulkan agar pemerintah daerah segera merancang peraturan daerah (Perda) yang mengatur harga bahan pangan agar tetap stabil dan terjangkau. Keberadaan regulasi ini akan memastikan bahwa program MBG dapat berjalan dengan baik tanpa membebani masyarakat.

 

Selain dukungan dari masyarakat, program MBG juga mendapat perhatian dari Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III. Letjen TNI Bambang Trisnohadi menyampaikan bahwa program ini masih melibatkan personel dan peralatan milik TNI dalam tahap awal implementasinya. Namun, ke depan, diharapkan Badan Gizi Nasional (BGN) dapat mengambil alih dan menjalankan program ini secara berkelanjutan.

 

Program MBG tidak hanya memberikan manfaat kesehatan dan ekonomi, tetapi juga menciptakan stabilitas sosial di Papua. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk mantan Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM), Yusen Tabuni, menunjukkan bahwa program ini diterima dengan baik oleh masyarakat. Ia menegaskan bahwa MBG memiliki dampak positif bagi pemenuhan gizi anak-anak Papua serta meningkatkan kualitas hidup mereka.

 

Selain itu, Yusen Tabuni mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu hoaks yang beredar terkait program ini. Menurutnya, MBG adalah inisiatif pemerintah yang murni bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua tanpa agenda tersembunyi. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak terlibat dalam aksi penolakan terhadap program ini, karena manfaatnya sangat besar bagi generasi muda Papua di masa depan.

 

Dukungan serupa juga datang dari Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua, yang menegaskan bahwa MBG adalah bukti nyata kehadiran negara dalam menyejahterakan masyarakat Papua. Ia mengajak semua pihak, termasuk para guru, untuk menjaga agar tidak ada isu negatif yang mengganggu pelaksanaan program ini di sekolah-sekolah. Baginya, memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup adalah prioritas utama.

 

Program Makan Bergizi Gratis merupakan bagian dari visi besar pembangunan sumber daya manusia yang dicanangkan oleh pemerintah. Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa sinergi lintas sektor sangat diperlukan untuk memastikan kelancaran program ini. Ia optimistis bahwa pada akhir tahun 2025, seluruh anak Indonesia akan dapat menikmati manfaat program ini. Dengan target awal sebesar 3 juta penerima manfaat pada Januari-April 2025, jumlah tersebut diharapkan meningkat menjadi 6 juta penerima manfaat pada tahap berikutnya.

 

Keberhasilan program MBG di Papua akan menjadi model bagi daerah lain dalam upaya menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program ini membuktikan bahwa intervensi pemerintah dalam sektor pangan dapat menciptakan dampak yang luas, mulai dari peningkatan gizi hingga pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta harus terus diperkuat agar manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan.

 

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga berperan penting dalam menanamkan pola hidup sehat bagi masyarakat Papua sejak usia dini. Dengan menyediakan makanan bergizi setiap hari, program ini membantu membangun kebiasaan konsumsi pangan yang sehat dan seimbang. Selain itu, MBG juga mendorong peningkatan literasi gizi di kalangan masyarakat, terutama bagi para orang tua dan tenaga pendidik yang berperan dalam memastikan asupan gizi anak-anak tetap optimal.

 

Pemerintah daerah di Papua diharapkan dapat mengembangkan sistem distribusi bahan pangan yang lebih efisien agar pasokan tetap stabil. Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah membentuk koperasi petani dan peternak yang bekerja sama dengan dapur-dapur sehat, sehingga rantai pasok lebih terorganisir. Dengan demikian, selain meningkatkan kesejahteraan petani, kebijakan ini juga dapat menjaga harga tetap terkendali.

 

 

)* Penulis merupakan mahasiswa asal Papua di Jakarta

 

 

 

[edRW]

Mantan Panglima OPM Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Papua Pegunungan – Mantan Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM), Yusen Tabuni, menyatakan dukungannya terhadap program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi pemerintah. Dukungan tersebut disampaikan dalam kapasitasnya sebagai tokoh masyarakat di Wamena, yang melihat manfaat nyata dari program ini bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya anak-anak Papua.

“Saya pribadi mendukung program pemerintah termasuk Makan Bergizi Gratis,” ujar Yusen Tabuni. Ia menilai bahwa program ini telah memberikan dampak positif dalam pemenuhan gizi masyarakat Papua, terutama bagi anak-anak yang membutuhkan asupan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Lebih lanjut, Yusen Tabuni menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis mendapat sambutan baik dari masyarakat Papua. “Program Makan Bergizi Gratis sangat diterima oleh masyarakat Papua,” tambahnya. Ia menekankan pentingnya dukungan dari seluruh elemen masyarakat agar program ini berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi penerimanya.

Yusen Tabuni juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu hoaks yang beredar terkait program ini. Ia menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis merupakan inisiatif pemerintah yang bertujuan murni untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, tanpa ada kepentingan lain di baliknya. “Agar masyarakat mewaspadai isu hoaks terkait Makan Bergizi Gratis, saya saat ini sebagai tokoh masyarakat di Wamena mendukung penuh karena dengan adanya program tersebut, gizi anak-anak di Papua terpenuhi,” ungkapnya.

Selain itu, Yusen Tabuni juga mengimbau masyarakat Wamena untuk tidak terlibat dalam aksi penolakan terhadap program Makan Bergizi Gratis. Menurutnya, keberadaan program ini sangat penting bagi masa depan generasi muda Papua. “Untuk masyarakat Wamena agar tidak ikut serta demo menolak Makan Bergizi Gratis, karena Makan Bergizi Gratis demi kepentingan generasi muda mendatang,” tegasnya.

Dukungan dari Yusen Tabuni, yang sebelumnya merupakan bagian dari OPM, menunjukkan bahwa program pemerintah ini membawa manfaat nyata dan diterima oleh berbagai kalangan di Papua. Hal ini sekaligus menjadi bukti bahwa pembangunan di Papua terus berjalan dengan pendekatan kesejahteraan dan keberpihakan kepada masyarakat.

Program Makan Bergizi Gratis yang digagas pemerintah bertujuan untuk memastikan setiap anak mendapatkan asupan gizi yang cukup, guna mengurangi angka stunting serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Papua dan seluruh Indonesia. Dengan adanya dukungan dari tokoh masyarakat seperti Yusen Tabuni, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya program ini dan berpartisipasi dalam menyukseskannya demi masa depan yang lebih baik.

 

Sekolah Rakyat Dorong Kesadaran Masyarakat akan Pentingnya Pendidikan

Jakarta, Pemerintah terus berupaya meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu melalui pembangunan Sekolah Rakyat.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menegaskan pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp100 miliar untuk setiap lokasi Sekolah Rakyat. Program ini bertujuan untuk pemerataan pendidikan, terutama bagi kelompok miskin ekstrem.

“Semua biaya di Sekolah Rakyat ditanggung pemerintah, termasuk makan dan tempat tinggal siswa. Sementara rekrutmen siswa dan guru direncanakan berlangsung pada akhir Maret atau awal April 2025,” ujarnya.

Menurutnya, agar program ini berjalan optimal, perlu dilakukan sinergi antara Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

“Dinas sosial di daerah juga harus bekerja sama dengan dinas pendidikan untuk memastikan keberhasilan program ini, masyarakat agar dukung program ini, mengingat manfaatnya sangat besar dalam meningkatkan kualitas hidup siswa dan keluarganya,” katanya.

Sementara itu, Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, melaporkan bahwa hingga saat ini terdapat 53 Sekolah Rakyat yang siap digunakan pada tahun ajaran baru mendatang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar merupakan aset milik Kemensos, sementara 82 lokasi lain masih dalam tahap asesmen.

“Usulan pembangunan terus meningkat, saat ini sudah lebih dari 200 lokasi yang diajukan,” ungkapnya.

Pemerintah akan terus mengkaji kebutuhan anggaran dan teknis pelaksanaan program agar Sekolah Rakyat dapat berjalan efektif.

“Dalam beberapa minggu ke depan, kami akan mengumumkan skema yang lebih jelas,” imbuh Saifullah.

Sebelumnya, dalam rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto pada 10 Maret 2025, berbagai aspek penyelenggaraan Sekolah Rakyat dibahas, termasuk kurikulum, sarana-prasarana, dan mekanisme penerimaan siswa.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa penerimaan siswa akan berbasis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), sehingga program ini tepat sasaran.

Pemerintah telah memastikan kesiapan infrastruktur, termasuk fasilitas pendidikan, asrama, tempat ibadah, serta ruang makan dan olahraga. Sekolah Rakyat akan dibangun di berbagai wilayah, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, Kalimantan, dan Papua. Selain itu, Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Surabaya turut mendukung program ini.

Pemerintah Dorong Akselerasi Sekolah Rakyat, Fokus pada Anak dari Keluarga Miskin Ekstrem

JAKARTA-Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menegaskan bahwa kementeriannya siap mendukung pembangunan infrastruktur pendidikan dalam program Sekolah Rakyat. Saat menerima kunjungan Menteri Sosial Syaifullah Yusuf, ia menyampaikan bahwa penguatan sektor pendidikan merupakan bagian dari visi besar Indonesia Emas 2045.

