Danantara Pastikan Buka Lapangan Kerja melalui Sejumlah Langkah Strategis

Oleh: Rahman Prawira)*

Di tengah tantangan ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih pascapandemi dan ancaman disrupsi teknologi yang kian nyata, Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam membuka lapangan kerja dan menciptakan ekosistem ekonomi yang inklusif. Salah satu langkah konkret yang layak mendapat perhatian adalah melalui Danantara, sebuah inisiatif strategis nasional yang bertujuan mendorong penciptaan lapangan kerja melalui pemberdayaan sektor digital, industri kreatif, dan ekonomi lokal berbasis potensi daerah.

Daya Anagata Nusantara (Danantara) merupakan program kolaboratif yang secara langsung diarahkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam rangka menyiapkan Indonesia menghadapi era transformasi ekonomi berbasis digital. Program ini tidak hanya mempersiapkan tenaga kerja agar melek teknologi, tetapi juga menciptakan ruang-ruang baru bagi generasi muda untuk berwirausaha dan berkembang.

Langkah ini sangat tepat mengingat Indonesia sedang memasuki bonus demografi, di mana sebagian besar penduduk berada pada usia produktif. Pemerintah melalui Danantara memaksimalkan momentum ini untuk menumbuhkan sektor-sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Salah satunya adalah dengan mendorong digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

Menurut data dari Kementerian Ketenagakerjaan, hingga pertengahan 2025, program Danantara telah berkontribusi pada penciptaan lebih dari 2,3 juta lapangan kerja baru di berbagai sektor, mulai dari digital marketing, konten kreatif, teknologi finansial, hingga pengembangan pariwisata lokal berbasis komunitas. Angka ini diyakini akan terus bertambah seiring dengan masifnya pelatihan dan dukungan inkubasi usaha yang diberikan pemerintah kepada masyarakat.

Program Danantara merupakan salah satu bentuk jawaban pemerintah atas kebutuhan zaman, dapat dilihat bahwa pendekatan program yang tidak hanya bersifat top-down, tetapi juga partisipatif dan lokal, menjadi kunci keberhasilannya. Pemerintah menegerti bahwa lapangan kerja tidak bisa diciptakan hanya dengan proyek-proyek besar. Harus ada pendekatan yang menyentuh masyarakat akar rumput, dan Danantara dinilai berhasil melakukannya. Ini merupakan tindak lanjut atas pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya menyebutkan bahwa pembentukan Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia (Danantara) merupakan langkah strategis untuk mempercepat investasi hilirisasi dan penciptaan lapangan kerja.

Menurut Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, Semua program pemerintah tujuan nomor satu itu adalah penciptaan lapangan kerja. Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menjadikan penciptaan lapangan kerja sebagai prioritas utama melalui berbagai program strategis. Pernyataan tersebut juga selaras dengan arah kebijakan pembangunan nasional yang menempatkan sektor ketenagakerjaan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.

Selain itu, salah satu keberhasilan nyata dari program dapat dilihat di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, di mana ratusan pemuda yang sebelumnya menganggur kini aktif dalam komunitas digital kreatif binaan Danantara. Mereka dilatih membuat konten digital, mengelola toko daring, hingga membangun aplikasi sederhana berbasis kebutuhan lokal. Hasilnya yakni pendapatan mereka meningkat, ketergantungan terhadap pekerjaan formal berkurang, dan semangat kewirausahaan tumbuh subur.

Sementara itu, Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi dalam keterangannya menyatakan bahwa Danantara merupakan simbol keseriusan pemerintah dalam membangun masa depan ekonomi Indonesia yang berdaya saing global. Pihaknya menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa lagi hanya bergantung pada sektor konvensional. Dunia berubah, dan harus menyiapkan SDM yang adaptif dan kreatif. Danantara adalah bukti nyata dari visi Presiden bahwa digitalisasi harus menjadi pintu pembuka kesejahteraan rakyat.

Namun, yang paling menarik dari Danantara adalah komitmennya terhadap inklusivitas. Program ini tidak hanya menyasar daerah-daerah urban, tetapi justru menjadikan desa sebagai titik awal transformasi. Lewat kerja sama dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), Danantara hadir dalam bentuk pelatihan digitalisasi untuk pengelolaan BUMDes, pemasaran produk lokal secara daring, hingga pelatihan literasi keuangan digital. Dengan cara ini, desa tidak lagi menjadi daerah tertinggal, tetapi pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Tak hanya membuka lapangan kerja, Danantara juga membentuk ekosistem yang mendukung lahirnya inovasi. Pemerintah menyediakan pendampingan, akses modal, serta platform digital agar pelaku usaha dan kreator lokal dapat berkembang dengan cepat. Upaya ini terintegrasi dengan program Digital Talent Scholarship dan Startup Studio Indonesia, yang semuanya diarahkan untuk mempercepat inklusi ekonomi digital.

Dengan pendekatan yang menyeluruh, bukan hal yang berlebihan jika kita menyebut Danantara sebagai salah satu langkah strategis terbaik yang diambil pemerintahan saat ini dalam mengatasi tantangan pengangguran dan ketimpangan ekonomi. Bukan hanya menyelesaikan masalah jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi jangka panjang yang kokoh bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

Tentu, keberhasilan Danantara harus terus diikuti dengan evaluasi dan penguatan kelembagaan. Tetapi sejauh ini, program ini telah menunjukkan hasil yang konkret dan membawa harapan baru, terutama bagi generasi muda. Dukungan masyarakat dan sektor swasta pun menjadi kunci agar semangat pemberdayaan yang dibawa Danantara tidak hanya menjadi proyek, tetapi gerakan nasional yang berkelanjutan.

Pemerintah telah mengambil langkah yang tepat. Kini, saatnya seluruh elemen bangsa bersatu mendukung dan mengawal keberhasilan program ini. Demi terwujudnya Indonesia yang lebih sejahtera, adil, dan berdaya saing.

*) Penulis merupakan pengamat ekonomi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *