Manfaatkan Libur Lebaran 2025 Dorong Perekonomian Daerah

Oleh: Dhita Karuniawati )*

 

Libur Lebaran selalu menjadi momen yang dinanti oleh masyarakat Indonesia. Tidak hanya sebagai waktu berkumpul bersama keluarga dan sahabat, liburan ini juga memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian daerah. Dengan memanfaatkan libur Lebaran 2025 secara optimal, berbagai sektor ekonomi di daerah dapat mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Setiap tahunnya, jutaan orang melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman selama libur Lebaran. Fenomena ini membawa dampak ekonomi yang besar, terutama bagi sektor transportasi, pariwisata, kuliner, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kenaikan jumlah wisatawan domestik selama libur Lebaran menciptakan permintaan tinggi untuk layanan transportasi seperti bus, kereta api, pesawat, dan kapal laut.

Selain itu, lonjakan mobilitas juga meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha di sektor jasa, seperti perhotelan dan restoran. Hotel dan penginapan di daerah tujuan mudik serta destinasi wisata mengalami tingkat okupansi yang tinggi, sementara restoran dan pedagang kaki lima di sekitar tempat wisata memperoleh keuntungan dari meningkatnya jumlah pelanggan.

Utusan Khusus Presiden, Zita Anjani mengatakan kebijakan pemerintah untuk mendukung kelancaran arus mudik Lebaran 2025, seperti penurunan harga tiket pesawat, penerapan diskon tarif tol, hingga pemberian libur panjang telah menggerakkan ekonomi daerah, termasuk sektor UMKM dan pariwisata setempat.

Zita menyampaikan apresiasi kepada jajaran pemerintahan Presiden Prabowo Subianto atas berbagai kebijakan yang membuat perjalanan mudik masyarakat lebih nyaman, aman, dan terjangkau.

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Zainudin mengatakan momentum Idul Fitri 1446 Hijriah turut menyumbang pertumbuhan ekonomi lokal bagi masyarakat di daerah.

Menurut Zainudin, kondisi ini menjadi kabar baik di tengah menurun dan melesunya kondisi pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa waktu terakhir. Namun setidaknya, dengan meningkatnya daya beli masyarakat dari sejak bulan suci Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah menjadi tren positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lokal.

Zainudin menilai, kondisi ini sangat dirasakan oleh para pelaku UMKM, pedagang di pasar, dan masyarakat yang bergerak di sektor usaha mikro lainnya di daerah.

Zainudin menambahkan, adapun sejumlah hal yang bisa mendongkrak daya beli masyarakat menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah yakni penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) dan juga pencairan dana plasma sawit oleh perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) setempat.

Zainudin berharap kondisi ini dapat bertahan setelah Idul Fitri 1446 Hijriah sehingga daya beli masyarakat tetap stabil dan pertumbuhan ekonomi lokal tetap terjaga. Selain itu, BPC HIPMI Belitung berharap pemerintah dapat segera meluncurkan program-program yang bisa merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat setelah Idul Fitri 1446 Hijriah.

Libur Lebaran menjadi waktu yang tepat bagi UMKM untuk meningkatkan penjualan mereka. Banyak pemudik yang membawa oleh-oleh khas daerah sebagai buah tangan untuk keluarga di kota asal mereka. Produk makanan khas, kerajinan tangan, dan barang-barang unik dari berbagai daerah mengalami lonjakan permintaan yang signifikan selama periode ini.

Pemerintah daerah dan pelaku usaha dapat memanfaatkan momen ini dengan menyediakan pasar Lebaran atau bazar UMKM yang menampilkan produk lokal unggulan. Dengan adanya program promosi yang tepat, UMKM dapat menjangkau lebih banyak konsumen dan meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan.

Libur Lebaran 2025 juga menjadi kesempatan emas untuk mengembangkan sektor pariwisata daerah. Banyak keluarga yang memanfaatkan momen ini untuk berlibur ke tempat-tempat wisata lokal. Destinasi wisata alam seperti pantai, pegunungan, dan air terjun menjadi pilihan favorit, begitu pula dengan wisata budaya dan religi yang menjadi bagian dari tradisi Lebaran.

Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan pelaku industri pariwisata untuk meningkatkan daya tarik wisata lokal. Misalnya, dengan mengadakan festival budaya, pertunjukan seni, dan program wisata tematik yang berkaitan dengan Lebaran. Infrastruktur pendukung pariwisata seperti jalan, tempat parkir, dan fasilitas umum juga perlu diperhatikan agar wisatawan merasa nyaman dan betah.

Pemerintah Kota Kupang Nusa Tenggara Timur berharap momentum libur panjang selama Lebaran 2025 mampu menggerakkan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Wali Kota Kupang, Christian Widodo mengajak agar selama liburan panjang ini ‘healing’ di Kota Kupang dan mengunjungi spot-spot wisata yang menarik dan memberdayakan UMKM. Senada juga Wakil Wali Kota Kupang, Serena Francis turut mengajak masyarakat berlibur di Kota Kupang selama masa liburan panjang ini.

Serena menjelaskan, Kota Kupang mempunyai beragam destinasi wisata dan arena liburan keluarga. Jadi mari berlibur di Kota Kupang. Untuk para wisatawan dapat mencoba kuliner lokal dan nantinya membeli cenderamata atau oleh-oleh khas Kota Kupang.

Libur Lebaran 2025 dapat menjadi momentum penting dalam mendorong perekonomian daerah. Dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, sektor transportasi, UMKM, perdagangan, dan pariwisata dapat merasakan dampak positif yang besar. Namun, agar manfaat ekonomi ini dapat berkelanjutan, diperlukan strategi yang matang dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Dengan perencanaan yang baik, libur Lebaran tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga menjadi peluang emas untuk pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih baik.