 

“Sesuai Asta Cita Presiden Prabowo, sektor pendidikan menjadi pilar utama pembangunan. Kami berkomitmen menyediakan infrastruktur terbaik agar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem dapat mengakses pendidikan berkualitas,” ujar Dody.

 

Ia juga telah menginstruksikan Direktorat Jenderal Prasarana Strategis untuk menyusun rancangan teknis pembangunan sekolah, termasuk gedung utama, asrama siswa, dan fasilitas penunjang lainnya. Menurutnya, koordinasi antar kementerian harus dipercepat agar target pembangunan 100 Sekolah Rakyat bisa tercapai.

 

Anggota Komisi VIII DPR RI, Abdul Fikri Faqih, menyambut baik program ini karena diyakini mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta menjadi faktor kunci dalam pengentasan kemiskinan.

 

“Gagasan Presiden Prabowo untuk meningkatkan SDM sangat tepat, terutama jika dikaitkan dengan pengentasan kemiskinan,” ujarnya.

 

Namun, ia juga menekankan perlunya koordinasi lebih lanjut dalam perencanaan, terutama terkait pendanaan, kewenangan, dan orientasi pendidikan.

 

“Tantangannya sekarang adalah bagaimana kita menyelaraskan berbagai aspek tersebut agar program ini dapat direalisasikan pada bulan Juni nanti,” tambahnya.

 

Terkait dengan pendanaan, Fikri menyoroti perubahan regulasi yang bisa mempengaruhi pengalokasian anggaran, sehingga masih ada kendala dalam memastikan akses pendidikan yang benar-benar gratis bagi masyarakat.

 

Sementara itu, Kabupaten Jombang diprioritaskan sebagai salah satu lokasi pendirian Sekolah Rakyat. Bupati Warsubi dan Wakil Bupati Salmanuddin Yazid berkomitmen mendukung program ini demi pemerataan pendidikan.

 

Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Malang, Dr. Rahmadi Indra T, menilai Sekolah Rakyat sebagai solusi bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem yang sulit mendapatkan pendidikan layak.

 

“Program ini dirancang tidak hanya untuk akademik, tetapi juga untuk pengembangan keterampilan hidup, kewirausahaan, serta bakat di bidang seni dan olahraga,” jelasnya.

 

Ia menambahkan bahwa Kementerian Sosial, sebagai penanggung jawab utama, harus bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dalam pembentukan kurikulum. Ia pun optimistis bahwa program ini dapat mengentaskan kemiskinan dan menciptakan agen perubahan menuju Indonesia Emas 2045.

 

Sekolah Rakyat Hadir Sebagai Solusi Pendidikan bagi Masyarakat

Oleh: Saud Halim )*

 

Sekolah Rakyat hadir sebagai solusi konkret bagi pemerataan pendidikan di Indonesia. Pemerintah, melalui berbagai kementerian terkait, berkomitmen untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak yang selama ini sulit mendapatkan kesempatan belajar akibat kendala ekonomi, geografis, atau sosial. Dengan konsep sekolah berasrama yang sepenuhnya dibiayai negara, program ini diharapkan mampu mencetak generasi unggul yang siap bersaing di masa depan.

Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Prof. M. Nuh, menegaskan bahwa pendirian Sekolah Rakyat bukan untuk menggantikan sekolah-sekolah yang sudah ada, melainkan sebagai pelengkap. Pemetaan dilakukan secara cermat untuk memastikan sekolah ini hadir di daerah yang benar-benar membutuhkan intervensi pendidikan. Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) digunakan sebagai acuan utama dalam menentukan lokasi pendirian sekolah, sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran. Ia juga menekankan bahwa Sekolah Rakyat akan berorientasi pada pemberian akses bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, yang selama ini sulit mendapatkan pendidikan berkualitas.

Selain itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial, Robben Rico, menekankan pentingnya rekrutmen tenaga pendidik dari wilayah sekitar sekolah. Langkah ini bertujuan untuk memudahkan adaptasi sosial serta memastikan keberlanjutan program. Kepala sekolah akan berperan sebagai manajer proyek yang bertanggung jawab atas efektivitas pembelajaran serta keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sekolah. Pemerintah menilai bahwa pendekatan ini akan membuat sekolah lebih berdaya dan mandiri dalam jangka panjang. Menurutnya, peran tenaga pengajar yang memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi sosial di sekitarnya akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program ini.

