Fokus Pada Masyarakat, Presiden Prabowo Instruksikan Kolaborasi Lintas Sektor Percepat Atasi Bencana
Jakarta – Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam menanggulangi bencana di
seluruh Indonesia, termasuk banjir yang melanda wilayah Jabodetabek. Presiden
Prabowo Subianto telah memerintahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) untuk segera mengambil langkah-langkah penanganan.
“Presiden
juga bilang tadi bahwa ada beberapa daerah yang sekarang mengalami kebanjiran,
dan sudah koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk segera
ditangani,” ujar Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi.
Menurut
Hasan, Presiden Prabowo secara khusus menyoroti kondisi banjir di Bekasi dan
telah memastikan koordinasi dengan BNPB.
“Presiden
juga mention tadi soal Bekasi dan sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,” ungkapnya.
Ia
juga menegaskan bahwa masyarakat terdampak akan segera mendapatkan bantuan.
“Pasti
akan ditanggulangi sebaik-baiknya karena sudah ada arahan dari presiden ke
Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB,” tuturnya.
Senada, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul
menyatakan bahwa Presiden Prabowo telah menginstruksikan seluruh pihak,
termasuk TNI, Polri, dan relawan, untuk bersinergi dalam penanganan bencana.
“Presiden
menginstruksikan agar seluruh pihak, termasuk TNI, Polri, dan relawan,
bersinergi dalam penanganan bencana. Seperti yang selalu terjadi, setiap kali
ada bencana, seluruh elemen bangsa bersatu padu untuk memberikan bantuan, mulai
dari evakuasi, pengungsian, hingga tahap rehabilitasi,” kata Gus Ipul.
Menindaklanjuti
arahan Presiden, pemerintah pusat dan daerah, termasuk Pemprov DKI Jakarta dan
Pemprov Jawa Barat, telah bergerak cepat menyalurkan bantuan.
Bantuan
berupa kasur, bantal, obat-obatan, pakaian, serta tenda bagi pengungsi telah
didistribusikan. Selain itu, dapur umum telah didirikan, salah satunya di
Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
Sementara
itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan bahwa operasi modifikasi
cuaca akan terus dilakukan hingga 8 Maret 2025 untuk mengantisipasi cuaca
ekstrem. “OMC (operasi modifikasi cuaca) sekali lagi kami akan laksanakan
sampai tanggal 8,” kata Suharyanto.
Pemerintah juga memastikan
langkah mitigasi terus berjalan guna meminimalkan dampak bencana bagi
masyarakat.