 

*) Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia

RUU Polri Dorong Penguatan Kelembagaan dan Perjelas Kewenangan Tugas

Oleh: Hendri Rahardjo

 

Rancangan Undang-Undang Kepolisian Negara Republik Indonesia (RUU Polri) merupakan langkah strategis pemerintah dalam memperkuat kelembagaan Polri sekaligus memastikan kejelasan kewenangan dalam menjalankan tugasnya. Dengan semangat reformasi dan profesionalisme, RUU ini akan menghadirkan institusi Polri yang semakin transparan, akuntabel, dan adaptif terhadap tantangan zaman.

 

RUU ini merupakan penyempurnaan terhadap Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002, mengingat dinamika sosial-politik dan perkembangan teknologi telah berkembang pesat dalam dua dekade terakhir. Pembaruan regulasi ini sangat penting agar Polri semakin relevan dan efektif dalam menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat. Seiring dengan perkembangan ancaman keamanan, mulai dari kejahatan transnasional, ancaman siber, hingga konflik sosial yang semakin kompleks, regulasi kepolisian yang lebih modern menjadi kebutuhan mendesak.

 

Salah satu poin utama dalam RUU Polri adalah penguatan kelembagaan. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan peran institusional Polri dalam penegakan hukum, pemeliharaan keamanan, serta pelayanan publik. Dengan kelembagaan yang lebih kuat, Polri dapat lebih optimal dalam menangani kejahatan siber, terorisme, hingga konflik sosial secara profesional dan terukur. Penguatan ini juga bertujuan untuk memastikan Polri mampu menjawab tantangan zaman dengan meningkatkan kapabilitas personel dan infrastruktur yang lebih modern.

 

Ketua Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK), Abdullah Kelrey, menyambut baik RUU Polri karena akan menciptakan sistem rekrutmen, pendidikan, dan promosi jabatan yang lebih transparan serta berbasis meritokrasi. Hal ini memastikan bahwa Polri tidak hanya kuat dalam struktur, tetapi juga memiliki integritas tinggi dan mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat. Transparansi dalam rekrutmen akan mencegah praktik korupsi dan nepotisme yang selama ini menjadi tantangan dalam institusi kepolisian.

 

RUU ini juga mendorong pembentukan satuan-satuan khusus guna menangani isu tertentu dengan lebih fokus, sehingga fungsi preventif dan penegakan hukum semakin efektif dan tidak tumpang tindih dengan lembaga lain. Dengan demikian, Polri dapat lebih responsif terhadap dinamika sosial yang berkembang dan mampu mengantisipasi ancaman sejak dini.

 

Wakil Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Irawan Heru Suryanto, menegaskan bahwa tindakan kepolisian harus selalu berpedoman pada prinsip hak asasi manusia, hukum nasional, serta etika profesi. Dalam penanganan demonstrasi, misalnya, Polri tetap diberi kewenangan untuk menjaga ketertiban, namun dengan pendekatan humanis melalui dialog dan mediasi. Pendekatan ini penting untuk menjaga keseimbangan antara keamanan dan hak kebebasan berpendapat yang dijamin oleh konstitusi.

 

Di era digital, tantangan yang dihadapi Polri semakin kompleks. RUU Polri juga memberikan dasar hukum yang lebih kuat bagi kepolisian dalam menindak kejahatan siber, penyebaran hoaks, serta pelanggaran di ruang digital. Hal ini penting agar Polri bisa melindungi masyarakat dari ancaman digital tanpa melanggar kebebasan berekspresi. Dengan semakin maraknya penyebaran informasi yang tidak benar dan berpotensi menimbulkan kekacauan sosial, Polri perlu memiliki regulasi yang lebih jelas untuk menangani kejahatan di dunia maya.

 

Selain itu, peningkatan kapasitas dalam penanganan kejahatan berbasis teknologi juga menjadi fokus utama dalam RUU ini. Penguatan forensik digital, pelatihan bagi personel, serta pengembangan sistem keamanan siber nasional menjadi elemen penting yang diatur dalam regulasi ini. Dengan adanya regulasi yang lebih modern, diharapkan Polri dapat menghadapi kejahatan digital dengan lebih efektif dan efisien.

 

RUU Polri juga memperkuat pengawasan internal dan eksternal terhadap kinerja Polri, sehingga semakin akuntabel dan profesional. Secara internal, mekanisme pengawasan diperketat agar tidak ada penyalahgunaan kewenangan dalam tubuh institusi Polri. Sedangkan secara eksternal, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) diberi peran lebih luas dalam mengawasi dan memberikan masukan strategis terhadap kebijakan Polri.

 

Anggota Komisi III DPR RI, Hinca Panjaitan, menegaskan bahwa proses pembahasan RUU ini harus terbuka dan melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti akademisi, praktisi hukum, serta organisasi masyarakat sipil. Dengan begitu, regulasi ini akan benar-benar mencerminkan kebutuhan reformasi Polri sekaligus menjaga keamanan nasional. Keterbukaan dalam proses legislasi akan memastikan bahwa regulasi yang dihasilkan benar-benar relevan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak bertentangan dengan prinsip demokrasi.

 

Selain Kompolnas, penguatan fungsi pengawasan eksternal juga perlu melibatkan Ombudsman dan Komnas HAM untuk memastikan bahwa seluruh tindakan kepolisian berada dalam koridor hukum dan hak asasi manusia. Transparansi dalam kinerja Polri juga perlu ditingkatkan dengan sistem pelaporan yang lebih terbuka kepada publik, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian semakin meningkat.