Dalam rangka memastikan kesiapan siswa sebelum memasuki tahun ajaran baru, pemerintah menerapkan program matrikulasi selama satu bulan. Program ini dirancang untuk membekali siswa dengan kesiapan mental, sosial, dan akademik agar mereka dapat mengikuti pembelajaran secara optimal. Selain itu, tenaga pengajar juga akan mendapatkan pelatihan khusus yang berfokus pada empati sosial. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru terhadap kebutuhan anak-anak dari berbagai latar belakang sosial, sehingga mereka dapat memberikan bimbingan yang lebih efektif dan inklusif.

Sementara itu, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko, menegaskan bahwa Sekolah Rakyat memiliki peran strategis dalam memutus mata rantai kemiskinan dan kebodohan. Program ini tidak hanya memberikan pendidikan akademik, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan hidup dan kewirausahaan. Dengan demikian, lulusan Sekolah Rakyat tidak hanya siap melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tetapi juga memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Ia juga menekankan bahwa program ini akan dilengkapi dengan kurikulum berbasis keterampilan kerja, sehingga siswa yang lulus bisa langsung produktif dalam berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan industri nasional.

Pemerintah telah menyiapkan anggaran khusus untuk pembangunan dan operasional Sekolah Rakyat, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam mempercepat pemerataan pendidikan. Dalam sebuah rapat di Istana Merdeka, Presiden meminta agar program ini terus dimatangkan dan dapat mencakup sebanyak mungkin daerah, terutama yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi. Presiden juga menekankan pentingnya sinergi antara Kementerian Sosial dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk memastikan bahwa kurikulum yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan siswa dan relevan dengan perkembangan zaman. Dengan strategi ini, Sekolah Rakyat diharapkan dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan efisien.

Dalam pelaksanaannya, Sekolah Rakyat tidak hanya fokus pada pendidikan formal, tetapi juga memperkenalkan keterampilan praktis yang dapat meningkatkan peluang ekonomi siswa di masa depan. Sekolah ini diharapkan mampu memberikan pendidikan yang lengkap, termasuk pengembangan keterampilan di bidang seni, olahraga, dan teknologi. Dengan pendekatan ini, lulusan Sekolah Rakyat diharapkan dapat mandiri secara ekonomi dan berkontribusi bagi masyarakat. Dengan sistem pendidikan yang lebih fleksibel dan berbasis kebutuhan, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja dan kehidupan sosial setelah menyelesaikan pendidikan mereka.

Pemerintah juga menargetkan agar lulusan Sekolah Rakyat tidak hanya memiliki pendidikan dasar hingga menengah, tetapi juga diberikan kesempatan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Dalam hal ini, beasiswa dan program pendampingan akan disiapkan bagi siswa berprestasi agar dapat menempuh pendidikan lebih tinggi tanpa terkendala biaya. Selain itu, lulusan yang memilih jalur kerja akan diarahkan untuk mengikuti program inkubasi dan pelatihan di sektor-sektor strategis yang tengah dikembangkan pemerintah. Dengan cara ini, Sekolah Rakyat tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, Sekolah Rakyat diharapkan mampu menjadi solusi jangka panjang dalam menciptakan akses pendidikan yang merata dan berkualitas bagi seluruh anak Indonesia. Keberhasilan program ini akan menjadi langkah besar dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, di mana setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan terbaik dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

)* Analisis Kebijakan Publik

 

 

Pemerintah Targetkan 53 Sekolah Rakyat Beroperasi Tahun Ajaran Baru 2025

Oleh: Delvi Rahayu )*

 

Pemerintah menargetkan 53 Sekolah Rakyat beroperasi tahun ajaran baru  2025 sebagai bagian dari program besar dalam meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Program ini dirancang untuk memberikan pendidikan berkualitas secara gratis, terutama bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya sekolah berasrama ini dalam memutus rantai kemiskinan, dengan harapan setiap sekolah dapat menampung hingga 1.000 siswa dalam waktu enam bulan setelah diresmikan.

Dalam tiga bulan ke depan, sebanyak 53 Sekolah Rakyat akan segera diresmikan, sementara 147 sekolah lainnya menyusul. Presiden menjelaskan bahwa Kementerian Sosial telah mengidentifikasi aset-aset berupa gedung dan lahan yang siap digunakan dengan sedikit renovasi. Langkah ini memungkinkan percepatan pembangunan sekolah tanpa harus memulai dari nol. Pemetaan lokasi didasarkan pada wilayah dengan kantong-kantong kemiskinan, sehingga manfaat dari sekolah ini dapat dirasakan oleh mereka yang benar-benar membutuhkan.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menambahkan bahwa 53 unit Sekolah Rakyat yang akan segera beroperasi telah melalui proses asesmen yang ketat. Selain itu, terdapat 82 lokasi lain yang masih dalam tahap evaluasi untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan lingkungan pendidikan yang memadai. Pemerintah daerah juga berperan aktif dalam mengajukan usulan pembangunan sekolah, dengan lebih dari 200 usulan yang kini tengah ditinjau oleh kementerian terkait.

Untuk memastikan bahwa Sekolah Rakyat benar-benar memberikan manfaat bagi keluarga miskin, pemerintah bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan bahwa penerimaan siswa akan berbasis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), khususnya dari kelompok Desil 1 dan Desil 2. Data ini memastikan bahwa hanya anak-anak dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan terendah yang mendapatkan prioritas masuk ke Sekolah Rakyat.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menyusun kurikulum yang relevan dengan kebutuhan masa depan siswa. Kurikulum ini akan menggabungkan pembelajaran akademik dengan keterampilan praktis yang berguna bagi kehidupan dan dunia kerja. Selain itu, para tenaga pendidik yang direkrut telah melewati seleksi ketat dan mendapatkan pelatihan khusus agar dapat mendidik dengan pendekatan yang lebih inklusif.

Pemerintah juga memastikan bahwa setiap Sekolah Rakyat memiliki fasilitas pendukung yang memadai. Gus Ipul menjelaskan bahwa sekolah-sekolah ini harus memenuhi standar tertentu, termasuk ketersediaan asrama, ruang kelas yang layak, tempat ibadah, kantin, serta fasilitas olahraga. Pembangunan dan renovasi sekolah dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, dengan anggaran yang telah dialokasikan dalam APBN.

Lokasi sekolah yang akan diresmikan tersebar di berbagai provinsi, termasuk Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan, dan Papua. Pemerintah juga menggandeng perguruan tinggi seperti Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) untuk mendukung penyelenggaraan program ini. Dengan keterlibatan akademisi, diharapkan sistem pendidikan di Sekolah Rakyat dapat terus berkembang sesuai dengan standar yang diharapkan.

Selain pendidikan akademik, pemerintah berencana memberikan pelatihan keterampilan bagi siswa agar mereka memiliki peluang lebih baik dalam dunia kerja. Bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, program beasiswa telah disiapkan untuk memastikan tidak terbebani masalah biaya.

Dalam beberapa pekan mendatang, pemerintah akan mengumumkan skema yang lebih rinci terkait jumlah siswa per sekolah serta alokasi anggaran tambahan. Gus Ipul menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menginstruksikan seluruh jajaran terkait untuk bekerja maksimal dalam merealisasikan program ini. Upaya ini juga melibatkan Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti, yang memastikan data yang digunakan untuk seleksi siswa benar-benar akurat dan tepat sasaran.

Ketua Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko, turut menjelaskan bahwa program ini memiliki peran strategis dalam memutus mata rantai kemiskinan. BP Taskin bertugas mengidentifikasi daerah prioritas, menyusun kurikulum berbasis keterampilan kerja, serta memantau efektivitas Sekolah Rakyat. Budiman menekankan bahwa program ini bukan hanya sekadar menghadirkan sekolah, tetapi juga menciptakan peluang bagi generasi muda untuk keluar dari jerat kemiskinan.

Selain membangun sekolah, pemerintah juga memastikan adanya program pendampingan bagi siswa, baik dalam bentuk bimbingan belajar maupun layanan konseling. Hal ini bertujuan agar siswa tidak hanya mendapatkan pendidikan formal, tetapi juga dukungan emosional yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan. Upaya ini selaras dengan visi jangka panjang pemerintah dalam menciptakan generasi yang mandiri dan berdaya saing tinggi.

Di sisi lain, pemerintah daerah turut berperan aktif dalam mendukung keberhasilan program ini dengan menyediakan tenaga pendidik tambahan serta fasilitas penunjang lainnya. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian target pendidikan yang merata di seluruh Indonesia.

Dengan keberlanjutan program ini, pemerintah optimis bahwa dalam lima tahun ke depan, Sekolah Rakyat dapat hadir di setiap kabupaten, memberikan akses pendidikan yang setara bagi seluruh anak bangsa. Dukungan penuh dari berbagai elemen masyarakat juga menjadi kunci dalam memastikan program ini berjalan sesuai harapan.

 

)* Analisis Kebijakan Publik