 

RUU Polri merupakan langkah besar pemerintah dalam memperkuat Polri sebagai institusi penegak hukum yang lebih kuat, profesional, dan berpihak pada rakyat. Keberadaannya bukan sekadar pengganti regulasi lama, tetapi menjadi simbol perubahan nyata dalam meningkatkan pelayanan dan perlindungan bagi masyarakat. Dengan penguatan kelembagaan, peningkatan standar profesionalisme, serta sistem pengawasan yang lebih transparan, Polri diharapkan mampu menjawab tantangan zaman dengan lebih baik.

 

Reformasi Polri tidak boleh berhenti pada regulasi semata, tetapi juga harus diiringi dengan perubahan budaya kerja yang lebih profesional dan berorientasi pada pelayanan masyarakat. Dengan regulasi yang lebih jelas dan modern, diharapkan Polri dapat semakin dekat dengan masyarakat, menjadi institusi yang terpercaya, serta mampu menjaga stabilitas nasional dengan lebih efektif. Keberhasilan reformasi ini akan sangat bergantung pada komitmen semua pihak, baik dari internal Polri sendiri, legislatif, maupun masyarakat sebagai mitra dalam menciptakan keamanan dan ketertiban di Indonesia.

 

)* Penulis merupakan pengamat kebijakan publik

 

Pemerintah Undang Para Ahli Berkapasitas untuk Beri Masukan pada RUU Polri

Jakarta – Pemerintah bersama DPR RI berkomitmen untuk memastikan pembahasan revisi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (UU Polri) dilakukan secara terbuka dan melibatkan berbagai pihak yang berkapasitas. Dalam upaya menjaga transparansi, pemerintah akan mengundang para ahli hukum, akademisi, serta masyarakat sipil guna memberikan masukan terhadap rancangan regulasi tersebut.

Ketua DPR RI, Puan Maharani, menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu terprovokasi atau berspekulasi terkait beredarnya Surat Presiden (Surpres) mengenai revisi UU Polri di media sosial. Menurutnya, hingga saat ini DPR belum menerima dokumen resmi terkait revisi tersebut.

“Jadi kami pimpinan DPR belum menerima Surpres tersebut. Jika ada daftar inventarisasi masalah (DIM) yang beredar, itu bukan DIM resmi yang diterima oleh DPR. Itu kami tegaskan,” ujar Puan dalam keterangannya.

Lebih lanjut, Puan meminta masyarakat untuk menunggu dokumen resmi RUU Polri yang akan disampaikan oleh pemerintah kepada DPR. Ia menekankan pentingnya menelaah dokumen resmi guna menghindari misinformasi yang dapat menimbulkan kegaduhan publik.

Sementara itu, Komisi III DPR RI menegaskan bahwa proses revisi UU Polri akan dilakukan secara transparan dengan melibatkan partisipasi publik secara luas. Anggota Komisi III, Hinca Pandjaitan, menegaskan bahwa prinsip keterbukaan selalu menjadi pedoman dalam setiap penyusunan regulasi.

“Jika nantinya RUU Polri dialihkan ke Komisi III, pembahasannya akan dilakukan secara terbuka seperti yang telah kami lakukan sebelumnya dalam revisi KUHAP,” jelas Hinca.

Ia juga menekankan bahwa pendekatan diskusi yang inklusif akan diterapkan dalam pembahasan RUU Polri, termasuk melalui presentasi, penjelasan substansi, serta dialog bersama berbagai pihak yang berkepentingan.

“Dalam revisi KUHAP, kami melibatkan banyak pihak untuk berdialog, dan hal yang sama akan diterapkan dalam pembahasan RUU Polri. Transparansi adalah prinsip utama kami,” tambahnya.

Sebagai bagian dari upaya mewujudkan undang-undang yang lebih baik, pemerintah akan mengundang para ahli hukum, akademisi, serta organisasi masyarakat sipil dalam proses diskusi dan penyusunan regulasi. Hal ini dilakukan agar RUU Polri dapat menjawab tantangan zaman dan memperkuat tata kelola kepolisian yang profesional serta sesuai dengan prinsip demokrasi dan hak asasi manusia.

Komisi III DPR RI pun menegaskan bahwa seluruh tahapan pembahasan akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan agar regulasi yang dihasilkan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dan institusi kepolisian itu sendiri.

Dengan adanya komitmen transparansi dan keterlibatan banyak pihak dalam penyusunan RUU Polri, diharapkan regulasi ini dapat menjadi payung hukum yang lebih efektif dalam memperkuat institusi kepolisian di Indonesia. [-red]

 

Pemerintah Jamin Masukan dan Usulan Masyarakat Terserap dalam RUU Polri

Jakarta – Pemerintah memastikan bahwa pembahasan Revisi Undang-Undang Kepolisian Republik Indonesia (RUU Polri) akan melibatkan partisipasi publik secara luas. Wakil Ketua Komisi III DPR, Hinca Panjaitan, menegaskan bahwa DPR akan bersikap terbuka terhadap berbagai masukan masyarakat dalam penyusunan revisi RUU Polri dan RUU Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

 

Hinca menyatakan bahwa keterlibatan masyarakat dalam proses legislasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi guna memastikan substansi dalam RUU tersebut benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan publik. “(Partisipasi publik) itu sudah kewajiban,” ujarnya.

 

Sebelumnya, DPR telah menerima Surat Presiden (Surpres) untuk membahas revisi RUU KUHAP pada 25 Maret 2025. Ketua DPR RI, Puan Maharani, membenarkan hal tersebut, meskipun ia belum memastikan alat kelengkapan dewan (AKD) mana yang akan menangani pembahasan. RUU KUHAP menjadi inisiatif DPR dalam program legislasi nasional prioritas 2025 dan dianggap penting untuk disesuaikan dengan perkembangan hukum terkini.

 

Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman, menegaskan bahwa pembahasan RUU KUHAP akan lebih dahulu diselesaikan sebelum RUU Polri dibahas. Hal ini bertujuan untuk menghindari pengaturan yang tumpang-tindih terkait kewenangan aparat penegak hukum. “RUU KUHAP harus rampung lebih dulu karena fungsinya akan mengatur prosedur kepolisian dalam penanganan kasus,” ujarnya.

 

Di sisi lain, Puan Maharani menepis isu yang beredar terkait adanya dokumen Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU Polri yang telah disusun. Ia menegaskan bahwa dokumen yang beredar di media sosial bukanlah dokumen resmi yang berasal dari DPR atau pemerintah. “Jadi kalau sudah ada DIM yang beredar, itu bukan DIM resmi. Itu kami tegaskan,” ujar Puan.

 

Lebih lanjut, Puan juga menyatakan bahwa hingga saat ini DPR belum menerima Surpres dari pemerintah terkait pembahasan RUU Polri. Dengan demikian, wacana revisi undang-undang tersebut masih dalam tahap awal dan belum masuk ke dalam agenda resmi parlemen.

 

Pemerintah dan DPR berkomitmen untuk menyerap aspirasi masyarakat dalam pembahasan RUU Polri guna memastikan regulasi yang lebih baik bagi institusi kepolisian dan masyarakat luas. Langkah ini diharapkan dapat menghasilkan peraturan yang sesuai dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, serta menjawab kebutuhan hukum di Indonesia.

 

Pemerintah Persilakan Masyarakat Sampaikan Aspirasi dalam RUU Polri

Oleh : Dirandra Falguni )*

 

Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) memastikan bahwa masyarakat memiliki ruang untuk menyampaikan aspirasi dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Kepolisian Negara Republik Indonesia (RUU Polri). Komitmen ini sejalan dengan prinsip transparansi dalam proses legislasi yang terus dijaga oleh DPR RI, khususnya Komisi III yang bertanggung jawab dalam pembahasan regulasi di bidang hukum dan keamanan.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Hinca Panjaitan, menegaskan partisipasi publik dalam revisi Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP) dan RUU Polri merupakan suatu kewajiban. DPR RI membuka peluang bagi masyarakat untuk memberikan masukan terkait substansi yang diatur dalam kedua RUU tersebut guna memastikan efektivitas regulasi yang akan diterapkan.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman, menekankan pentingnya pembaruan KUHAP agar selaras dengan perkembangan hukum di Indonesia, terutama dalam mendukung implementasi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang akan mulai berlaku pada Januari 2026. Dengan adanya pembaruan ini, revisi RUU Polri diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan hukum yang lebih luas.

DPR RI telah memiliki rekam jejak dalam mengedepankan transparansi dalam pembahasan revisi KUHAP. Pendekatan serupa juga akan diterapkan dalam revisi UU Polri, di mana berbagai pihak akan diundang untuk memberikan masukan, termasuk akademisi, praktisi hukum, serta organisasi masyarakat sipil yang memiliki kompetensi di bidang kepolisian dan hukum pidana.

Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan penempatan sejumlah perwira tinggi Polri di berbagai kementerian dan lembaga telah sesuai dengan regulasi yang berlaku. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi dasar hukum utama bagi penugasan tersebut.

Selain itu, peraturan teknis seperti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil juga mengatur bahwa anggota Polri dapat menduduki jabatan ASN tertentu. Pasal 28 ayat 3 UU Nomor 2 Tahun 2002 menyatakan bahwa anggota Polri dapat ditugaskan di luar institusi kepolisian setelah mengundurkan diri atau pensiun. Namun, ada beberapa kasus, penugasan anggota Polri di kementerian dilakukan melalui mekanisme yang telah ditetapkan pada Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 12 Tahun 2018.

Ketua DPR RI, Puan Maharani mengungkapkan hingga saat ini belum ada pembahasan resmi terkait revisi UU Polri di DPR RI periode 2024-2029. Draf naskah maupun daftar inventarisasi masalah (DIM) yang beredar di media sosial bukanlah dokumen resmi DPR. Selain itu, hingga saat ini DPR juga belum menerima surat presiden (Surpres) dari pemerintah terkait revisi UU Polri.

Pembahasan RUU Polri harus mengedepankan prosedur yang transparan serta berlandaskan prinsip akuntabilitas. Ia meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi terhadap dokumen yang belum memiliki landasan resmi. Sebagai bagian dari komitmen terhadap keterbukaan, DPR akan memastikan bahwa setiap perkembangan pembahasan regulasi ini akan diinformasikan secara resmi kepada publik.

Komisi III DPR RI menegaskan bahwa revisi UU Polri akan dibahas secara terbuka dan melibatkan berbagai ahli hukum serta pemangku kepentingan. Anggota Komisi III DPR, Soedeson Tandra, menilai bahwa revisi UU Polri harus dilakukan secara cermat agar dapat menyesuaikan diri dengan revisi KUHAP yang saat ini sedang menjadi prioritas pembahasan di parlemen.

Menurutnya, perubahan dalam hukum acara pidana akan berdampak langsung pada tata kelola kepolisian, sehingga diperlukan koordinasi yang baik antara kedua regulasi tersebut. Pembahasan RUU Polri baru dapat dilakukan setelah penyelesaian revisi KUHAP agar tidak terjadi tumpang-tindih dalam pengaturan kewenangan aparat penegak hukum.

DPR juga memastikan bahwa revisi UU Polri akan menjadi contoh transparansi dalam legislasi. Setiap tahapan pembahasan akan disampaikan secara jelas kepada publik dan melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak. Dengan demikian, regulasi yang dihasilkan nantinya akan memiliki legitimasi yang kuat serta dapat diterima oleh seluruh elemen masyarakat.

Pemerintah dan DPR telah menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga keterbukaan serta partisipasi publik dalam pembahasan revisi UU Polri. Hingga saat ini, DPR masih menunggu Surpres dari pemerintah sebagai dasar resmi untuk membahas regulasi ini.

Berbagai mekanisme penugasan perwira Polri di luar institusi kepolisian telah memiliki dasar hukum yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan kelembagaan. DPR berjanji pembahasan RUU Polri akan dilakukan secara inklusif, dengan melibatkan akademisi, praktisi hukum, serta masyarakat sipil guna memastikan bahwa regulasi yang dihasilkan dapat menjawab tantangan zaman dan kebutuhan hukum nasional.

Berbagai langkah strategis telah diambil untuk memastikan bahwa revisi UU Polri tetap sejalan dengan kebutuhan hukum dan perkembangan masyarakat. Salah satu aspek yang ditekankan dalam pembahasan adalah peningkatan profesionalisme kepolisian dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan prinsip negara hukum. Regulasi yang diperbarui nantinya akan memberikan kepastian hukum yang lebih jelas bagi aparat kepolisian dalam menjalankan tugas penegakan hukum, perlindungan, dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, revisi ini juga bertujuan untuk memperkuat mekanisme pengawasan internal dan eksternal terhadap institusi kepolisian agar tetap transparan, akuntabel, serta berorientasi pada kepentingan publik.

)* Kontributor Beritakapuas.com

Pertamina Pastikan Pasokan BBM Aman Selama Arus Balik Lebaran 2025

Jakarta – Menyambut musim mudik dan balik Lebaran 2025, PT Pertamina Patra Niaga memastikan bahwa pasokan bahan bakar minyak (BBM) tetap aman dan tersedia bagi masyarakat. Sejumlah langkah strategis telah disiapkan guna menjamin kelancaran distribusi serta kenyamanan pemudik di seluruh Indonesia.

 

PTH Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, mengungkapkan bahwa berbagai layanan tambahan telah disiapkan untuk memastikan ketersediaan BBM selama arus mudik dan arus balik Lebaran.

 

“Pertamina Patra Niaga telah menyiapkan 1.832 SPBU Siaga, 57 unit Kiosk Pertamina Siaga atau SPBU Modular di titik-titik strategis, serta 200 unit Pertamina Delivery Service (PDS) yang siap melayani kebutuhan pemudik, khususnya di jalur padat kendaraan. Selain itu, mobil tangki standby juga disiagakan sebagai SPBU Kantong untuk memastikan distribusi tetap lancar,” jelas Mars Ega.

 

Selain menjamin pasokan BBM, Pertamina Patra Niaga juga menghadirkan berbagai promo menarik bagi pemudik. Langkah ini diharapkan dapat memberikan manfaat lebih bagi masyarakat yang memilih BBM berkualitas tinggi selama perjalanan mudik.

 

“Kami memberikan potongan harga Rp300,- per liter untuk Pertamax Series dan Dex Series setiap hari Senin dan Jumat melalui aplikasi MyPertamina, serta promo menarik lainnya yang bisa dinikmati di Serambi MyPertamina,” tambahnya.

 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, turut menegaskan bahwa kualitas BBM Pertamina tidak perlu diragukan. Pemerintah secara aktif melakukan pemantauan dan pengecekan di berbagai wilayah guna memastikan bahwa BBM yang dijual kepada masyarakat telah memenuhi standar dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas).

 

“Kami mengecek hampir semua wilayah untuk memastikan bahwa BBM yang dijual kepada masyarakat telah memenuhi standar dari Dirjen Migas. Ini penting agar masyarakat merasa aman dan nyaman dalam menggunakan BBM Pertamina,” ujar Bahlil.

 

Lebih lanjut, Menteri ESDM juga memastikan bahwa stok BBM nasional dalam kondisi aman selama masa mudik dan balik Lebaran. Dengan adanya jaminan stok yang memadai, masyarakat diharapkan dapat merasakan perjalanan yang lancar tanpa kekhawatiran terhadap ketersediaan BBM.

 

“Saat ini stok BBM cukup untuk 18 hingga 21 hari. Jawa Timur yang disuplai dari Terminal BBM Tuban juga dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

 

Dukungan terhadap kelancaran distribusi energi juga datang dari Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Freddy Anwar. Ia menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan infrastruktur dan sarana pendukung guna memastikan distribusi energi berjalan lancar.

 

“Kami telah menyiapkan infrastruktur yang andal untuk memastikan keamanan pasokan BBM, LPG, dan Avtur, terutama menghadapi lonjakan kebutuhan energi selama arus mudik dan arus balik Idul Fitri 2025,” ujar Freddy.

 

Langkah-langkah yang telah disiapkan Pertamina sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendukung kelancaran arus mudik dan balik Lebaran. Dengan memastikan stok BBM dalam kondisi aman, meningkatkan infrastruktur distribusi, serta menghadirkan layanan tambahan bagi pemudik, pemerintah bersama Pertamina terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

 

Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk merencanakan perjalanan dengan baik dan memanfaatkan layanan digital seperti MyPertamina guna memperoleh informasi terbaru seputar lokasi SPBU, promo BBM, serta layanan lainnya. Dengan kesiapan yang matang dari berbagai pihak, diharapkan musim mudik dan balik Lebaran tahun ini berjalan lancar dan nyaman bagi seluruh pemudik di Indonesia.

 

 

[edRW]

Pemerintah Pastikan Stok BBM Aman, Arus Balik Lebaran 2025 Lancar dan Nyaman

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) selama arus balik Lebaran 2025 dalam kondisi aman dan mencukupi. Dengan perencanaan matang dan koordinasi yang kuat, masyarakat dapat melakukan perjalanan dengan lancar tanpa kendala bahan bakar.

 

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pasokan BBM nasional terjaga dan mencukupi.

 

“Kami pastikan stok BBM aman dan distribusi berjalan lancar. Pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk menjamin kebutuhan masyarakat terpenuhi,” ujarnya

 

Sebagai garda terdepan dalam distribusi energi, PT Pertamina Patra Niaga juga telah menyiapkan berbagai langkah strategis. Perusahaan pelat merah ini mengoperasikan enam terminal BBM, empat terminal elpiji, dan 224 SPBU siaga 24 jam di jalur utama mudik dan balik. Selain itu, Pertamina menyiapkan 65 mobil tangki sebagai “Mobil Kantong” untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.

 

Pemerintah dan Pertamina juga terus berkoordinasi dengan kepolisian dan pengelola jalan tol guna memastikan distribusi BBM tetap optimal. Dengan langkah-langkah ini, masyarakat bisa lebih tenang dalam perjalanan kembali ke kota masing-masing setelah merayakan Lebaran.

 

Keberhasilan pemerintah dalam memastikan ketersediaan BBM ini mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan. Direktur Eksekutif Human Studies Institute (HSI), Rasminto, menyebut upaya ini sebagai bukti nyata bahwa pemerintah selalu hadir menjaga stabilitas energi dan kenyamanan masyarakat.

 

“Kami mengapresiasi Pertamina dalam menjamin pasokan BBM selama masa mudik dan arus balik Lebaran. Kesigapan itu akhirnya membuat mudik Lebaran kali ini makin nyaman,” ujar Rasminto kepada media.

 

Selain itu, pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tetap bijak dalam menggunakan BBM, terutama dengan memilih jenis bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Dengan demikian, selain memastikan kelancaran arus balik, pemerintah juga berupaya mendukung kebijakan energi berkelanjutan demi masa depan yang lebih baik.

 

Dengan kerja sama solid antara pemerintah, Pertamina, dan pihak terkait, arus balik Lebaran 2025 diharapkan berjalan lancar tanpa hambatan BBM.

 

 

[edRW]

Pemerintah Pastikan Kualitas dan Pasokan BBM Selama Masa Arus Balik

Oleh: Mala Kurniasih )*

 

Pemerintah memastikan kelancaran arus balik Lebaran 2025 dengan menjamin pasokan dan kualitas bahan bakar minyak (BBM) di seluruh Indonesia. Upaya ini dilakukan guna memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang melakukan perjalanan setelah merayakan Idulfitri di kampung halaman. Melalui berbagai langkah strategis, pemerintah dan PT Pertamina Patra Niaga telah menyiapkan sarana dan fasilitas guna menjamin ketersediaan BBM serta elpiji dalam kondisi aman serta kesiapan penuh dalam mendukung kelancaran distribusi energi.

Berbagai fasilitas telah dioperasikan, termasuk enam terminal BBM, empat terminal elpiji, dan lima depot pengisian pesawat udara. Sebanyak 224 SPBU siaga dioperasikan selama 24 jam nonstop, didukung oleh 1.875 agen elpiji dan pangkalan siaga. Selain itu, layanan tambahan seperti 65 mobil kantong BBM dan SPBU modular disiapkan untuk memastikan distribusi yang optimal di berbagai titik strategis.

Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Freddy Anwar, menegaskan stok BBM dan elpiji telah dipastikan dalam kondisi aman. Seluruh pekerja Pertamina Patra Niaga juga tetap bersiaga tanpa libur guna memastikan layanan energi tetap berjalan optimal. Dengan adanya langkah ini, masyarakat diharapkan dapat melakukan perjalanan dengan lebih tenang tanpa harus khawatir terhadap ketersediaan bahan bakar.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, meninjau pasokan BBM di Rest Area KM 207A Cirebon guna memastikan kualitas yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dengan proses pengecekan yang ketat, pemerintah menjamin bahwa BBM yang dijual di SPBU telah memenuhi standar berat jenis yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM. Langkah ini dilakukan agar masyarakat merasa lebih aman dalam menggunakan BBM selama perjalanan.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa stok BBM nasional dalam keadaan aman dengan ketersediaan BBM mencukupi hingga 21 hari ke depan. Jawa Timur, sebagai salah satu wilayah dengan arus balik yang padat, juga mendapat pasokan yang stabil dari Terminal BBM Tuban. Selain itu, distribusi BBM di wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi juga dalam kondisi stabil guna mengantisipasi peningkatan konsumsi selama arus balik.

Selain menjamin ketersediaan dan kualitas BBM, berbagai inovasi layanan juga dihadirkan untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses bahan bakar. Pertamina Patra Niaga telah menyiapkan 1.832 SPBU Siaga, 57 unit Kiosk Pertamina Siaga atau SPBU Modular di titik-titik strategis, serta 200 unit Pertamina Delivery Service (PDS) guna memastikan distribusi BBM tetap berjalan dengan lancar. Mobil tangki standby juga dikerahkan sebagai SPBU Kantong untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan di lokasi-lokasi tertentu. Dengan berbagai inovasi ini, masyarakat dapat lebih mudah mendapatkan bahan bakar tanpa harus mengalami antrean panjang di SPBU.

Dukungan pemerintah dalam menjaga kelancaran distribusi BBM selama arus balik juga dirasakan oleh para pengemudi. Banyak masyarakat yang mengapresiasi kualitas bahan bakar Pertamina yang tetap terjaga selama perjalanan jauh. Pengemudi yang melakukan perjalanan dari berbagai daerah mengakui bahwa bahan bakar seperti Pertalite dan Pertamax memberikan performa optimal tanpa kendala selama perjalanan. Selain itu, fasilitas yang disediakan di Serambi MyPertamina juga memberikan kenyamanan lebih bagi para pemudik yang membutuhkan tempat istirahat selama perjalanan.

Di balik kelancaran distribusi BBM ini, terdapat dedikasi tinggi dari para pekerja di lapangan. Petugas operator SPBU tetap bertugas selama masa arus balik guna memastikan masyarakat mendapatkan layanan terbaik. Banyak dari mereka yang harus merelakan momen berkumpul dengan keluarga demi menjaga kelancaran distribusi BBM. Semangat dan pengorbanan para pekerja ini menjadi bagian penting dalam memastikan perjalanan masyarakat tetap nyaman dan lancar.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan energi selama arus balik adalah dengan memanfaatkan teknologi digital dalam pemantauan distribusi BBM. Pertamina menggunakan sistem pemantauan real-time yang memungkinkan pengawasan stok dan distribusi BBM secara lebih akurat. Dengan sistem ini, pemerintah dan Pertamina dapat segera mengidentifikasi dan mengatasi potensi kendala dalam distribusi BBM, sehingga pelayanan kepada masyarakat tetap optimal.

Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan memastikan distribusi BBM berjalan optimal tidak hanya selama arus mudik dan arus balik Lebaran, tetapi juga di berbagai situasi lainnya. Dengan adanya sinergi antara pemerintah dan Pertamina, diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaat dari pelayanan energi yang semakin baik dan andal.

Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam menjamin kualitas dan pasokan BBM selama arus balik Lebaran 2025 membuktikan keseriusan pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Dengan koordinasi yang baik serta kesiapan infrastruktur yang memadai, perjalanan arus balik diharapkan dapat berjalan lancar dan aman hingga seluruh masyarakat tiba di tujuan masing-masing. Pemerintah akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan agar pelayanan energi semakin optimal di masa mendatang, sehingga masyarakat selalu merasa nyaman dalam setiap perjalanan yang dilakukan.

)* Penulis adalah Pengamat Kebijakan Publik

Stok BBM Tetap Terjaga Pada Masa Arus Balik 2025

Oleh : Ruli Aulia Wijaya )*

Puncak arus balik 2025 diprediksi akan menjadi momen penting bagi jutaan pemudik yang akan kembali ke kota-kota besar setelah merayakan Idul Fitri di kampung halaman. Sebagai salah satu acara tahunan terbesar, mudik Lebaran membawa tantangan tersendiri bagi berbagai sektor, terutama dalam hal ketersediaan energi. Salah satu isu yang selalu menjadi perhatian adalah stok bahan bakar minyak (BBM), LPG, dan ketersediaan listrik yang cukup untuk mendukung kelancaran perjalanan mudik.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan stok BBM, LPG, dan listrik pada masa mudik 2025 dipastikan dalam kondisi aman. Bahkan, Pemerintah Indonesia melalui berbagai instansi terkait telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif untuk memastikan bahwa kebutuhan energi masyarakat selama arus balik tidak terganggu.

Pernyataan Menteri ESDM yang menyebutkan bahwa stok BBM dipastikan cukup untuk 18-21 hari ke depan dan ketersediaan LPG untuk 30 hari, memberikan rasa aman bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan. Selain itu, pasokan listrik dipastikan cukup dengan stok rata-rata 25 hari, sementara Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) juga terus diperluas untuk mendukung pemudik yang menggunakan kendaraan listrik.

Meningkatnya jumlah SPKLU sebanyak 7,5 kali lipat dibandingkan tahun lalu menjadi indikator bahwa pemerintah siap menghadapi perubahan tren moda transportasi yang semakin beragam. Bagi pemudik yang memilih kendaraan listrik sebagai alat transportasi, mereka dapat merasa lebih tenang karena jumlah SPKLU yang tersebar di jalur-jalur tol dan titik strategis lainnya sudah cukup banyak. Dengan demikian, ketersediaan energi untuk pemudik tidak hanya mencakup BBM, tetapi juga energi alternatif yang ramah lingkungan.

Senada dengan Menteri ESDM, Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, mengatakan pemerintah menjamin stok BBM dan LPG aman untuk menghadapi libur Lebaran 2025. Bahkan, stok BBM saat ini mencukupi untuk 22 hingga 40 hari ke depan. PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas distribusi energi ini sudah menyiapkan langkah-langkah tambahan untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi, terutama di SPBU-SPBU yang berada di jalur mudik.

Selain menjaga ketersediaan energi, pemeriksaan kualitas BBM juga menjadi perhatian penting. Yuliot menegaskan bahwa kualitas BBM yang dijual di SPBU harus sesuai dengan standar yang ditetapkan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir tentang kualitas bahan bakar yang digunakan. Pemerintah melalui Pertamina terus melakukan pengecekan rutin, mulai dari pengiriman hingga distribusi, untuk memastikan bahwa setiap pemudik mendapatkan BBM berkualitas. Hal ini tentu memberikan rasa aman bagi konsumen dan mengurangi kecemasan mengenai potensi masalah kualitas bahan bakar selama perjalanan.

Tidak hanya itu, PTH Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra mengatakan Pertamina juga menambah kesiapan distribusi energi dengan menyiapkan 1.832 SPBU Siaga, 57 unit Kiosk Pertamina Siaga, dan 200 unit Pertamina Delivery Service (PDS) untuk mendukung kelancaran arus mudik. Sejumlah mobil tangki juga disiagakan untuk menjamin kelancaran distribusi BBM, termasuk SPBU kantong yang akan disebar di titik-titik padat kendaraan. Semua langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dan Pertamina untuk memastikan bahwa kebutuhan energi bagi pemudik dapat terpenuhi dengan baik.

Penyediaan energi yang lancar dan berkualitas tidak hanya berpengaruh pada kelancaran arus mudik, tetapi juga pada keselamatan dan kenyamanan masyarakat. Ketika stok BBM, LPG, dan pasokan listrik terjaga dengan baik, perjalanan mudik menjadi lebih aman dan nyaman. Dengan demikian, pemudik dapat fokus menikmati perjalanan dan bertemu dengan keluarga tanpa khawatir akan kekurangan energi yang diperlukan.

Masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh berita atau informasi yang belum tentu benar. Pemerintah dan pihak terkait telah melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa stok energi selama libur Lebaran tetap aman dan cukup. Masyarakat harus lebih bijak dalam menyaring informasi dan mengutamakan narasi positif yang mendorong kelancaran arus mudik.

Para pemudik diharapkan agar tidak perlu khawatir akan stok BBM selama hari raya Idul Fitri dan arus balik 2025 karena dijamin aman, dan pemerintah serta Pertamina telah melakukan persiapan yang matang untuk menjaga kelancaran distribusi energi. Pemudik yang akan melakukan perjalanan, tidak perlu risau tentang ketersediaan BBM.

Dengan langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah dan Pertamina, serta kesiapan semua pihak terkait, mudik Lebaran 2025 dipastikan akan berjalan lancar tanpa gangguan masalah energi. Ini adalah bukti komitmen pemerintah dalam memastikan kenyamanan dan keselamatan masyarakat dalam merayakan Lebaran dengan keluarga.

Selain kesiapan dari pemerintah dan Pertamina, dukungan dari aparat kepolisian dan Kementerian Perhubungan juga turut memastikan kelancaran distribusi energi di sepanjang jalur mudik. Polri telah menyiapkan skema rekayasa lalu lintas guna mengantisipasi kepadatan kendaraan di titik-titik rawan macet, sehingga distribusi BBM ke SPBU tetap lancar. Begitu pula dengan upaya Kementerian Perhubungan dalam mengoordinasikan moda transportasi publik agar dapat beroperasi secara optimal selama arus balik. Sinergi yang kuat antara berbagai pihak ini memastikan bahwa masyarakat tidak hanya mendapatkan kepastian energi, tetapi juga kenyamanan dalam perjalanan.

)* Mahasiswa asal Yogyakarta tinggal di Jakarta

Pemerintah Berhasil Pulangkan WNI yang Terjerat Judi Daring dan Scam di Filipina

Jakarta – Sebanyak 29 warga negara Indonesia (WNI) yang diduga terlibat dalam kasus judi daring dan penipuan daring (online scam) di Filipina berhasil dipulangkan ke Tanah Air.

 

Upaya pemulangan ini dilakukan oleh Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri bekerja sama dengan otoritas setempat. Para WNI tersebut tiba di Indonesia setelah diamankan di Filipina karena aktivitas ilegal yang bertentangan dengan hukum negara tersebut.

 

Brigjen Pol. Untung Widyatmoko, Kepala SES National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia, menjelaskan bahwa 29 WNI yang dipulangkan terdiri dari 21 pria dan delapan wanita.

 

Mereka diketahui bekerja di sebuah perusahaan judi daring dan penipuan daring yang beroperasi di Kanlaon Tower, Pasay City, Metro Manila. Sesampainya di Indonesia, mereka langsung menjalani proses administrasi yang dilakukan oleh Bagjatranin Set NCB Interpol Indonesia.

 

“Dittipidsiber Bareskrim Polri juga melakukan berita acara interview terhadap 29 WNI ini. Data yang dikumpulkan akan dianalisis lebih lanjut untuk membedakan siapa yang menjadi korban dan siapa yang berperan sebagai pelaku,” ungkap Brigjen Untung.

 

Keberhasilan pemulangan ini menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam melindungi WNI di luar negeri. Langkah ini juga menunjukkan sinergi kuat antara Polri dan otoritas Filipina dalam memberantas praktik kejahatan transnasional, khususnya yang berkaitan dengan judi daring dan penipuan daring.

 

Kasus serupa bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, Polri juga berhasil menyelamatkan 569 pekerja migran Indonesia (PMI) dari tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myawaddy, Myanmar.

 

Penyelamatan dilakukan dalam dua tahap, yakni 400 orang pada tahap pertama dan 169 orang pada tahap kedua. Para korban diketahui dieksploitasi dalam berbagai modus penipuan daring, seperti investasi bodong dan love scam.

 

Dengan keberhasilan ini, pemerintah diharapkan dapat semakin memperkuat upaya pencegahan agar tidak ada lagi WNI yang terjebak dalam sindikat kejahatan serupa. Edukasi kepada masyarakat tentang bahaya dan modus operandi penipuan daring serta judi daring menjadi langkah strategis dalam mencegah kejadian serupa di masa mendatang.